Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Sudut Pandang

21 Mei 2024   07:31 Diperbarui: 21 Mei 2024   07:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurutmu, kau punya penilaian sejauh apa?

Sejauh ini, aku punya penilaian yang membuatmu juga tak menyangka 

Akan, kusimpan sampai kapanpun

Cobalah kau berbagi, aku penasaran

***

Dengarkan. Sudah, kau dengar?

Apa? Kau tak berbicara apapun

Payah, kau ini. Sinilah, biar kubisikan

Hei, apa yang kau katakan ini?

***

Apa? Kau marah padaku?

Lalu, aku harus apa? Bahkan, kau tidak berbicara ketika sudah kupasang dua telingaku

Munafik. Kau pikir aku akan bicara padamu?

Kenapa, kau ini? Seperti orang tidak berpikir

***

Hei, sejak kapan aku harus bercerita?

Ya, kapanpun kau mau, aku bersedia

Cuih. Tidak usahlah, aku tidak sudi

Jangan ucapanmu ya, lancang sekali kau?

***

Kau tak layak disebut temanku

Kenapa, kau ini? Aku temanmu yang selalu ada untukmu

Hei, sejak kapan kau selalu ada?

Sejak, kapan bodoh? 

***

Kau dengar sini ya. Aku berhenti jadi temanmu

Kau tak layak bahkan tulusmu palsu

Sudah lama aku tahu, namun aku diam 

Kau bagian orang yang bahkan aku ingat sampai mati kemunafikannya

***

Lihatlah, aku akan menjadi bagian yang hilang dari dirimu

Mulai detik ini, aku lebih percaya dengan diriku sendiri

Sampai kapanpun, aku akan ingat ini

Lekas hilanglah manusia keparat, asinglah selamanya

***

Puisi ini menggambarkan seseorang yang mengetahui sejak lama bahwa di sekitarnya sesuai dengan perkiraannya selama ini. Semakin lama, semakin terlihat tapi ia tahu harus bertindak seperti apa karena resiko yang ditimbulkan apabila tetap berada di sana akan membuat seseorang tersebut semakin tidak menyangka.

Dampak yang ditimbulkan dari berada di sekitar orang-orang yang munafik memang akan membawa diri kita kepada efek dari pengaruh yang sebenarnya kita tidak mau mengikuti tapi secara energi kapanpun kita akan terbawa arusnya. Itu terjadi secara natural dan bahkan semakin lama akan terasa dan ya, akhirnya kamu akan kehilangan kamu yang sebenarnya.

Menyerupai suatu hal yang selama ini kamu tidak sukai dan ternyata di momen itu kamu telah menjadi bagian dari yang tidak kamu sukai. Maka, jika sudah menemukan sinyal-sinyal seperti itu, batasilah. Jauhi, banyak hal yang akan memperburuk dirimu apabila semakin lama itu terjadi, bersiaplah untuk kehilangan dirimu sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun