Mohon tunggu...
Anggun Aprilia
Anggun Aprilia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

hobi tidur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori emotional intelligence dari daniel goleman

18 Januari 2025   05:44 Diperbarui: 18 Januari 2025   05:44 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori Emotional Intelligence (EI) atau Kecerdasan Emosional yang dikembangkan oleh Daniel Goleman merupakan konsep yang menekankan pentingnya pengelolaan dan pemahaman emosi dalam meningkatkan kinerja pribadi, sosial, dan profesional. Goleman memperkenalkan konsep EI pada tahun 1995 melalui bukunya yang berjudul Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. Menurut Goleman, kecerdasan emosional sama pentingnya, atau bahkan lebih penting, daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup.

Komponen Kecerdasan Emosional Menurut Daniel Goleman

Goleman mengidentifikasi lima komponen utama dari kecerdasan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi, baik diri sendiri maupun orang lain. Berikut adalah kelima komponen tersebut:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)
*Definisi: Kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri, serta bagaimana emosi tersebut memengaruhi pikiran, perilaku, dan keputusan.
*Keterampilan yang terlibat:
*Kesadaran emosi diri: Menyadari apa yang kita rasakan dalam berbagai situasi.
*Kepercayaan diri: Memiliki pemahaman yang realistis tentang kekuatan dan kelemahan pribadi.
*Contoh: Seorang individu yang sadar bahwa dia merasa cemas sebelum presentasi dan mengerti bagaimana perasaan tersebut memengaruhi kepercayaan dirinya.

2. Pengelolaan Diri (Self-Regulation)
*Definisi: Kemampuan untuk mengelola atau mengendalikan emosi dengan cara yang positif, menghindari impulsif, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang penting.
*Keterampilan yang terlibat:
*Kontrol impuls: Menghindari tindakan yang tergesa-gesa dan tidak terencana.
*Kesabaran: Mengelola stres dan frustasi dengan cara yang tenang.
*Keseimbangan emosional: Mengendalikan emosi negatif, seperti amarah atau kecemasan, untuk tetap berfokus.
*Contoh: Mengelola rasa frustrasi saat berdebat, tetap tenang, dan tidak melampiaskan kemarahan.

3. Motivasi (Motivation)
*Definisi: Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan tetap berfokus pada tujuan meskipun ada hambatan atau kesulitan.
*Keterampilan yang terlibat:
*Komitmen pada tujuan: Mampu menetapkan dan berfokus pada pencapaian tujuan.
*Optimisme: Mampu melihat sisi positif dalam situasi sulit dan tetap berusaha untuk maju.
*Contoh: Seorang individu yang tetap termotivasi untuk bekerja keras meskipun menghadapi kesulitan, dan tidak mudah menyerah pada tantangan.

4. Empati (Empathy)
*Definisi: Kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi orang lain, serta merespons dengan cara yang sensitif dan penuh perhatian terhadap perasaan mereka.
*Keterampilan yang terlibat:
*Kemampuan membaca isyarat emosional orang lain: Memahami perasaan orang lain, bahkan jika mereka tidak mengungkapkannya secara verbal.
*Menunjukkan perhatian dan pengertian terhadap orang lain.
*Contoh: Mendengarkan dengan penuh perhatian ketika seseorang berbicara tentang masalah pribadi, dan menunjukkan pengertian atas perasaan mereka.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)
*Definisi: Kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang positif dan efektif dengan orang lain, serta bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan bersama.
*Keterampilan yang terlibat:
*Komunikasi yang efektif: Menyampaikan ide dengan jelas dan mendengarkan orang lain dengan baik.
*Kerja sama dan kolaborasi: Mampu bekerja sama dalam tim, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat.
*Resolusi konflik: Menghadapi ketegangan atau perbedaan dengan cara yang konstruktif.
*Contoh: Seorang pemimpin yang dapat memotivasi tim dan mengelola dinamika kelompok untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Mengapa Kecerdasan Emosional Penting?

Menurut Goleman, kecerdasan emosional berperan besar dalam kesuksesan pribadi, hubungan sosial, dan prestasi profesional. Berikut beberapa alasan mengapa EI sangat penting:
1.Kinerja Profesional: Karyawan dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih mampu bekerja dalam tim, berkomunikasi dengan efektif, serta mengelola stres dan konflik di tempat kerja. Mereka juga lebih mampu mengadaptasi diri dalam situasi yang berubah-ubah.
2.Kesejahteraan Pribadi: Orang yang memiliki EI cenderung lebih mampu mengelola stres, memiliki hubungan yang lebih baik, serta lebih mampu menghadapi tantangan emosional yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
3.Kepemimpinan: Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat memotivasi, menginspirasi, dan memahami kebutuhan serta perasaan anggota tim mereka. Mereka lebih sukses dalam membangun hubungan yang saling mendukung dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

EI vs. IQ:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun