Jika ada sebuah barang, apakah kau akan membelinya?
Tatkala kau melihat-lihat barang yang ada di jejeran sana
Tentu kau tidak akan melihat cacatnya
Masih tersegel, elegan dan memikat hatimu untuk membelinya
***
Seandainya telah kau miliki sebuah barang itu, kapanpun kau akan merasa bosan
Bila tidak dirawat, kapanpun kau bisa mencari penggantinya, mencampaknya seperti tidak ada harga diri
Tapi, ini bukan tentang barang
Ini tentang aku yang bukan sebuah barang
***
Kau letakkan aku dijejeran sana, seakan-akan aku adalah barang
Bukan dendam yang ingin selalu ku pupuk kepadamu melainkan cinta yang semakin tulus dan menyeluruh
Semakin hari aku seperti bersaing untuk kamu letakkan sebagai tujuan
Yang kau tahu aku bukanlah barang namun di matamu aku tidak bernilai
***
Apakah perlu, mulai detik ini aku mematokkan harga paling tinggi untuk diriku sendiri?
Seharusnya, tidak perlu kukatakan berapa hargaku
Sampai kapanpun, kau tidak akan pernah bisa membeliku
Pastikan, harga tulusmu setara dengan harga tulusku
***
Puisi ini menggambarkan seseorang yang merasa bahwa di dalam sebuah hubungannya sudah mulai pelan-pelan tidak menjadi prioritas pasangannya. Penyebabnya adalah pelan-pelan pasangannya sudah tidak mau melibatkan dirinya untuk menemani hari-hari pasangannya.Â
Barangkali, seleranya sudah berubah dan seolah-olah yang tadinya pasanganmu menjadikan kamu selalu sebagai tujuannya akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dia malah mencampakkanmu seperti barang yang kapanpun kamu bisa digantikan.
Bila di kepalamu sudah muncul pertanyaan pertanyaan ketidakpastian, seolah-olah kamu bingung dimana letak harga dirimu dalam hubungan tersebut maka dipastikan bahwa pelan-pelan pasanganmu sudah tidak menjadikan kamu tujuannya.Â
Cinta yang bertumbuh dan berkembang di dalam hubungan tidak akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang meragukan dan tidak yakin, kalau posisinya saling mengisi, saling melengkapi dan saling memperjuangkan. Justru, akan memunculkan semakin keyakinan tersendiri bahwa pasanganmu yang sekarang adalah sosok pasangan yang tepat untukmu sampai hingga hari tua.
Jadi, pastikan bahwa dia sudah menemukan sosok seseorang yang tepat untuk dirimu jangan pernah sedikit menyia-nyiakan dirinya. Bila, dia memberikanmu luka dan sakit hati dan ketika itu kamu membalasnya dengan ketulusan dan bukan dendam yang lebih sadis maka selamat kamu telah menjadikan nilai dirimu dan cinta yang totalitas itu sepenuhnya hal-hal yang mahal dan mewah.
Semoga, kelak kita semua mendapatkan sosok manusia yang langka dan mahal itu, satu saja. Yang akan terus merayakan diri kita bersama-sama dan tidak akan pernah berhenti mengusahakan dan memperjuangkan kita sebagai pasangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H