"Ketika mereka terlalu cantik dan sukses, justru mereka, jadinya membuat pasangannya merasa minder dan iri."
"Ketika perempuan diam atas terjadinya perselingkuhan dan memilih bertahan, mereka dianggap bodoh dan lemah."
"Dan, ketika mereka melakukan perlawanan dan pemberontakan dengan bersikap tegas untuk membela dirinya, atas pengkhianatan yang terjadi, mereka dianggap berlebihan dan terlalu keras."
Fenomena ini, akhirnya membuat banyak perempuan, sering kali dibuat tidak habis pikir, dengan posisi yang seperti dibuat sulit, seolah-olah kehidupan ini hanya tentang seorang laki-laki yang harus didewakan dan diagungkan egonya agar tidak rapuh dan terluka. Kadang-kadang, saya berpikir bahwa dengan banyaknya kejadian perselingkuhan yang dilakukan sebagian laki-laki hari ini, terhadap sebagian perempuan, yang bahkan ketika kita melihat bahwa perempuan itu sudah begitu sempurna, tapi tetap saja diselingkuhi, menjadi alarm keras untuk banyaknya perempuan agar waspada dan hati-hati.
Yang seolah-olah, seperti ketika memiliki hubungan bahkan di tahap sudah punya rumah tangga, itu jadi seperti mempertanyakan kembali kepada diri sendiri, untuk seolah-olah kehidupan pernikahan dan rumah tangga itu adalah,
"siapkah kamu menderita seumur hidup?"Â
bukannya justru akhirnya,
"siapkah kamu saling bahagia di dalam sebuah pernikahan selamanya?"
dan akhirnya, pola pikir perempuan sekarang, jadinya ketika ingin menjalani hubungan, bahkan ke jenjang lebih serius, untuk berumah tangga, mereka berkali-kali dan berulang kali mempertanyakan banyak hal karena seolah-olah tidak diselingkuhi adalah sebuah keberuntungan, bukan sesuatu yang harusnya normal dilakukan oleh kedua belah pihak dalam sebuah hubungan atas komitmen yang dibangun untuk sama-sama setia.
Jadi, untuk semua perempuan, ketika terjadi perselingkuhan yang dilakukan oleh pasanganmu, tentu itu bukan kesalahan dirimu karena ia merasa minder dan iri. Tentu itu adalah masalah personal laki-laki tersebut, yang belum bisa menyelesaikan konflik internal dalam dirinya, sehingga tidak perlu bersusah payah untuk banyak mempertanyakan, terkait nilai diri kita terhadap pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya mengerdilkan dan mengecilkan diri sendiri dengan beritanya,
"sebegitu tidak berharganya kita kah sampai akhirnya pasangan kita melakukan perselingkuhan?"Â