Dia ke sini
Petuah bijak penuh cerita suram
Menghibur di luar, tertekan di dalam
Dia temanku yang tak kunjung datang waktu aku bahagia
***
Lihatlah, dia tetap kokoh
Menjadi penenang untuk baik-baik saja
Dilemparkannya lelucon yang tak menyinggung kekurangan namun aku lepas tertawa
Sungguh hebat manusia tulus ini, menjelma mengagumkan
***
Lihatlah, semangatnyaÂ
Terlihat tak punya masalah, tak terbebani
Selera humornya tak pernah gagal menceriakan
Kau memang temanku ketika ide bodoh ingin bunuh diriku kumat
Sampai aku lupa bertanya kondisi hidupmu
***
Kau singkirkan hidupmu, demi hidup yang lain
Kau ucapkan mantra mujarab paling lucu menjadi senyum sumringah kebahagiaan
Apakah kau perantara Tuhan untuk kejiwaanku tetap sehat?Â
Atau kau punya kekacauan jiwa tapi kau pura-pura tak tahu?
***
Puisi ini menggambarkan seorang teman yang begitu hebat menyimpan luka dan traumanya. Seorang manusia yang terlihat baik-baik saja, namun dibalik layar ada banyak cerita yang ia simpan sendiri dan ia enggan untuk berbagi.Â
Alasan ia tidak ingin berbagi ke orang lain dengan segala hal yang membuat pikirannya kacau yakni karena ia belum menemukan seseorang yang benar-benar membuat ia tenang untuk menangis dan terbuka bercerita karena ketika ia akhirnya mengeluarkan suara orang-orang di sekelilingnya tidak begitu peduli dengan apa yang ia pikirkan.Â
Semoga puisi ini mewakili perasaan teman-teman semuanya. Semoga, segera bertemu dengan seseorang yang rela meminjamkan dua telinganya untuk mendengarkanmu bukan menjadikan luka dan traumamu hal yang biasa dan berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H