Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Fantasy] Manusia Kabut

17 September 2014   03:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410869174787933230

Kedatanganku disambut oleh semua anggota keluarga dengan gembira. Mungkin mereka menganggap anak yang hilang kembali lagi. Maklum, selama delapan tahun ini aku tidak pernah pulang. Bapak dan ibu memelukku erat, melepaskan rindu. Akupun demikian. Adik-adik membantuku mengangkat koper dan tasku. Mereka juga sudah mempersiapkan kamarku.

"Roni, kamu mandi dulu gih, biar segar. Kakekmu ada di belakang sama ayam-ayamnya, sekalian panggilkan untuk segera sarapan. Kita sarapan bareng. Ini ibu sudah siapkan makanan kesukaanmu."

Wah, ternyata kakek belum berubah. Masih asyik dengan ayam-ayamnya. Aku temui kakek sebelum masuk kamar mandi yang terletak di halaman belakang. Begitu melihatku, kakek berdiri. Tidak lupa aku sungkem.

"Roni! Kamu datang nak. Kamu sudah menjadi pria yang matang."

Waduh! Apa arti kalimat kakek ini? Apa mungkin ini ada hubungannya dengan statusku yang sampai saat ini masih lajang? Lebih baik aku mandi sambil sebelum mengingatkan kakek untuk segera sarapan.

-----

"Tadi aku ketemu Asti waktu aku melintasi jembatan masuk dusun. Sayang belum bisa ngobrol karena Asti sedang buru-buru kerja." Kataku membuka pembicaraan ketika kami sekeluarga duduk bersama.

"Asti?"

Semua anggota keluargaku seolah-olah terkejut dengan nama itu. Hanya kakek yang tidak menunjukkan rasa kagetnya. Mereka saling berpandangan tanpa aku tahu apa artinya.

"Kamu apa lihat orang lain selain Asti?" Kakekku bertanya seolah-olah dia tahu sesuatu.

"Benar kakek. Ada beberapa orang yang juga buru-buru hendak ke sawah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun