Temuilah penyesalanmu, pedih dan tak ada ampun
***
Puisi ini menggambarkan seorang perempuan yang merasa hebat karena telah merebut dan merampas kebahagiaan perempuan lain. Ia merasa bangga karena telah mendapatkan laki-laki yang menurutnya ia idam-idamkan padahal sama murahnya dengan dirinya.
Tidak ada pembelaan untuk perselingkuhan dan seorang perempuan yang merusak hubungan bahkan rumah tangga orang lain. Mau secantik apapun kau sebagai perempuan, kalau hatimu busuk dan liar terhadap laki-laki tentu kau sama murahannya dengan laki-laki yang juga setara dengan murahnya dirimu.
Pesanku untuk semua perempuan mau secantik apapun kau, tetaplah jadi perempuan yang elegan dan terhormat. Pegang selalu nilai-nilai yang baik dan tidak melanggar hal-hal yang secara prinsip dan norma adalah sebuah kesalahan. Jangan, jadi perempuan yang memiliki selera murahan dan rendah.
Banyak laki-laki yang single dan bertanggung jawab kepadamu. Didiklah, pikiran dan hatimu untuk tidak gampangan tergoda dengan laki-laki yang sudah memiliki pasangan, itupun kalau kau mahal, kalau kau murah tentu kau mau-mau saja. Banyak laki-laki baik dan bertanggungjawab, jangan murahan sebagai perempuan, suka merebut dan merampas milik perempuan lain.
Untuk laki-laki yang sudah memiliki pasangan jaga perempuanmu, laki-laki lain tentulah banyak yang mengincar posisimu sekarang. Namun, karena perempuanmu mahal dia tidak mengizinkan satu orang pun untuk mendekatinya dan tetap setia kepada dirimu. Jadilah, laki-laki yang mahal bukan murahan dan gampangan yang menggilai banyak perempuan karena itu sangat dan sungguh menjijikkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H