"Nggak juga mas."
"Oooo....."
Mau ngomong lebih lanjut, mas pelayan datang dan membawa mie ayam yang aromanya membuat perutku berteriak sekeras-kerasnya. Begitu mie ayam sampai, kami melanjutkan makan. Lebih-lebih aku sudah lapar banget seperti sudah dua tahun gak makan.Â
Tiba-tiba, Indah menyudahi makannya dan memanggil mas pelayan.
"Mas, maafkan aku. Aku lupa bawa uang. Bagaimana ini?"Â
Mas pelayan itu tidak bisa menjawab. Tatapannya seolah tak percaya, tetapi tidak bisa berkata apa-apa. Sepertinya mas pelayan kebingungan.
"Mas, biar aku yang bayar." Aku berkata untuk menghancurkan kekakuan yang ada. Mas pelayan bernafas lega dan kembali meninggalkan kami.
"Sudahlah Indah, kamu habiskan saja. Mienya enak banget loh." Kataku pada Indah.
"Terima kasih mas Bayu. Kamu menyelamatkanku."
Indah sepertinya sangat lega. Entah seperti ada beban berat yang tiba-tiba saja hilang. Dia tersenyum sangat manis. Senyuman yang membuatku terpana dan tak tahu harus berkata apa. Duh! Ada apa dengan hatiku ini.
"Sudahlah. Mari kita makan." Jawabku sambil menahan gejolak yang tiba-tiba saja muncul.