Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sekadar Gelar

9 Juni 2024   10:50 Diperbarui: 9 Juni 2024   12:42 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau lihat di sekitarmu banyak yang berjuang?

Tentu aku lihat, namun perbedaan itu terlalu mencolok

Punya ilmu memang bagus, namun punya adab dan sopan santun, jauh lebih bernilai

Apa kaum intelektual akan tersinggung?

***

Cukup disayangkan namun kenyataannya memang memilukan

Perbandingan orang yang bersekolah dan tidak bersekolah

Padahal, punya gelar itu bagian dari dedikasi terhadap diri sendiri

Kenapa ribut membandingkan seberapa banyak uang yang didapat?

***

Yang bersekolah merasa kasihan kepada yang tak bersekolah

Begitupun yang tak bersekolah

Turut merasa justru orang-orang yang bersekolahlah yang pantas dikasihani

Padahal, membandingkan dua hal tidak pada tempatnya, jauh lebih terdengar konyol

***

Entahlah, apa juga yang merasuki manusia-manusia sekarang

Terheran-heran kita dibuatnya, lelucon sekali bila memandangnya

Kekacauan yang akan tercipta apabila kau salah paham bahkan salah kaprah

Kau kira ini semua hanya tentang profesi mentereng dan uang yang menumpuk?

***

Jauh lebih dari itu dampaknya

Pilihan hidup orang bukan tanggungjawab kau, dia tahu konsekuensinya

Jauh sebelum menyesal ia siap untuk menelan semua kepahitan

Tinggal pilih mana yang mau kau pilih

***

Dunia ini berputar bukan pada porosmu

Terserah orang lain mau memilih bersekolah setinggi-tingginya atau tidak bersekolah sama sekali

Yang memalukan justru kalian saling merendahkan

Apa itu akan membuat kalian bangga?

***

Tidak akan ada yang menolong kalian kalau bodoh dan miskin

Jalur tempuhnya pasti beda antara menjadi pintar dan menjadi kaya

Tidak perlu dibandingkan, sesuaikan saja dengan kemampuanmu 

Ini hidupmu bukan hidup orang lain

***

Jangan lupakan bahwa jam terbang adalah sebuah bentuk anugerah

Tidak semua orang mendapatkan keduanya

Bahkan bisa dilakukan secara bersamaan

Yakni menjadi manusia kaya tujuh turunan ditambah kualitas otak di atas rata-rata

***

Puisi ini menggambarkan dua aspek yang selama ini selalu berseliweran terkait dengan orang-orang yang memilih untuk memiliki pendidikan yang tinggi dengan orang-orang yang mencukupkan atau merasa bahwa pendidikan itu tidaklah begitu penting. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa dua aspek ini adalah hal yang berbeda?

Tentulah, jalur tempuhnya pasti berbeda. Untuk mendapatkan otak yang pintar dan kualitas yang bagus, tentu harus dibentuk dari pendidikan yang tidak hanya cukup sampai kita menamatkan SMA atau SMK akan tetapi mesti dilanjutkan lagi dengan kita menambah perguruan tinggi sebagai jenjang selanjutnya untuk menambahkan keluasan wawasan dan pengetahuan kita.

Lain cerita, apabila kita ingin menjadi seseorang yang kaya raya dan bulat, mentok sampai di sana. Itu jalurnya adalah dengan kita memfokuskan apa yang menjadi minat kita untuk dikembangkan menjadi sebuah usaha bahkan sampai punya cabang di mana-mana maka tentu uang akan berakumulasi di sana karena kita telah memfokuskan usaha kita sampai mencapai di luar dari target yang selama ini tidak kita bayangkan. Tentu, kita menjadi seseorang yang kaya raya dengan harta yang terus meningkat.

Jadi, sedikit mengandung kesalahan persepsi apabila pendidikan itu disangkutpautkan dengan output bahwa seseorang nantinya akan mendapatkan profesi yang bagus setelah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi. Bukan berarti bahwa tidak boleh berharap terhadap pendidikan yang ada di perguruan tinggi untuk mendapatkan profesi yang diidam-idamkan atau dicita-citakan setelahnya akan tetapi kembali lagi pada diri sendiri bahwa profesi bagus itu bahkan untuk sekarang ini sangatlah susah didapat apabila diri kita tidak punya kualitas.

Nah, itu kembali lagi pada kita bahwa apakah ketika kita akan mencapai profesi yang bagus dengan gaji yang juga pantas dan layak untuk kita itu sebanding dengan kualitas dan kapasitas yang kita miliki untuk menyandang gaji yang sebesar itu? Itulah kenapa ilmu itu penting karena untuk menyandang uang yang banyak, kita juga perlu namanya ilmu untuk mengelola dan mengatur keuangan yakni dengan manajemen keuangan. 

Tentunya, ilmu dari pendidikan itu membantu untuk akhirnya kita tidak menyalahgunakan uang yang kita miliki untuk hal-hal yang bahkan di masa depan, lambat laun akan merugikan kita. Jadi, cukup menyedihkan apabila ketika, saya sendiri pun mendengar bahwa pendidikan itu dikatakan tidaklah begitu penting. 

Sangat disayangkan sekali, apabila hal itu terdengar bahkan sampai hari ini saya pastikan pendidikan itu sangat penting karena sampai hari ini, saya membuat tulisan ini yakni dari hasil saya berpikir dan tentu menggunakan ilmu yang saya dapatkan.

Tulisan yang enak dibaca dengan diksi yang tepat, kalimat yang tidak nyolot sehingga menarik dibaca, alhasil dapat mengajak teman-teman, tekesan dengan makna yang saya tulis. Bahkan, itu juga bagian dari pendidikan yang setiap harinya saya dapatkan dari belajar dan belajar terus tidak ada henti. 

Jadi, jangan berharap bahwa kita akan punya SDM yang mumpuni, apabila kita beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting bahwa justru dengan pendidikanlah kita jadi lebih bisa sadar bahwa setiap persoalan dan permasalahan yang ada di kehidupan kita itu adalah bagian dari alternatif kita, entah kapan kita menggunakan ilmu dari pendidikan itu, yang jelas faktanya sepenting itulah punya ilmu dari pendidikan kita.

Jadi, bagaimana dengan orang-orang yang memilih untuk tidak bersekolah dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi? Sah-sah saja, tentu itu bagian dari pilihannya sendiri, tidak perlu ada perbandingan juga dan tidak perlu ditanyakan kenapa dan mengapa, tentu ada alasannya sendiri.

Sebagai manusia kita dibekali banyak hal dalam diri kita. Anugerah dari Tuhan yang memberikan kita begitu banyak karunia yang baik untuk akhirnya kita punya kendali dan keputusan terhadap apa yang kita pilih. Banyak, hal di dunia ini yang kalau kita pikirkan kita tidak akan mampu untuk sampai pada tahu jawabannya. 

Namun, berkat ilmulah kita bisa mencari jawaban dari hal-hal yang tidak kita tahu dan karena ilmulah kita jadi punya opini sendiri atau pendapat sendiri untuk setidaknya kita menolong diri sendiri karena ilmu yang ada di dalam diri kita. Jadi, berhenti untuk punya perbandingan terhadap konteks yang tidak pada tempatnya bahwa begitulah adanya.

Menurut saya sendiri pun kalau kita ingin menjadi pintar tentu kita harus mau belajar belajar dan terus belajar terhadap sebuah minat keilmuan yang kita pilih dan juga terkait dengan ingin menjadi seorang yang kaya raya jalur tempuhnya juga beda yakni kita perlu punya usaha yang jadi fokus kita untuk mengembangkan usaha tersebut.

Oleh karena itu, terkait dengan keputusan dalam hidup kita maka pastikan keputusan itu adalah keputusan yang menolong diri sendiri dan menyelamatkan diri sendiri. Bahkan sampai hari ini pun kalau kita kebanyakan bermalas-malasan dan memanjakan diri sendiri untuk tidak segera bergerak dengan apa yang kita tuju maka tentu saya pastikan kita adalah bagian-bagian dari orang yang istilah kasarnya "sudah bodoh, miskin lagi." 

Maka, kalau kedua-duanya bisa kita jalankan berbarengan maka justru itu adalah kesempatan dan peluang yang bisa kita dapatkan sekaligus yakni memiliki wawasan yang luas, juga dengan pilihan kita untuk mengembangkan usaha untuk mendapatkan sejumlah uang yang tidak ada batasnya. Jadi, sesuaikan dengan kemampuan kita saat itu dan kalau kita bisa mencapai apa yang menjadi keputusan kita, tentu itu jadi hasil yang bermanfaat untuk diri sendiri bahkan orang banyak akan juga turut merasakan hal yang sama dengan diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun