Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menemani Pasangan Membangun Masa Depan dari Nol, Menyebabkan Relationship Gap Problems?

5 Agustus 2024   17:43 Diperbarui: 16 Agustus 2024   09:43 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan kali ini, barangkali, akan banyak mengundang ketidaksetujuan, terkait dengan hal-hal yang memungkinkan bahwa ketika seseorang dan seseorang lainnya membangun sebuah hubungan dalam keadaan yang belum begitu mapan.

Sedangkan di sisi lain, bahwa pasangannya juga tidak keberatan dan siap untuk menemani pasangannya membangun stabilitas di masa depannya.

Itu tentu memiliki banyak pro dan kontra karena bahkan ketika seseorang menemani pasangannya memulai semuanya dari nol untuk membangun stabilitas di masa depannya bahkan tidak memungkiri bahwa ternyata selama ini pasangan kita adalah bukan seseorang yang tepat untuk kita.

Kasus seperti ini seringkali saya lihat di kehidupan sehari-hari saya, yang menurut saya berdasarkan seseorang yang kerap kali menceritakan bagaimana kondisi dan situasi hubungannya yang sedang tidak baik-baik saja dan hal itu sebenarnya sudah fatal, menurut saya sebagai orang yang berada di luar hubungan mereka. 

Akan tetapi dari pasangannya kerap kali mencoba untuk mentoleransi kesalahan demi kesalahan yang fatal dan itu sebenarnya sudah menjadi sebuah kondisi dan situasi yang menyebabkan pasangannya ini, tidak lagi menaruh kepercayaan kepada pasangannya tersebut. 

Kebanyakan kasus seperti ini seringkali terjadi kepada perempuan yang kerap kali menemani pasangannya memulai semuanya dan siap menemani pasangannya untuk membangun stabilitas masa depan yang baik dan bagus. 

Sebenarnya sah-sah saja namun kadang kala perempuan melupakan bahwa peran ia sebagai pasangan tidak hanya untuk mendukung dan memberikan semangat kepada pasangannya akan tetapi untuk dirinya sendiri ia melupakan untuk juga sekeras-kerasnya meningkatkan value diri sendiri.

Artinya, dalam hubungan tersebut mesti ada yang namanya pertumbuhan dan perkembangan bersama bukan hanya salah satu dari pasangan saja yang mencoba untuk stabil dalam berbagai hal tersebut.

Sebenarnya ini fakta yang cukup kejam dan kasar, kenapa pada akhirnya banyak laki-laki yang meninggalkan pasangannya yang telah bertahun-tahun menemani dirinya memulai semuanya dari nol untuk mendapatkan stabilitas di masa depannya. 

Karena, memang di kehidupan sehari-hari kita yang membuat seseorang bertahan dalam hubungan tersebut bukan karena kita sebagai perempuan begitu berjasa telah menemani laki-laki itu memulai dari nol.

Jadi perlu digarisbawahi bahwa laki-laki itu juga manusia biasa, yang kapanpun ia bisa berubah dan taraf yang saya maksud dari berubah itu, bisa jadi mereka akan membawa pasangannya ke level yang lebih baik atau justru kasarnya tidak mau lagi menerima pasangannya yang begitu berjasa untuk dirinya karena pasangannya sudah tidak lagi berada di level setara dan berakhir dicampakkan begitu saja.

Di sini saya tidak bisa mengeneralisir bahwa semua laki-laki yang ditemani oleh pasangannya memulai semuanya dari nol untuk mencapai stabilitas masa depan yang baik akan berakhir meninggalkan perempuannya,itu tidaklah selalu benar. 

Akan tetapi yang berada di kehidupan nyata saya sehari-hari, kebanyakan begitulah kenyataannya, bahwa perempuan yang menemani pasangannya memulai semuanya dari nol, berakhir ditinggalkan dan dicampakkan begitu saja.

Ada saja alasan yang tidak masuk akal sama sekali. Itu artinya sebagai perempuan kita juga jangan lupakan bahwa diri kita juga perlu untuk berkembang dan bertumbuh dengan value yang semakin meningkat walaupun itu dibarengi dengan kita menemani pasangan kita yang juga sedang berusaha mencapai stabilitas masa depannya.

Tentunya, dalam membangun sebuah hubungan akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan dan tidak sesuai ekspektasi kita bahwa dengan hanya ucapan dan janji serta komitmen yang dibangun itu bisa disimpulkan bahwa diri kitalah yang akan menemani pasangan kita selamanya sampai menua bersama. 

Karena, sebagai perempuan pun seharusnya kita harus untuk terus juga bertumbuh dan berkembang tanpa batas dengan mencoba hal-hal yang positif dalam pengembangan dan pertumbuhan diri kita.

Ketika di masa depan apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga dan berakhir mengecewakan maka sebagai perempuan kita tidak terlalu menyalahkan diri sendiri dan berakhir merasakan kekecewaan dan ketidak sangkaan yang berlarut-larut walaupun itu adalah hal yang tidak kita harapkan.

Oleh karena itulah, sebagai perempuan kita pun perlu untuk selalu berdaya dan berdiri di kaki kita sendiri, bila sewaktu-waktu kejadian dan demi kejadian akan begitu memilukan dan menyakitkan terjadi dalam kehidupan dan hubungan kita. 

Dalam tulisan kali ini, saya tidak memberikan sebuah ketakutan ataupun pandangan yang menyebabkan sebagai perempuan akhirnya kita untuk alih-alih jadi trust issue terhadap pasangan kita.

Namun, itu tadi bahwa semua orang akan berubah dan kita tidak tahu bahkan pasangan kita di masa depan akan seperti apa karena ketika salah satu pihak tidak ingin membangun sebuah ketepatan untuk menjadi pasangan, maka ketika ditemani selama apapun dia akan tetap meninggalkan kita karena merasa bahwa banyak yang akan bisa menggantikan kita di luar sana.

Tidak semua laki-laki seperti ini, akan tetapi yang hanya bisa kita lakukan kepada diri kita sendiri sebagai perempuan, tentu juga tidak hanya memfokuskan perhatian kita kepada pasangan akan tetapi kita juga perlu adanya dorongan kepada diri sendiri untuk senantiasa semangat dan berprogres lebih baik untuk masa depan kita dan pasangan kita.

Tidak menemani seorang laki-laki memulai semuanya dari nol untuk mencapai stabilitas masa depannya itu adalah sebuah pilihan yang artinya sebelum menjadi seorang suami dan isteri, kamu dan pasanganmu bukanlah tanggung jawab masing-masing/.

Itu artinya untuk semua hal yang seharusnya dilakukan ketika sudah menjadi pasangan suami isteri barulah hal itu yang diterapkan sesuai kodrat, kewajiban, tanggungjawab dan peran masing-masing, bukan ketika menjalin kedekatan atau sedang dalam berpacaran.

Barangkali, semoga tulisan ini bisa menjadi sebuah ajakan yang baik untuk setiap perempuan maupun laki-laki bahwa ketika dalam keadaan berproses.

Semua hal itu adalah pilihan dan apa yang kamu ucapkan dan janjikan kepada seseorang yang ingin kamu jadikan pasangan dan kamu memilih dia untuk menemani kamu seumur hidup artinya kalau perlu untuk terus memperbaiki diri sendiri bukan hanya dari segi materi dan karier akan tetapi juga dari segi karakter.

Sikap dan perlakuan yang kian hari bertambah baik sebagai seorang manusia. Semoga, teman-teman disini menemukan dan ditemukan oleh seseorang yang tepat untuk sama-sama bertumbuh dan berkembang hingga menua bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun