Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Semua Jagoan Itu Jempol - Epilog

30 November 2015   13:42 Diperbarui: 30 November 2015   14:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu kan tentang isu maraknya kejahatan yang tiba-tiba menghilang di kampung Kamposiana? Iya itu! Itu terjadi sejak pertemuan antara Ben dan Nero yang ternyata telah saling hohohihe dan hihihoho, cipika dan cipiki.

Ini membuat masyarakat kampung Kamposiana jadi bertanya-tanya. Kok ya ada kejahatan bisa hilang akibat terjadinya cinta dua anak manusia yang tidak jelas dari mana asalnya, dimana terjadinya, kapan mulainya. Pokoknya semua bisa menjadi pertanyaan. 

Karena masyarakat kampung Kamposiana kebanyakan orang-orang yang suka ngobrol online bahkan nulis-nulis acak.  Jadilah, media Kamposiana jadi heboh! Muncul banyak tulisan yang gak jelas juntrungannya. Apalagi komentarnya! Mulai dari yang abal-abal, model KW sampai sampah tiba-tiba nongol begitu saja. Sampai-sampai cerita si Ben sendiri malah ngilang seperti banyak kasus yang sesaat lalu ngilang.

Ada beberapa warga yang meneruskan penasarannya. Mereka mulai mencari-cari hubungan antara jempol setan, kematian ki Amat, ki Pleyun, Ki Samat dengan cerita hubungan Ben dan Nero. Ya susah lah! Nyambung aja belum tentu, kok tiba-tiba berhubungan. Mesra-mesraan lagi kayak mimi lan mintuno... waduh ini siapa lagi ya? #pusing

Ada dua jomblo yang sebenernya guanteng-guanteng tapi bukan Sri galau. Ketemu sama Sri saja belum berani kok, beraninya cuma rasan-rasan eh ngomongin di belakang saja, ya kadang di belakang sekolah, kadang di belakang gardu poskamling, kadang juga di belakang warung mpok Ijah yang remang-remang karena memang jualan lilin. 

Mereka adalah Bono dan Benu. Mereka ini mencoba merangkai semua kejadian untuk mengambil kesimpulan. Hanya saja mereka lupa naruh di mana tuh yang namanya kesimpulan.

"Bon, kamu merasa aneh gak dengan Ben dan Nero?"

"Iya. Aneh."

"Kok bisa mereka menjalin asmara, padahal di sini kan gak ada asrama?"

"Betul"

"Kemarin aku ketemu sama Mpok Atik, katanya semua ini gara-gara jempol setan?"

"Hah? Iya tah? Gimana ceritanya"

"Begini....."

 

--- oOo ---

 

Sejak kematian Ki Pleyun, Ben mencari guru baru. Untunglah ketemu dengan Ki Samad. Ben akhirnya tinggal sama Ki Samad. Ki Samad tahu semua cerita Ben termasuk bagaimana Ben bisa mengalahkan jempol setan dan merahasiakan hal ini sampai kematiannya.

Selama tinggal di padepokan Ki Samad, jempol setan tidak lagi bisa menemui Ben. Itu sebabnya jempol setan jadi frustasi. Bayangin, jempol saja bisa frustasi apalagi setan. Setan yang gak nemu korban ya kadang-kadang bisa stres berdiri loh. Udah dandan nakutin eh adanya cuman jangkrik dan tikus, udah gitu tikusnya tikus got ya mending tikus berdasi.

Nah pas frustasi itu kok ya ketemu sama Nero. Jempol setan terhibur, setidaknya dia bisa makan korban lagi. Sip lah! Namanya rejeki gak akan kemana. 

Jempol setan menghampiri Nero. Dia membesarkan dirinya dan berdiri di depan Nero. Lalu menyeringai memperlihatkan giginya yang tajam-tajam berkarat seperti pisau gak pernah diasah. Dia berharap Nero takut dan melarikan diri hingga kejebur sungai yang airnya punyai kecepatan suara.

"Eh jempol! Emang lu aja yang bisa gedein badan. Gue juga bisa!" Kata Nero sambil memutar badan ala bencong lalu membuka lengan bajunya hingga terlihat kekar seperti binaraga internasional.

"Ayo sini setan, gua cium lu nyahok. Kayak belum pernah dicium bencong aja." Begitu terus Nero.

Mendengar itu, jempol setan ingat cerita kalau dicium bencong bisa kena penyakit HIV stadium 24, akhir jempol setan ketakutan dan melarikan diri. Eh, kok ya malah kejebur sungai dan menghilang entah kemana.

Saat itu juga Ben melihat kejadian itu. Tanpa sadar dia melihat Nero yang gagah, dia merasa tertarik. Itulah perjumpaan pertama Ben dan Nero yang akhirnya berlanjut dan berlanjut sampai saat ini.

 

--- oOo ---

 

"Begitu kata Mpok Atik." Kata Bono.

"Iya. Aku juga mendengar dari Mpok Ijah." Sahut Benu.

"Jadi kesimpulannya adalah...."

Bono dan Benu sepakat bahwa kesimpulannya mereka tetap jomblo sampai saatnya ketemu jodoh. Mereka mengacungkan jempol. Sementara dari sudut paling jauh dan paling gelap, jempol setan meratapi nasib, karena dia tidak mungkin menakuti Bono dan Benu. Itu karena dia juga jomblo, karena jari-jari yang lain sudah masuk kotak pelaminan.

Amin.

 

------
Ditulis oleh Ki Suki

 

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Fiksi bersambung lainnya baca di sini 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun