Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i'm anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here 💌🎀

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Isi Kepalamu Bau Bangkai

16 Mei 2024   23:31 Diperbarui: 16 Mei 2024   23:35 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Butuh tenaga untuk membersihkan kotoran

Niatmu saja sudah busuk

Kau berharap bisa dimaafkan?

Bila dibalas sepadan dengan kepedihan yang kau berikan, sanggupkah kau?

***

Sial sekali bepapasan dengan manusia keparat sepertimu

Mimpi buruk apalah aku semalam bertemu denganmu

Tak bisa digambarkan seperti apa kau bersilat lidah

Sayangnya, mainmu berantakan setelah bertemu aku lawanmu

***

Tak perlu berpura-pura tulus

Bau bangkai kepalamu sangat busuk

Kau tak jago bermain cantik

Sudah tentu kalah telak, tak dapat selamat

***

Sampai kapanpun, penilaianku tidak akan berubah

Sebelum, aku menemukan keharuman darimu

Sampai kapanpun, aku tidak akan percaya

Sebelum, kutemukan obat dari rasa sakit yang kau berikan

***

Benar, kecerdasan dan kecantikan adalah dua hal yang mematikan

Kau tidak akan bisa membunuhnya, kendatipun kau berhati dan berotak busuk bangkai

Kesedihan hanya angin lalu, baginya kau  sudah tidak lagi berharga

Seperti dulu saat aku membangga-banggakanmu

***

Pelajaran besar dalam hidupku

Bila sudah berdarah-darah, tidak usah manja untuk meminta pertolongan

Kebaikan yang diberi, dituntut untuk dibalas

Bangkitlah sendiri walaupun sudah pincang

***

Puisi ini menggambarkan seseorang perempuan yang bisa menyeimbangkan antara perasaan dan logikanya. Benar ia merasakan bahwa cinta itu buta tapi karena ia selalu berpegang teguh pada ilmu dan nilai-nilai yang selalu ia tanamkan sebagai prinsip hidupnya maka ketika ada permasalahan dalam hubungannya dan itu membuat harga dirinya sebagai perempuan seperti pengemis maka tinggal menunggu waktu dia akan meninggalkan pasangannya.

Sebagai perempuan kita selalu dituntut untuk patuh dan tunduk kepada pasangan kita yang memang benar dia yang memimpin dan menghandle jalannya hubungan namun apakah ketika perempuan memiliki pendapat dan opininya sendiri tentang laki-lakinya yang salah dalam memperlakukannya itu dianggap bentuk perlawanan dan dilabeli pembangkang terhadap pasangan sendiri?

Maka, sangat bisa dibenarkan bila seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan kecerdasan itu akan sangat sulit menemukan pasangan yang benar-benar tepat kalau laki-lakinya tidak bisa paham bagaimana perempuan tersebut. Ia sama dengan perempuan lain di luar sana yang akan selalu memberikan rasa sayang dan cinta terhadap pasangannya dengan sebesar-besarnya yang ia miliki namun ketika pasangannya tidak menghargainya maka di situlah tidak akan ditemukan perempuan tersebut seperti pengemis cinta dari seorang laki-laki.

Seperti perempuan bodoh yang menggantungkan kebahagiaannya pada seorang laki-laki yang bahkan ia tahu laki-laki tersebut sangat-sangat tidak menghargainya sebagai perempuannya. Perempuan hanya ingin dimengerti dan diberikan keyakinan bahwa laki-lakinya selalu menjadikan dirinya sebagai rumah dan tujuannya untuk selalu pulang. Sebagai penghindaran dari laki-laki yang tidak settle dalam dirinya maka jadilah perempuan yang cantik dan cerdas serta memiliki hati yang tulus dan sikap yang beradab.

Naungi, diri sendiri dengan ilmu-ilmu yang baik dan percantiklah diri dengan memakai pakaian yang baik dan berdandan dengan cantik. Tidak ada larangan untuk menjadi perempuan yang bila terlalu cantik dan terlalu cerdas itu menjadi ancaman bagi laki-laki, ya tentu ancaman bagi laki-laki yang tidak mengerti benefit mendapatkan perempuan terlalu cantik dan terlalu cerdas. Yang seharusnya laki-laki tersebut bangga bahwa di antara banyaknya laki-laki yang menyukai dirinya pemenangnya tentu tetap adalah dirinya karena setia pada pasangan adalah salah satu benefit dari ia mendapatkan perempuannya yang cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun