"Kalian miskin, sadarlah. Kalian menawarkan neraka untukku dan adik-adik. Bukan aku yang seharusnya bekerja, tapi kau, Bapak, yang seharusnya bekerja menghidupi kami."
"Bila masih senang dengan hidup malas dan menganggur itu, berhentilah punya banyak anak! Kau membebani aku dan adik-adik, kau tahu? Kami adalah anak-anak yang selalu takut untuk bermimpi."
***
"Aku sudah putus sekolah dan sebentar lagi adik-adikku akan putus sekolah juga."
"Itu gara-gara kalian, yang tidak siap menjadi orang tua. Aku setiap hari bekerja sebagai bentuk baktiku kepada keluarga ini."
"Tapi, apa? Kalian terus menambah anak dan menelantarkan kami."
***
"Aku setiap hari seperti terbunuh tapi tak mati."
"Aku bekerja setiap hari demi mengingat setiap perut yang harus kenyang. Aku anak tertua, tapi peranku seperti orang tua."
"Panggil aku, Tuhan... aku tidak kuat lagi."
***