Pagi merona dikala ufuk terselip rindu
Mantra nyanyian burung menepi dalam sendu
Embun yang kiranya berjatuhan, ternyata terganjal pada bebatuan angan
Oh...ini kiranyaaa
Hidup dalam nadi yang sudah mulai terhempas
Dalam pikiran yang berubah menjadi kamuflase yang rumit
Hawa menjadi sesak, tapi tak bisa berontak
Terus tertahan mengendap dalam lara
Oh...ini kiranyaaa
Berjalan pada aspal panas yang merobek hati
Mengelabuhi mata dalam dunia yang sunyi
Lalu, ku jatuhkan diriku pada tumpuan yang tak lagi bernyawa
Berharap Tuhan memelukku seketika
Tersungkur terjatuh ku dalam peluh
Aku kira, setelah malam datang ini kan menjadi biasa
Ternyata semakin memeluk pekat
Hingga nafaspun mulai tercekat
Jiwa tergoyahkan oleh malaikat yang semakin mendekat
Semakin dekat, semakin dekat
Dan aku belum siap!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H