Mohon tunggu...
anggun aldinda
anggun aldinda Mohon Tunggu... Lainnya - anggun

motivasi jujur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Home Scholing dan Pembaruan yang Bisa Dilakukan Dalam Mengatasi Permasalahan Pendidikan

30 Mei 2021   22:17 Diperbarui: 31 Mei 2021   03:01 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain itu dalam homeschooling sangat menuntut peran orang tua dalam mendidik anak. Tanpa ada dukungan orang tua, pendidikan anak akan terasa percuma. Orang tua perlu memperhatikan karakter anak, perkembangan dari anak, dan keinginan anak. Hal ini bertujuan agar orang tua mampu berperan dengan baik dalam perkembangan anak.

Dalam homeschooling, orang tua tentu cenderung melindungi buah hatinya. Namun perlindungan orang tua yang cenderung berlebihan ini justru membuat anak menjadi sulit dalam menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak akan memiliki kemampuan yang terbatas dalam menyelesaikan masalah-masalah sosialnya yang tidak dipikirkan sebelumnya, karena anak kurang memiliki pergaulan dengan anak-anak yang seusianya, dan dia telah terbiasa memiliki perlindungan lebih dari orang tuanya.

Dengan adanya interaksi dengan orang yang lebih tua saja, membuat anak menjadi sulit dalam bersosialisasi dengan orang yang seusianya. Anak hanya mampu berinteraksi baik dengan orang yang lebih tua darinya namun tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan teman-teman sebayanya.

Anak menjadi tidak mampu bekerja dalam tim karena kecenderungannya yang bekerja secara individu. Anak telah dididik secara mandiri dan secara individu membuat anak menjadi susah dalam bekerja sama. Anak hanya memiliki pergaulan dengan orang tua atau pembimbingnya saja. Homeschooling membuat anak tidak memiliki wawasan yang luas dalam artian si anak menjadi kurang pergaulan. Karena anak tertutup dengan pergaulan yang bebas diluar sana.

C.       KELEBIHAN DAN KELEMAHAN HOME SCHOOLING

Kita dapat menyebutkan kelebihan Home Schooling, antara lain ; adaptable, artinya sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga; mandiri artinya lebih memberikan peluang kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan di sekolah umum; potensi yang maksimal, dapat memaksimalkan potensi anak, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan sekolah; siap terjun pada dunia nyata, output sekolah rumah lebih siap terjun pada dunia nyata karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya; terlindung dari pergaulan menyimpang. Ada kesesuaian pertumbuhan anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari hamparan nilai dan pergaulan dan menyimpang (tawuran, narkoba, konsumerisme, pornografi, mencontek dan sebagainya); ekonomis, biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.

Di sisi lain, Home Schooling mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapt disebutkan berikut ini; membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang tua; memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orang tua harus bertanggung jawab atas keseluruhyan proses pendidikan anak; keterampilan dan dinamika bersosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah; ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan; proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks yang tidak terprediksi.

B. pembaharuan yang bisa dilakukan dalam mengatasi permasalahan pendidikan sekarang ini.

Solusi yang bisa diambil diantaranya guru mengikuti Program Guru Berbagi, Seri Bimtek Daring, dan Seri Webinar, penyediaan kuota gratis, relaksasi BOS dan BOP, “Belajar dari Rumah” di TVRI, belajar di radio RRI, Rumah Belajar, dan kerjasama dengan platform pembelajaran daring. Langkah yang dapat ditempuh adalah menyusun kurikulum darurat. Penyusunan kurikulum darurat menggunakan dasar hukum utama tentang Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah yaitu SK Dirjen Pendis Nomor 2791 Tahun 2020. Selain itu didukung juga dengan beberapa dasar hukum yang lain.

Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan jumlah KD yang mengacu pada K-2013. Kurikulum darurat diharapkan akan memudahkan proses pembelajaran di masa pandemi dengan adanya pemilihan KD esensial. Dampak yang diharapkan setelah penerapan kurikulum darurat bagi guru, orangtua, dan peserta didik antara lain tersedianya acuan kurikulum yang sederhana, berkurangnya beban mengajar bagi guru, Peserta didik tidak lagi merasa terbebani tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum, guru dan Peserta didik dapat lebih fokus pada pendidikan serta pembelajaran yang esensial dan kontekstual, orangtua di rumah lebih mudah mendampingi anaknya belajar, sehingga kesejahteraan psikososial guru, Peserta didik, dan orangtua menjadi lebih baik. Pelaksanaan PJJ selama masa darurat Covid-19 untuk masing-masing madrasah sangat bervariasi, sesuai dengan asumsi dan kesiapan madrasah tersebut.

Implementasi pelaksanaan kurikulum darurat menuntut guru untuk merubah paradigma pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta pada penilaian hasil belajar karena kegiatan pembelajaran tidak lagi dilaksanakan di madrasah, tetapi dilaksanakan peserta didik dari rumah. Kegiatan belajar dari rumah (BDR) menuntut adanya kerjasama antara guru, orangtua dan peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun