"Hah? Iya tah? Gimana ceritanya"
"Begini....."
Â
--- oOo ---
Â
Sejak kematian Ki Pleyun, Ben mencari guru baru. Untunglah ketemu dengan Ki Samad. Ben akhirnya tinggal sama Ki Samad. Ki Samad tahu semua cerita Ben termasuk bagaimana Ben bisa mengalahkan jempol setan dan merahasiakan hal ini sampai kematiannya.
Selama tinggal di padepokan Ki Samad, jempol setan tidak lagi bisa menemui Ben. Itu sebabnya jempol setan jadi frustasi. Bayangin, jempol saja bisa frustasi apalagi setan. Setan yang gak nemu korban ya kadang-kadang bisa stres berdiri loh. Udah dandan nakutin eh adanya cuman jangkrik dan tikus, udah gitu tikusnya tikus got ya mending tikus berdasi.
Nah pas frustasi itu kok ya ketemu sama Nero. Jempol setan terhibur, setidaknya dia bisa makan korban lagi. Sip lah! Namanya rejeki gak akan kemana.Â
Jempol setan menghampiri Nero. Dia membesarkan dirinya dan berdiri di depan Nero. Lalu menyeringai memperlihatkan giginya yang tajam-tajam berkarat seperti pisau gak pernah diasah. Dia berharap Nero takut dan melarikan diri hingga kejebur sungai yang airnya punyai kecepatan suara.
"Eh jempol! Emang lu aja yang bisa gedein badan. Gue juga bisa!" Kata Nero sambil memutar badan ala bencong lalu membuka lengan bajunya hingga terlihat kekar seperti binaraga internasional.
"Ayo sini setan, gua cium lu nyahok. Kayak belum pernah dicium bencong aja." Begitu terus Nero.