Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan Berbaju Merah

27 Mei 2018   21:34 Diperbarui: 27 Mei 2018   21:42 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nggak juga mas."

"Oooo....."

Mau ngomong lebih lanjut, mas pelayan datang dan membawa mie ayam yang aromanya membuat perutku berteriak sekeras-kerasnya. Begitu mie ayam sampai, kami melanjutkan makan. Lebih-lebih aku sudah lapar banget seperti sudah dua tahun gak makan. 

Tiba-tiba, Indah menyudahi makannya dan memanggil mas pelayan.

"Mas, maafkan aku. Aku lupa bawa uang. Bagaimana ini?" 

Mas pelayan itu tidak bisa menjawab. Tatapannya seolah tak percaya, tetapi tidak bisa berkata apa-apa. Sepertinya mas pelayan kebingungan.

"Mas, biar aku yang bayar." Aku berkata untuk menghancurkan kekakuan yang ada. Mas pelayan bernafas lega dan kembali meninggalkan kami.

"Sudahlah Indah, kamu habiskan saja. Mienya enak banget loh." Kataku pada Indah.

"Terima kasih mas Bayu. Kamu menyelamatkanku."

Indah sepertinya sangat lega. Entah seperti ada beban berat yang tiba-tiba saja hilang. Dia tersenyum sangat manis. Senyuman yang membuatku terpana dan tak tahu harus berkata apa. Duh! Ada apa dengan hatiku ini.

"Sudahlah. Mari kita makan." Jawabku sambil menahan gejolak yang tiba-tiba saja muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun