1 pasien Kanker dibiayai oleh 1.253 peserta sehat.
Dalam hal ini, terlihat jelas adanya gotong royong, saling bahu membahu untuk menyelamatkan pasien yang sedang sakit oleh seluruh peserta yang sehat. Dengan harapan semakin banyak peserta yang sehat dan membayar iuran secara teratur.
2. Peran dan partisipasi seluruh pihak termasuk multi stake holders(masyarakat, Rumah Sakit, Tenaga Medis, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, LSM, Badan Usaha, Pengelola Klinik Swasta, dll)
Hadirnya program BPJS Kesehatan dengan prinsip gotong royong tidak hanya membuat Indonesia semakin sehat juga memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia selama tahun 2014 seperti:
- Industri Kesehatan 4,4 Triliun;
- Obat-obatan 1,7 Triliun;
- Lapangan kerja bidang kesehatan 4,2 Triliun;
- Konstruksi Rumah Sakit 8, 36 Triliun.
- Dengan total kontribusi JKN senilai 18,66 Triliun.
Per September 2016 jumlah peserta JKN-KIS adalah 168.512.237jiwa. Jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah kurang lebih 250 Juta Jiwa, sehingga masih ada sekitar 80 Juta jiwa lagi yang belum berpartisipasi dalam gotong royong JKN-KIS ini. Harapannya di tahun 2019 nanti seluruh masyarakat Indonesia dapat bergabung dan tolong menolong dalam mewujudkan Indonesia sehat.
[ORANG TUA SAYA SEMBUH HASIL GOTONG ROYONG]
Dua bulan lalu, Bapak saya divonis dokter terkena tumor paru-paru. Dalam hal ini, tumor harus diangkat sedini mungkin. Rumah Sakit di daerah saya belum mampu untuk mengangkat tumor tersebut, sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Swasta di Medan.
Bersyukurnya Bapak merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tepatnya masih pemegang kartu ASKES yang sekarang sudah berubah menjadi kartu JKN. Alhasil, orang tua saya ditangani dengan cepat dan dioperasi dengan tenaga medis yang mumpuni.
Berikut beberapa perbandingan keuntungan semenjak Kartu ASKES berubah menjadi naungan BPJS Kesehatan:
* Dulu, kartu ASKES hanya berlaku di Rumah Sakit Pemerintah/Negeri. Sehingga rujukan hanya ke Rumah Sakit yang menerima kartu ASKES saja.
Berdasarkan pengalaman bahwa Rumah Sakit Negeri di daerah pada umumnya kurang terawat dan fasilitas yang kurang lengkap. Belum lagi, dokter spesialis yang jarang ditemui.