Mohon tunggu...
angguntolinggi
angguntolinggi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

be yourself, cause nobody can do better

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menyelami dunia anak: beragam minat yang membentuk masa kanak-kanak

29 Desember 2024   19:32 Diperbarui: 29 Desember 2024   19:48 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

“Menyelami Dunia Anak: Beragam Minat yang Membentuk 

                                Masa Kanak-Kanak” 

Murhima A Kau, S.Psi, M.Si, Psikolog, Irvan Usman S.Psi, M. Muthmainnah Ibrahim, S.Psi, M,Psi, 

Anggun Khairun Nisa Tolinggi, Eka Iriany Rahmania

Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

Email: anggunangun.gmail.com, ekariany6@gmail.com

 

                                                                                                                                      ABSTRACT

Childhood is a foundational stage that significantly influences an individual’s life trajectory, where a child’s interests and talents play a crucial role in shaping creativity, character, and personal development. This article explores various interests that emerge during childhood, such as interests in the body, appearance, names, religion, and future careers. These interests are influenced by psychological, environmental, social, and individual factors but also face challenges such as diverse interests, environmental pressures, resource limitations, and stress. Using a qualitative approach based on literature review, this article highlights the importance of strategies such as differentiated learning, literacy enhancement, teacher training, and parental involvement in supporting children’s development. A deep understanding and effective management of children’s interests can create a supportive environment for their growth, allowing them to maximize their potential and achieve success in the future

Keywords: interests, childhood

                                                                                                                                      ABSTRAK

Masa kanak-kanak adalah tahap awal yang berperan penting dalam menentukan arah kehidupan seseorang, di mana minat dan bakat anak menjadi kunci dalam membentuk kreativitas, karakter, dan perkembangan pribadi. Artikel ini membahas berbagai jenis minat yang berkembang pada masa kanak-kanak, seperti minat terhadap tubuh, penampilan, nama, agama, hingga pekerjaan di masa depan. Minat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aspek psikologis, lingkungan, sosial, dan individu, namun juga menghadapi tantangan seperti perbedaan minat, tekanan lingkungan, keterbatasan sumber daya, dan stres. Dengan pendekatan kualitatif berbasis studi literatur, artikel ini menekankan pentingnya strategi seperti pembelajaran yang disesuaikan, peningkatan literasi, pelatihan bagi guru, dan keterlibatan orang tua dalam mendukung perkembangan anak. Pemahaman yang mendalam dan pengelolaan minat yang tepat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan anak, sehingga potensi mereka dapat berkembang secara optimal dan mendukung kesuksesan di masa mendatang.

Kata Kunci: minat, masa kanak-kanak

 

Masa kanak-kanak merupakan tahap pertama kehidupan manusia, dimulai sejak lahir dan berakhir pada masa dewasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat menentukan arah hidup seseorang, dimana orang tersebut mempunyai sifat-sifat dan potensi-potensi tertentu yang menjadi landasan bagi kedewasaan manusia pada masa-masa berikutnya. mengembangkan bakat dan minat anak dilakukan agar mereka dapat belajar atau, di kemudian hari, bekerja di bidang yang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat mereka. Dengan demikian, perkembangan anak dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk belajar dan bekerja dengan cara yang ideal dengan usaha yang lebih sedikit.

Setiap orang memiliki keinginan agar anak mereka menjadi kreatif, dan setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk menjadi kreatif. Satu-satunya masalah adalah bahwa potensi ini hanya dapat direalisasikan ketika ditransfer kepada anak oleh orang lain, memungkinkan anak tersebut tumbuh dengan karya dan gagasan yang spektakuler. Untuk mendorong dan mengembangkan kreativitas dalam minat serta bakat, ini dapat dimulai sejak anak-anak.

Minat didefinisikan sebagai sesuatu yang anak gunakan untuk mengidentifikasi keberadaan pribadinya. Minat berfungsi sebagai sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkannya ketika mereka merasa bebas memilih. Ketika anak melihat bahwa sesuatu itu bermanfaat, mereka merasa tertarik. Ini kemudian memberikan kepuasan. Jika kepuasan itu berkurang, minat pun ikut berkurang. Sebaliknya, kesenangan adalah minat yang sementara. Kesenangan berbeda dari minat bukan dalam kualitas, melainkan dalam ketetapan (persistence). Selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya setinggi minat. Namun, kesenangan cepat memudar karena kegiatan yang ditimbulkannya hanya memberi kepuasan yang sementara. Minat lebih tetap (persistent) karena minat memenuhi kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang.

Minat memotivasi untuk bermain sepanjang masa kanak-kanak. Anak-anak yang menunjukkan minat dalam pelajaran, baik dalam permainan maupun pekerjaan, akan berusaha lebih keras untuk belajar daripada anak-anak yang tidak tertarik atau bosan. Jika pengalaman belajar merupakan kemampuan anak sepenuhnya, stimulasi harus disesuaikan dengan minat anak. Ini adalah "saat siap diajar", ketika anak-anak tertarik pada manfaat dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh dari pengalaman belajar.

Sangat penting untuk memahami berbagai minat anak untuk mendukung perkembangan optimal mereka. Minatnya mendorong anak-anak untuk mencari tahu tentang dunia luar, memperoleh keterampilan baru, dan membangun hubungan sosial. Minat juga mempengaruhi cara anak-anak mengelola emosi mereka, menghadapi kesulitan, dan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Jika anak-anak berada dalam lingkungan yang mendukung, minat mereka dapat menjadi dasar pembelajaran yang lebih dalam dan berkelanjutan.

Artikel ini akan membahas berbagai minat yang sering ditemui pada masa kanak-kanak, bagaimana minat ini memengaruhi perkembangan kreativitas dan karakter anak, dan seberapa penting dukungan dari keluarga, pendidik, dan masyarakat untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat tersebut. Dengan memahami bagaimana minat ini berkembang, kita dapat membuat lingkungan di mana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara harmonis.

Penulisan artikel ini menggunakan melalui studi literatur, yang mencakup buku, jurnal dan berita-berita yang relevan dengan tema yang di angkat. Metode ini sangatlah membantu dalam memberikan penjelasan dan pemahaman yang berkaitan dengan judul yang diangkat pada artikel ini.

Suatu "minat" didefinisikan sebagai "sesuatu dengan apa anak mengidentifikasi keberadaan pribadinya". Minatnya mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka suka saat mereka bebas. Interessi mereka muncul ketika mereka melihat sesuatu yang bermanfaat. Ini menghasilkan kebahagiaan.

Minat tidak langsung muncul ketika anak lahir. minat muncul karena adanya pengalaman belajar menciptakan memori. Jenis pelajaran yang melahirkan minat akan menentukan seberapa lama minat bertahan dan seberapa besar kepuasan yang diperoleh dari minat tersebut. Untuk memahami bagaimana minat berkembang, kita harus tahu bagaimana minat dipelajari dan berbagai aspeknya berkembang.

Minat memiliki peran penting dalam kehidupan anak, karena akan mempermudah penyesuaian pribadi dan sosial minat anak oleh sebab itu perlu distimulasi. Dengan cara yaitu mengamati kegitan anak, memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari anak. Ketika anak  berbicara dengan orang dewasa, membaca, anak-anak cenderung membaca buku yang topiknya menarik minatnya. Dengan bebeberapa cara tersebut kita dapat mengetahui minat yang sukai anak tersebut.

Pada umumnya minat bertumbuh dan berkembang dari tiga metode pengalaman belajar yaitu:

  • Coba-ralat, metode ini cara agar anak menemukan banyak suatu hal yang menarik. Dengan cara memberikan kesempatan apa yang menarik menurut mereka dan melihatnya suatu hal tersebut memenuhi kebutuhan kehidupan mereka atau tidak.
  • Belajar mengidentifikasi dengan orang tercinta atau tersayang, seperti ayah atau ibu. Anak-anak cenderung akan memiliki minat yang sama dengan orang terdekatnya karena sering melihat orang terdekatnya melakukan hal tersebut.
  • Bimbingan dan pengarahan orang yang seseorang yang mahir atau berpengalaman.

Setiap anak memiliki perbedaan dalam kemampuan dan belajarnya, minat anak bervariasi karena perbedaan dalam kemampuan dan pengalaman belajar. Minat anak yang lebih besar lebih spesifik. Namun, meskipun setiap anak memiliki minat tertentu yang memenuhi kebutuhan pribadi mereka, ada minat yang hampir universal dalam budaya tertentu karena tekanan yang diberikan kepada semua anak dalam budaya tersebut untuk mengembangkan minat ini.

  • Minat terhadap tubuh manusia
  • Studi tentang minat anak terhadap tubuh telah menunjukkan pola yang dapat diprediksi. Pola ini sebagian disebabkan oleh kemampuan intelektual anak-anak, yang memungkinkan mereka menyadari perubahan tubuh mereka sendiri dan perbedaan antara tubuh mereka dan tubuh teman sebaya dan orang dewasa. Namun, tekanan sosial dari teman sebaya dan orang dewasa adalah penyebab utamanya. Anak-anak tidak terlalu peduli dengan kesehatan mereka kecuali mereka sakit. Jika tidak ada tekanan dari orang tua untuk mempertahankan kesehatan mereka dengan
  • Minat terhadap kesehatan
  • Dalam kebanyakan kasus, minat terhadap tubuh tidak melibatkan kesehatan. Kebanyakan anak melihat kesehatan yang baik sebagai hal yang normal. Orang tua mereka berusaha membantu anak-anak mereka tetap sehat dengan memberi mereka saran tentang hal-hal seperti tidur yang cukup, makan dengan teratur, dan tidak keluar ketika angin dan hujan datang. Inilah sifat anak yang mampu menyesuaikan diri. Mereka tidak hanya tidak menyadari pentingnya kesehatan, tetapi mereka juga jengkel jika orang tua berusaha membuat mereka merasa sehat.
  • Minat terhadap penampilan
  • Minat terhadap penampilan relatif sedikit selama tahun-tahun awal kanak-kanak. Penampilan hanya sedikit berarti bagi anak-anak jika mereka tidak berbeda secara mencolok dari teman sebaya mereka, tidak begitu bersahaja atau tidak rapi sehingga orang mengkritik mereka. Misalnya, gigi ompong tidak menjadi masalah bagi anak usia enam tahun karena teman sebayanya juga ompong. Tidak ada cara untuk menarik perhatian anak terhadap penampilan mereka. Tekanan untuk berdiri tegak dan kritik orang tua karena tidak berpakaian tidak cukup untuk memotivasinya. Kenyataannya, semakin banyak perhatian dan kritik orang tua, semakin kuat perlawanan anak dan semakin sedikit minat orang tua untuk memperhatikan penampilan mereka. Ini terjadi sekitar saat anak mulai masuk sekolah. perubahan sikap mereka terhadap penampilan. Minat mereka pada penampilan meningkat secara bertahap seiring bertambahnya usia anak.
  • Minat terhadap pakaian
  • Minat anak terhadap pakaian dipicu oleh dua hal. Semua anak belajar pada usia dini bahwa kelompok budaya tertentu sangat menghargai pakaian, pertama-tama dari orang tua dan kemudian dari teman sebaya. Kedua, mereka menemukan pada usia dini bahwa pakaian memenuhi beberapa kebutuhan penting dalam hidup mereka. Pakaian memiliki korelasi positif dengan jumlah kebutuhan yang terpenuhi olehnya.
  • Minat terhadap nama
  • Anak-anak mulai menyadari keberadaan namanya ketika ada orang yang memberikan komentar, baik positif maupun negatif, tentang nama tersebut.
  • Biasanya, anak-anak menerima nama mereka dengan pasrah, sama seperti mereka menerima kondisi fisik mereka. Sejak lahir, nama mereka sudah menjadi bagian dari identitas mereka, sebagaimana tubuh mereka juga merupakan bagian dari diri mereka. Ketika anak mulai berinteraksi lebih luas dengan lingkungan sosial dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah, mereka memahami bahwa teman sebaya maupun orang dewasa melihat nama sebagai penanda atau simbol identitas. Anak juga menyadari bahwa, sama seperti orang lain, mereka sering dinilai berdasarkan nama yang mereka miliki.
  • Minat terhadap lambang status
  • Lambang prestise adalah lambang status. Lambang ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki status yang lebih tinggi daripada orang lain dalam kelompoknya. Namun, simbol status untuk satu usia tidak selalu sama untuk usia lain. Lambang ini didasarkan pada apa yang dianggap penting dan dihargai oleh kelompok orang yang diidentifikasi. Sebagai contoh, bagi remaja, masuk sekolah "favorit" merupakan simbol status. Namun, bagi anak kecil, ini tidak benar karena mereka tidak tahu bagaimana masyarakat menilai berbagai sekolah. Alat bermain dan mainan merupakan lambang status bagi anak kecil, tetapi tidak bagi remaja karena barang-barang ini tidak meningkatkan harga diri mereka di mata teman sebaya.
  • Minat pada agama
  • pendidikan anak di rumah, sekolah minggu, sinagoga, dan penekalan pada kepatuhan terhadap aturan agama dalam kehidupan sehari-hari adalah semua faktor yang memengaruhi iman agama. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang beragam dengan orang tua yang membacakan atau menceritakan cerita Alkitab, yang harus berdoa sebelum makan, dan yang harus berdoa sebelum tidur, cenderung lebih tertarik pada agama daripada anak-anak yang hanya pergi ke sekolah seminggu sekali.
  • Minat pada seks
  • meskipun minat pada seks ada pada semua anak pada semua usia, minat ini meningkat saat anak mulai bersekolah, seperti di kelompok bermain, taman kanak-kanak, atau kelas satu. Ini karena hubungan dengan teman sebaya menjadi lebih sering dan lebih erat, berbeda dengan saat anak-anak masih terbatas pada kelompok bermain di lingkungan sekitar rumah mereka. Ada beberapa faktor pada masa kanak-kanak yang menyebabkan minat pada seks meningkat saat mereka dewasa. Tekanan teman sebaya jelas menjadi salah satu yang terpenting. Dalam situasi di mana Anda berada di sekitar anggota gang dan jauh dari pengawasan orang dewasa, adalah normal untuk berbicara tentang seks, seperti halnya tentang topik lain yang dianggap tabu. Kemampuan untuk menceritakan atau memahami lelucon porno dan menangkap humornya memperkuat reputasi anak.
  • Minat pada sekolah

Studi tentang minat anak pada sekolah telah mengungkapkan dua kenyataan yang sangat penting: minat pada sekolah mengikuti pola yang hampir universal di Amerika Serikat, dan minat pada sekolah menjadi lebih selektif seiring bertambahnya usia anak.

  • Minat pada pekerjaan di masa mendatang
  • anak-anak menunjukkan minat pada pekerjaan masa depan, yang mereka ingin lakukan ketika mereka dewasa, jauh sebelum mereka mulai masuk sekolah. Minat ini muncul karena orang bertanya pada diri mereka sendiri apa yang mereka ingin lakukan ketika mereka dewasa, bersama dengan apa yang mereka dengar atau lihat tentang berbagai pekerjaan. Mereka membaca buku tentang cara orang mencari uang, menonton film dan acara televisi tentang cara orang melaksa-nakan berbagai tugas yang manrik dan penuh petualangan dengan latar belakang mewah, dan mendengar sanak saudara dan tetangga berbicara tentang pekerjaan mereka.

 

Faktor yang Mempengaruhi Minat Anak 

Minat anak dalam belajar adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan mereka. Minat yang tinggi dapat mendorong anak untuk lebih aktif, kreatif, dan berprestasi dalam proses belajar. Namun, minat ini tidak muncul begitu saja; ada berbagai faktor yang memengaruhinya. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat memengaruhi minat anak dalam belajar:

  • Faktor psikologis
  • Motivasi: Motivasi intrinsik (dorongan dari dalam diri) dan ekstrinsik (dorongan dari luar) sangat berpengaruh. Anak yang memiliki motivasi intrinsik cenderung lebih terlibat dan menikmati proses belajar.
  • Kepercayaan Diri: Anak yang percaya pada kemampuan diri mereka lebih cenderung untuk mencoba hal-hal baru dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
  • Pengalaman Belajar Sebelumnya: Pengalaman positif dalam belajar dapat meningkatkan minat, sedangkan pengalaman negatif dapat menurunkannya.



  • Faktor lingkungan
  • Dukungan keluarga: Lingkungan keluarga yang mendukung, di mana orang tua memberikan dorongan dan perhatian terhadap pendidikan anak, dapat meningkatkan minat belajar.
  • Lingkungan sekolah: Sekolah yang menyediakan suasana belajar yang positif, fasilitas yang memadai, dan guru yang inspiratif dapat meningkatkan minat anak.
  • Faktor sosial
  • Interaksi dengan teman sebaya: Hubungan sosial dengan teman sebaya dapat memengaruhi minat anak. Anak yang memiliki teman yang juga tertarik pada belajar cenderung lebih termotivasi.
  • Pengaruh budaya: Nilai-nilai budaya yang mengedepankan pendidikan dan pembelajaran dapat memengaruhi minat anak.
  • Faktor individual
  • Kepribadian: Karakteristik kepribadian anak, seperti rasa ingin tahu dan ketekunan, dapat memengaruhi minat mereka dalam belajar.
  • Minat dan bakat pribadi: Anak yang memiliki minat atau bakat khusus dalam suatu bidang cenderung lebih terlibat dan bersemangat untuk belajar tentang bidang tersebut.

 

Bahaya dalam Perkembangan Minat Anak

Minat sangat penting dalam menentukan perilaku, aspirasi, dan konsep diri anak. Faktor-faktor yang menghalangi perkembangan minat yang sehat dapat mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial anak. Berikut adalah bahaya-bahayanya:

  • Menginterpretasikan Kesenangan Sementara sebagai Minat

Orang dewasa sering salah mengartikan kesenangan sementara sebagai minat. Hal ini berbahaya jika terjadi dalam pilihan karier, karena menghambat eksplorasi anak terhadap minat yang lebih sesuai.

  • Pengaruh Teman Sebaya pada Minat

Anak sering menyesuaikan minat mereka dengan teman sebaya demi penerimaan sosial. Misalnya, mereka mungkin menganggap sekolah membosankan hanya karena teman-temannya merasa demikian, yang dapat menghambat prestasi mereka.

  • Minat yang Menyimpang dari Teman Sebaya

Minat yang berbeda dari teman sebaya, baik lebih kuat, lemah, atau berbeda, dapat menghambat penerimaan sosial. Anak yang terlalu fokus pada kesehatan atau penampilan, misalnya, sering dianggap “aneh” atau ketinggalan zaman.

  • Minat Berdasarkan Konsep yang Tidak Realistis

Minat yang dibangun atas ekspektasi atau konsep yang salah (misalnya, sekolah dianggap hanya tempat bermain) dapat menjadi sumber kekecewaan seiring bertambahnya usia dan pengalaman.

  • Bobot Emosional yang Tidak Positif

Sikap negatif terhadap minat, seperti rasa malu terhadap nama panggilan, dapat memengaruhi penyesuaian sosial anak secara signifikan. Anak mungkin menghindari situasi sosial atau merasa tidak nyaman.

Bahaya-bahaya ini menunjukkan pentingnya bimbingan orang dewasa untuk memastikan minat anak berkembang secara sehat dan realistis.

Kesimpulan

Minat anak sangat penting untuk membentuk kepribadian, cita-cita, dan cara mereka melihat diri sendiri. Minat yang berkembang dengan baik bisa membantu anak tumbuh kreatif, mencapai potensi terbaiknya, dan sukses di masa depan. Namun, ada beberapa hal yang bisa menghambat perkembangan minat ini, seperti salah mengartikan hobi sementara sebagai minat, tekanan dari teman sebaya, perbedaan minat dengan lingkungan sekitar, harapan yang tidak realistis, atau perasaan negatif terhadap minat tertentu.

Agar anak bisa mengembangkan minatnya dengan baik, mereka membutuhkan dukungan dari keluarga, guru, dan masyarakat. Orang tua dan guru bisa membantu dengan memberikan pembelajaran yang sesuai, meningkatkan wawasan anak, dan mendukung minat mereka secara aktif. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak bisa mengembangkan minat yang berguna sebagai bekal untuk masa depan mereka.

 

REFERENSI

Hurlock Elizabeth, 1978 , Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta: Erlangga

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2000). The role of motivation in learning and achievement. Educational Psychologist, 25(1), 1-12.

Fan, X., & Chen, M. (2001). Parental involvement and children's academic achievement: A meta-analysis. Educational Psychology Review, 13(1), 1-22.

Wentzel, K. R. (1998). The influence of peer relationships on academic achievement. Educational Psychologist, 33(2), 91-100.

Zulaiha, E., Sari, D. N., Rahmat, M., Azzahra, D., & Lestari, D. (2024). Analisis Tantangan Meningkatkan Minat Belajar di Sekolah Dasar. Jurnal Edukasi dan Riset (JER).

Aji, A. S. Z. S., & Arsanti, M. (2024). Tantangan Literasi di Indonesia: Menghadapi Minat Literasi yang Rendah. Jurnal Ilmu Manajemen dan Teknologi (JIMT).

Jurnal Edukasi Online (JEO). (2024). Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Inovasi, 12(2), 45-60.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun