Mohon tunggu...
ANGGUN ANGGUN
ANGGUN ANGGUN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi traveling dan membaca, konten favorit tentang politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdebatan antara bubur Diaduk dan Tidak Diaduk

8 November 2023   13:11 Diperbarui: 8 November 2023   13:32 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/1Iocaco

DiIndonesia, bubur adalah menu sarapan yang sangat populer. Namun, dibalik rasanya yang tak perlu diragukan lagi, masyarakat indonesia berbeda-beda dalam memakan bubur, banyak yang berpendapat bahwa bubur di aduk lebih enak daripada bubur tidak di aduk. Namun, menurut pendapat saya pribadi saya lebih menyukai bubur yang diaduk karena rasanya lebih menyatu dan rasa khas bubur lebih terasa dilidah. 

Alasan lain saya tidak menyukai bubur yang tidak diaduk karena rasanya tidak merata dan hambar, bumbu yang disajikan juga tidak merata. Saya mensurvei teman-teman saya terkait bubur di aduk dan tidak di aduk. Hasil yang saya dapatkan adalah 5:2 pemenangnya bubur di aduk. Dengan demikian kebanyakan masyarakat indonesia menyukai bubur yang diaduk. 

Saya pernah melihat disosial media yaitu tiktok dan melihat isi komentarnya tentang perdebatan bubur diaduk dan tidak diaduk banyak pendapat yang menyukai bubur diaduk, pendapat mereka sangat beragam tentang makan bubur dengan diaduk atau tidak diaduk. Begitu menarik bukan diindonesia masalah bubur diaduk dan tidak diaduk saja menjadi perdebatan sejak dahulu. 

Sebenarnya kedua cara makan tersebut tidak ada yang salah, hanya saja cara pandang setiap orang berbeda-beda terjadilah perdebatan masalah bubur diaduk atau tidak diaduk, saya pernah membaca jurnal yang diterbitkan dalam Indonesia Fun Science Journal kalau cara makan bubur berpengaruh pada tingkat kecerdasan emosional seseorang. 

Judul jurnalnya adalah Hubungan Tipe Makan Bubur Terhadap Tingkat Emosional Anggota Osis SMAI Al Azhar 8 Summarecon Bekasi pada 2021 lalu. Unik ya, ternyata bisa melihat emosional seseorang melalui makan bubur. Pembicaraan yang awalnya tidak begitu serius tersebut, kini menjadi serius sejak adanya topik penelitian mengenai cara makan bubur, diaduk atau tidak diaduk. 

Sementara itu, kecerdasan emosional atau disebut IQ dapat dipahami sebagai kemampuan mengolah dan mengevaluasi emosi. Walau beberapa penelitian menyebutnya kecerdasan ini merupakan faktor genetik, ada pula yang menyebut EQ dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Salah satunya yakni cara makan bubur.

Banyak dari kita hanya menikmatinya saja tetapi tidak tau sejarahnya bubur ayam.

Nah disini saya ingin memberitahu sejarah bubur ayam yang menemukan pertama kali adalah Tiongkok tepatnya pada zaman kaisar kuning (Xuanyuan Huangdi) 238 sebelum masehi, terjadi musim paceklik atau kekurangan bahan makanan. 

Paceklik ini pun disebabkan oleh kemarau panjang akibat kejadian ini kaisar pun memikirkan pengolahan makanan agar menjadi banyak. Saat kaisar makan, dia menuangkan sup kedalam mangkok yang berisi nasi sehingga nasi itu menjadi bubur. Setelah itu sang kaisar menyuruh juru masaknya memasak beras sampai menjadi bubur, sehingga ada lebih banyak makanan untuk rakyatnya.

Seiring berjalannya waktu bubur pun mulai disajikan menjadi menu sarapan dirumah-rumah Tiongkok, begitupun negara asia lainnya termasuk negara Indonesia. 

Kira-kira apa saja ya resep bubur ayam itu?

Resep yang saya dapat dari akun famela.com.Jakarta

Bahan-bahannya:

200 gr beras yang sudah dicuci bersih

1 buah dada ayam fillet

4 siung bawang putih, cincang

2 siung bawang merah, cincang

1 sdt saus tiram

1 batang daun bawang

1 batang seledri

1/2 sdt garam

1/2 sdt merica

penyedap rasa secukupnya (optional)

air secukupnya.

Cara membuatnya:

Beras dihaluskan dengan menggunakan blender dan sedikit air hingga beras menjadi sedikit halus, jangan sampai halus.

Masukan air lalu masak dengan air secukupnya, tambah sejumput garam dan aduk terus hingga matang.

Potong-potong kecil daging ayam. Tumis bawang putih dan bawang merah. Masak daging daging ayam kedalam wajan dan diamkan daging samapai berubah warna.

Siramkan sedikit air, tuangkan saus tiram, sejumput garam, merica dan masukan penyedap rasa sesuai selera, masak hingga air habis.

Siapkan mangkuk, tuangkan topping ayam, potongan daun bawang dan seledri.

Jika ingin lebih enak bisa ditambahkan potongan cakwe, bawang goreng dan kecap manis, itu tergantung selera kalian masing-masing.

 

NAH KALIAN TIM MANA MAKAN BUBUR DIADUK ATAU TIDAK DIADUK?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun