Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Wajah Malaikat dan Berotak Iblis

27 Juli 2024   23:03 Diperbarui: 28 Juli 2024   00:04 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajahmu cantik tapi di mana kau letakkan otakmu, Nona?

Terlihat polos dan suci, ternyata tidak terlalu mahal untuk membeli harga dirimu

Sedikit saja diberikan umpan, liarnya sudah seperti binatang

Kau mau salahkan lelakimu karena dia terlalu sibuk bekerja dan tak memperhatikanmu?

***

Bertingkah seperti perempuan murahan, tapi keinginannya harus dipenuhi seperti ratu kerajaan?

Kau tak sudi dengan lelaki yang suka mencicipi banyak perempuan

Namun, kau bertingkah murahan kepada lelaki di luaran sana

Tidak membela lelakimu itu, namun kau telah bertindak melecehkan dirimu sendiri

Sungguh, kau memperlakukan dirimu sama sekali tidak terhormat 

***

Benahi dirimu, jangan seperti tidak ada kehormatan 

Bercerminlah, sebelum kau menginginkan yang setara

Tidak selalu lelakimu itu memaklumimu sebagai perempuannya

Jika telah habis batas sabarnya, kau bisa kapan pun dibuang

***

Perempuan lain tidak akan membelamu

Kecuali, sama murahannya seperti dirimu

Ingatlah, bahwa kau perempuan yang bernilai, miliki rasa malumu

Tidak akan ada yang menyelamatkan dirimu

***

Bila kau tidak menjaga, bersiaplah untuk tidak terjaga

Siapa yang mau susah payah berjuang untukmu?

Lelaki tulus dan mudah dimanfaatkan?

Hei, buanglah jauh-jauh harapan kosongmu itu

***

Munafik sekali dirimu, inginnya dipungut dengan belas kasihan

Siapa yang mau mengasihi manusia sepertimu yang bahkan rela merusak dirinya

Silakan, kau telan penyesalan itu mentah-mentah 

Dengarkan, dunia ini kejam dan keras, bila kau tidak ada harganya

***

Puisi ini menggambarkan seorang perempuan yang kebanyakan cantik secara fisik tapi memiliki cara pikir yang murahan. Menurut saya, sebagai perempuan pun, saya sadar bahwa banyak sekali perempuan yang cara berpikirnya, secara kasar langsung sama sekali tidak menghormati dirinya sendiri dan seperti sedang melecehkan dirinya sendiri. 

Ini sungguh memalukan dan sangat miris, bila pemikiran-pemikiran seperti ini berkembang biak. Walaupun, secara umum banyak sekali di dalam sebuah hubungan yang selalu melakukan perselingkuhan adalah laki-laki akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa sangat banyak juga di dalam sebuah hubungan, perempuanlah yang melakukan perselingkuhan. 

Perempuan-perempuan seperti ini memang tidak akan pernah berubah. Mereka sama dengan laki-laki yang memang tidak cukup satu memiliki seseorang yang menjadi pasangannya. Siklus seperti ini yang akan terus berulang yang artinya ini bukan soal kesalahan yang harus dimaafkan dan dimaklumi berulang kali. 

Namun, ini adalah bentuk dari karakter dan watak pasangan satu sama lain yang harus segera diganti orangnya karena ini bukan ujian dalam hubungan akan tetapi petunjuk untuk segera mengakhiri kesakitan. Setiap dari diri kita, menurut saya, kita semua sadar sedang berada dalam kondisi dan situasi seperti apa, jadi ketika kita memiliki pasangan, yang mana dia memilih untuk selangkah untuk menjauhi kita artinya dia ada pertimbangan lain yang mungkin saja itu adalah orang lain (perempuan atau laki-laki lain).

Setiap dari kita pasti merasakan, ketika memiliki pasangan dan setiap hari kita menjalin rasa kasih sayang dengan tumbuh dan berkembang dalam hubungan itu, tentu sedikit dan kecil perubahan yang dilakukan oleh pasangan, tentu kita akan sadar bahwa ada perubahan-perubahan yang mau tidak mau dan siap tidak siap harus kita komunikasikan.

Apabila, kesimpulan dari saat kita mengkomunikasikan adalah dia memilih (perempuan atau laki-laki lain) segera untuk pergi dari sana karena dia sudah bukan lagi pasanganmu. Jadi, bagaimanapun dan apapun yang mau dia lakukan dalam kehidupannya itu bukan lagi menjadi urusanmu karena dia bukan pasanganmu lagi.

Oleh karena itu, sebagai perempuan ataupun laki-laki, seharusnya kita semakin berlomba-lomba untuk menjadi manusia yang baik, dengan setiap hari mengkritisi diri kita sendiri, yang harus selalu berbenah diri, termasuk ketika kita sudah memiliki pasangan yang memang kita harus lebih sadar bahwa, apakah yang kita lakukan akan menyakiti pasangan kita atau tidak? 

Dan, apabila pasangan kita melakukan hal yang sama dengan kita lakukan apakah bisa kita terima? Jangan menyakiti hati seorang yang sayang dan tulus sama kita, karena untuk mengembalikan waktu yang dia buat dengan rasa cinta untuk kita, itu bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu mulai dari sekarang berhenti untuk menjadi seseorang yang berpikir murahan. 

Berselingkuh itu pilihan, orang-orang yang berselingkuh itu sadar mereka sedang berada pada posisi yang salah dengan menghianati pasangannya tapi tidak selamanya kata maaf bisa menjadi penembus untuk diterima kembali. Tidak ada yang bisa menghancurkan diri kita kecuali kita memilih pilihan yang salah. Jadi, untuk teman-teman yang baca puisi ini, semoga rasa tulus kita akan bermuara pada seseorang yang tepat, tidak perlu buru-buru namun dengan waktu tempuh yang siap dan melegakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun