2.  Lihat sekitar kita, ada barang? Atau apapun itu yang kita lihat.
Contoh: Pohon, coba kita rangkai dari satu kata ini menjadi beberapa kata bahkan hingga menjadi kalimat.
Pohon di depan rumah tua tertiup angin, membuat daun-daun berwarna hijau itu bergerak meliuk-liuk, sementara daun yang menguning dan kering harus gugur.
Dari kata pohon, kita sudah bisa membuat kalimat. Maka bagaimana jika beberapa kata yang bisa kita temukan?
 3.  Hadirkan khayalan. Ibaratnya kita penentu nasib dari tokoh-tokoh dalam sebuah cerita kita. (Dalam dunia nyata, tentu ada tokoh yang berperan dalam menjalani kehidupan)
Â
Misal kita buat tokohnya bernama Rini. Hubungkan dengan pohon yang tadi.
Rini terlihat begitu murung, ia menopang dagu dengan tangan kanannya, sementara tangan kiri ia gunakan untuk memainkan ranting, mengukir sesuatu yang entah apa di tanah.
 4.  Kok ternyata setelah membuat kalimat di atas, perlu adanya dialog. Maka tambahkan dialog. Ingat, jika belum paham kaidah dialog aksi atau dialog tag dan lainnya. Jangan dijadikan beban. Pelajari sambil berjalan. Bukankan teori yang kita dapat sambil praktek itu akan lebih menghasilkan?
Misal kita buat Rini sedang sedih, maka seolah-olah ia sedang meratapi nasibnya.
"Kenapa aku harus menerima semua ini? Teman-temanku menjauhiku, sekarang saudaraku sendiri enggan bermain denganku. Apa salahku?"
"Ya Allah, kirimkan satu teman saja untuk  menemaniku. Aku benar-benar merasa kesepian," ucap Rini, sembari menengadahkan tangannya dengan air mata bercucuran.
 5.  Hal yang tak kalah penting selain narasi dan dialog yang kita buat sedemikian rupa, kita juga dilarang keras melakukan edit-edit hingga cerita benar-benar rampung.
Kenapa? Sebab, kita pasti akan menghapusnya.