Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Langit Favorit

21 Mei 2024   20:30 Diperbarui: 21 Mei 2024   20:47 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa, tidak mulai berpikir bahwa di bumi itu juga sama indahnya seperti langit. Bukan karena ketika kamu merasa seperti bumi yang berada di bawah dan langit yang berada di atas itu tidak bisa memiliki kualitas yang sama-sama baik dan sama-sama indahnya untuk dikagumi.

Tidak perlu merasa tidak pantas dan tidak layak untuk sesuatu yang menurut kamu tumpang tindihnya itu begitu besar seperti langit dan bumi. Cinta itu tidak akan pernah pakai ukuran kecuali logika yang berbicara. Jadi, ketika kamu maunya dia maka tunjukkan pada dia bahwa kamu juga punya nilai-nilai dan kualitas yang sama indahnya, sama layaknya dan pantas untuk dikagumi banyak orang termasuk orang yang kamu sukai.

Kalau merasa diri sendiri banyak kekurangannya dan kekurangan itu bisa diperbaiki maka berkembanglah lebih baik. Di momen inilah kamu akan merasa ternyata proses itu sangat menyenangkan sembari terus mengagumi orang yang kamu sukai. Jadi, kamu juga tidak merasa terburu-buru dan takut kalau ada orang lain yang akan memandanginya.

Di langit ada kehidupannya sendiri dan di bumi juga ada kehidupannya sendiri. Sama-sama punya nilai dan sesuatu yang bisa dibanggakan dan itu jadi hal yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Maka, ketika kamu dan dia seperti langit dan bumi percayalah bahwa kamu dan dia sama-sama layak dan pantas untuk bersama ketika tujuanmu adalah hanya memandangi langit dan tidak tergoda memandangi benda-benda  lain yang ada di langit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun