Mohon tunggu...
Anggraini Fadillah
Anggraini Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - student at riau islamic university | content writer | host podcast

hi, i am anggraini fadillah. thank you for agreeing to read the article here ✨

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimanakah, Gen Z di Tempat Kerja? Kebanyakan Healing dan Doyan Resign? Benarkah? Yuk, Disimak!

26 Maret 2024   14:09 Diperbarui: 26 Maret 2024   14:18 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2. Gen Z Dianggap Generasi Baperan yang Sebentar-Sebentar Healing atau Resign

Generasi Z juga dipandang negatif terkait dengan mereka yang rentan pada kondisi kecemasan. Terdapat sekitar 29% gen Z mengaku bahwa dirinya memang gampang terdistraksi dengan adanya kecemasan. Sehingga, hal ini menjadi kritikan keras terhadap gen Z dan anggapan bahwa gen Z adalah orang-orang yang baperan. 

Sebagai gen Z saya menyetujui hal ini, karena gen Z ini lebih pada tipekal seseorang yang sangat overthinking, sehingga apa-apa hal, baik sepele bahkan besar sangat ia pikirkan. Tak heran bila mereka disebut seseorang yang baperan karena selain sosok yang overthinking mereka juga sosok yang menjunjung tinggi mental health.

Jadi, bila mereka berada pada satu tim atau divisi di sebuah pekerjaan yang memiliki leader yang tidak open minded terhadap cara mereka bekerja justru ini akan membuat mereka lebih memilih resign dibanding mental health mereka menjadi tidak waras dan frustasi gara-gara pekerjaan mereka.

Gen Z itu butuh sekali sosok manager atau pun leader yang membuat mereka merasa dihargai karena gen Z ini gampang banget untuk resign apabila mereka diperlakukan tidak manusiawi. Nah, kadang-kadang generasi-generasi sebelumnya ini menyepelekan tentang mental health seorang gen Z karena generasi sebelumnya itu tidak mempermasalahkan apabila mereka dibentak, dimarahi atau dimaki-maki atasan karena mereka sadar cuma karyawan.

Namun, hal itu berbanding terbalik dengan gen Z yang sangat mengutamakan mental health sehingga apabila mereka tidak dihargai dan tidak diperlakukan manusiawi maka dari situ mereka akan lost respect dan memilih resign karena menurut mereka perlakuan yang mengganggu mental health adalah hal yang toxic.

3. Gen Z Sangat Menghargai Arahan Atasan yang Open Minded dengan Cara Mereka Bekerja

Terlepas dari judgement negatif tersebut, pada faktanya lebih dari 37% gen Z mengaku bahwa mereka sangat-sangat menghargai arahan dari rekan lainnya. Namun, itu tadi bahwa gen Z ini memang generasi yang secara positif menjunjung mental health dan itu bagus namun, kadang kala dengan generasi sebelumnya ada kesalahpahaman dan ketidaknyambungan antara pola kerja dan pola pikir gen Z dengan generasi sebelumnya sehingga gen Z dilabeli generasi sebelumnya sebagai generasi yang problematik.

Sebenarnya, label buruk terhadap gen Z ini sudah sangat disalahartikan mengenai problematik dan toxicnya seorang gen Z ketika bekerja, akan tetapi sebelum lebih jauh melabeli gen Z seseorang yang buruk, berdasarkan hasil riset yang diterbitkan IDN Research Institute bahwa pada faktanya gen Z di Indonesia itu termasuk seseorang yang mau bekerja lembur dan sangat mempertimbangkan waktu ideal mereka bekerja pada sebuah perusahaan atau tempat kerja mereka demi kestabilan karier.

Jadi, bukan berarti gen Z ini tidak mau kerja keras akan tetapi memang mereka hanya membatasi antara kehidupan personal dengan kehidupan mereka bekerja, jadi bila waktunya mereka harus mengerjakan sesuatu hal yang menyita waktu mereka lebih lama dari seharusnya atau di luar dari jam kerja mereka, pasti tentu dengan komunikasi yang baik, mereka juga pasti siap untuk memberikan dedikasi terbaik demi pekerjaan dan demi perusahaan tempat mereka bekerja.

Itulah beberapa hal penjelasan mengenai gen Z di tempat kerja. Walaupun banyak anggapan buruk yang ditujukan kepada gen Z, namun gen Z adalah generasi yang punya pola pikir dan pola kerjanya sendiri yang apabila di tempat mereka bekerja lebih memberikam mereka peluang dan kesempatan untuk terbuka dengan bagaimana mereka mengakases ide dan gagasan terhadap pekerjaan mereka, maka saya percaya bahwa akan banyak atasan yang mengacungin jempol mantap kepada gen Z sebagai generasi yang punya pontensi dan kapasitas yang luar biasa menarik dan unik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun