Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer

💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Love

Bukan Salah Perempuan, Jika Terlalu Bersinar: Ketika Rasa Minder dan Iri Membuat Laki-Laki Tergoda Untuk Selingkuh

1 Februari 2025   22:04 Diperbarui: 2 Februari 2025   05:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Topik ini berangkat dari berita, peristiwa, dan kejadian yang kian hari, menyadarkan banyak perempuan, terutama untuk diri saya sendiri. Topik ini menarik untuk kita soroti bersama, terkait adanya dinamika psikologis, yang kerap kali terjadi di balik sebuah perselingkuhan, yang dilakukan oleh laki-laki. Argumentasi dan pernyataan bahwa banyak orang beranggapan, laki-laki tentu saja bisa berselingkuh, mungkin karena pasangannya kurang menarik, kurang perhatian, atau ada sesuatu yang "kurang" dalam hubungan itu, sehingga laki-laki tersebut tidak mendapatkan suatu hal, yang bisa dibanggakan dari pasangannya.

Namun, makin ke sini, realitanya, hal itu justru menjadi lebih kompleks karena ternyata bahkan, ketika perempuan lebih bersinar dari pasangannya, justru laki-laki bisa merasa iri dan terancam dengan apa yang dimiliki oleh pasangannya. Sebenarnya, hal ini menjadi sesuatu yang serba salah sehingga ini menimbulkan pertanyaan besar terhadap banyaknya laki-laki bahkan ketika memiliki pasangan yang sudah sempurna, lagi-lagi pertanyaan kenapa laki-laki bisa berselingkuh, padahal pasangannya sudah sesempurna itu, menjadi pertanyaan yang cukup besar,

"Apa maunya laki-laki, karena memang, apakah tidak punya rasa syukur ketika sudah punya pasangan yang sempurna?" 

Biasanya, sebagian laki-laki kerap kali, diajarkan untuk menjadi seorang pemimpin, pencari nafkah utama, dan sosok yang "lebih" daripada pasangannya sehingga ketika ia merasa "kalah" mulai dari aspek finansial, intelektual, bahkan kedudukannya di kehidupan sosial, maka dapat memungkinkan laki-laki mengalami inferiority complex, yang mana ketika laki-laki tidak bisa menghadapi rasa mindernya dengan cara yang sehat maka mereka akan mencari validasi di tempat lain, termasuk melalui perselingkuhan.

Jelas hal ini terjadi kepada laki-laki yang egonya mudah rapuh dan merasa ingin selalu dibutuhkan dalam sebuah hubungan sehingga ketika memiliki pasangan yang sangat mandiri dan tidak terlalu bergantung kepada dirinya, maka ia merasa menjadi sosok yang tidak berdaya dan tidak berharga. Hal ini mengakibatkan ia akhirnya tergoda untuk mencari seseorang yang lebih membutuhkan mereka agar egonya dapat tervalidasi dengan mengembalikan superiornya. 

Bahkan, pada laki-laki seperti ini, ia akan menganggap pasangannya itu "saingan" sehingga memunculkan rasa iri ketika pasangannya itu lebih sukses daripada dirinya, dan bahkan lebih dihargai oleh orang lain, sehingga jika rasa iri ini tidak dikelola dengan baik, dengan cara ia berusaha untuk menyeimbangkan keadaan, dengan cara yang benar, maka perselingkuhan akan menjadi celah untuk laki-laki bisa kembali "berkuasa" dengan merusak dan menghancurkan kepercayaan pasangannya.

Hal ini akhirnya menjadi sebuah pembelaan, untuk dirinya sendiri bahwa sebenarnya ia merasa iri dan rendah diri, daripada mengakui bahwa itu terjadi karena beberapa laki-laki justru menyalahkan pasangannya dengan argumen-argumen seperti,

"Dia terlalu sibuk dengan karirnya, makanya aku butuh orang lain yang lebih perhatian."

Inilah beberapa bentuk rationalization, di mana laki-laki ini, mencari pembenaran dari tindakan mereka. Nah, akhirnya banyak perempuan bahkan ketika sudah sangat sempurna, bahkan kita sebagai perempuan yang lain, melihat perempuan yang begitu sempurna juga geleng-geleng kepala, ketika mengetahui bahwa pasangan perempuan tersebut berselingkuh, padahal perempuannya sudah sempurna. Inilah kondisi di mana sebagai perempuan, banyak dari kita merasa serba salah. 

"Ketika perempuan terlalu bergantung, mereka dianggap tidak bisa mandiri."

"Ketika perempuan terlalu mandiri, mereka dianggap tidak butuh laki-laki." 

"Ketika mereka terlalu cantik dan sukses, justru mereka, jadinya membuat pasangannya merasa minder dan iri."

"Ketika perempuan diam atas terjadinya perselingkuhan dan memilih bertahan, mereka dianggap bodoh dan lemah."

"Dan, ketika mereka melakukan perlawanan dan pemberontakan dengan bersikap tegas untuk membela dirinya, atas pengkhianatan yang terjadi, mereka dianggap berlebihan dan terlalu keras."

Fenomena ini, akhirnya membuat banyak perempuan, sering kali dibuat tidak habis pikir, dengan posisi yang seperti dibuat sulit, seolah-olah kehidupan ini hanya tentang seorang laki-laki yang harus didewakan dan diagungkan egonya agar tidak rapuh dan terluka. Kadang-kadang, saya berpikir bahwa dengan banyaknya kejadian perselingkuhan yang dilakukan sebagian laki-laki hari ini, terhadap sebagian perempuan, yang bahkan ketika kita melihat bahwa perempuan itu sudah begitu sempurna, tapi tetap saja diselingkuhi, menjadi alarm keras untuk banyaknya perempuan agar waspada dan hati-hati.

Yang seolah-olah, seperti ketika memiliki hubungan bahkan di tahap sudah punya rumah tangga, itu jadi seperti mempertanyakan kembali kepada diri sendiri, untuk seolah-olah kehidupan pernikahan dan rumah tangga itu adalah,

"Siapkah kamu menderita seumur hidup?" 

bukannya justru akhirnya,

"Siapkah kamu saling bahagia di dalam sebuah pernikahan selamanya?"

dan akhirnya, pola pikir perempuan sekarang, jadinya ketika ingin menjalani hubungan, bahkan ke jenjang lebih serius, untuk berumah tangga, mereka berkali-kali dan berulang kali mempertanyakan banyak hal karena seolah-olah tidak diselingkuhi adalah sebuah keberuntungan, bukan sesuatu yang harusnya normal dilakukan oleh kedua belah pihak dalam sebuah hubungan atas komitmen yang dibangun untuk sama-sama setia.

Jadi, untuk semua perempuan, ketika terjadi perselingkuhan yang dilakukan oleh pasanganmu, tentu itu bukan kesalahan dirimu karena ia merasa minder dan iri. Tentu itu adalah masalah personal laki-laki tersebut, yang belum bisa menyelesaikan konflik internal dalam dirinya, sehingga tidak perlu bersusah payah untuk banyak mempertanyakan, terkait nilai diri kita terhadap pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya mengerdilkan dan mengecilkan diri sendiri dengan beritanya,

"Sebegitu tidak berharganya kita kah sampai akhirnya pasangan kita melakukan perselingkuhan?" 

Big no, untuk bertanya itu, karena laki-laki tersebut saja yang tidak tahu diri, jadi berhenti merasa kecil terhadap hal itu.

Satu poin penting yang terjad, ketika kamu sebagai perempuan diselingkuhi karena kamu terlalu sukses dan bersinar hingga akhirnya pasanganmu selingkuh bahkan mulai dari sana kamu mempertanyakan nilai diri sendiri dengan mempertanyakan,

"Tidak cukup baik kah kamu sebagai pasangan?" 

sehingga, kehilangan kepercayaan diri, itu adalah salah satu siklus, bagaimana laki-laki tersebut sedang memanipulasi dengan melakukan gaslighting emotional terhadap diri kamu sendiri, karena laki-laki yang minder, akan berusaha menarik pasangannya ke bawah, sesuai level ketertinggalannya, daripada berusaha berkembang bersama untuk menjadi lebih baik.

Kenapa ini bisa terjadi? Karena, laki-laki selalu ingin merasa "lebih unggul" dalam sebuah hubungan sehingga ketika ia merasa kalah, mereka akan mencari cara untuk mengembalikan posisi mereka agar menjadi unggul dan berkuasa, bahkan dengan cara berselingkuh sehingga ketika perselingkuhan terjadi, itu akan menghancurkan diri kamu sebagai perempuan, agar kehilangan kepercayaan diri, dan dari sinilah, ia mulai mengontrol diri kamu, agar terus mempertanyakan harga diri dan kepercayaan diri kamu, yang padahal itu adalah permasalahan dalam diri laki-laki tersebut dengan egonya yang dia sebut terluka.

Jadi, setelah ini, jika pasanganmu berselingkuh dengan alasan kamu terlalu bersinar, maka ini bukan sekedar "khilaf" akan tetapi ini adalah bentuk dari manipulasi emosional dan penghancuran kepercayaan dirimu sebagai  perempuan yang memiliki potensi kesuksesan dan selalu bersinar. Sehingga, sangat menyedihkan, bila kamu sebagai perempuan, akhirnya menyalahkan diri sendiri, atas kesempurnaan yang ada dalam diri kamu, atas ketidakberdayaan laki-laki yang saat itu menjadi pasanganmu, dan alhasil dia adalah orang yang tidak tepat untuk kamu, karena dia akan menjadi seorang laki-laki yang memilih menghancurkan kamu dan dirinya bersama-sama, daripada beradaptasi dan berkembang menuju masa depan yang lebih baik secara bersama-sama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun