Mohon tunggu...
Lilin Kecil
Lilin Kecil Mohon Tunggu... -

manusia tak abadi.. karyanya abadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Hidup Sangat Sulit Dijalani? (2)

4 Desember 2015   07:35 Diperbarui: 7 Desember 2015   01:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih berhubungan dengan manusia remaja yang bertanya "mengapa hidup sangat sulit" dan berandai-andai untuk bisa kembali menjadi anak-anak lagi..

Saya ingat, ketika kecil dulu saya dan teman-teman sering tersungut-sugut marah ketika orangtua kami menyuruh kami mandi saat kami sedang asik bermain, saya sering ngambek ketika disuruh tidur siang, selalu malas jika disuruh tidur malam padahal masih ada film yang ingin saya tonton, tidak suka saat orangtua saya berkata "jangan yang itu, itu mainan untuk orang gedek", maghrib sudah harus ada dirumah, tidak boleh main saat malam hari, dan beberapa aktifitas lainnya yang mengatas namakan anak kecil.

Jika saya sedang merasa buruk, saya akan bertanya kenapa papah boleh keluar malem sedangkan aku enggak? kenapa mamah gak tidur siang padahal aku dipaksa untuk melakukan itu? kenapa aku harus tidur jam 9 malam sedangkan mamah dan papah tidak??? senangnya melihat kakak-kakak SMA yang diperbolehkan pergi ke toko buku tanpa ditemani orang tua, irinya saat tahu bahwa kakak-kakak itu mendapatkan uang jajan yang lebih banyak dan bisa diatur sendiri karena diberikannya per bulan, enaknya kakak-kakak itu diperbolehkan langsung main kerumah temannya tanpa harus pulang kerumah dulu untuk berganti baju. Hmm, andai saja saya orang dewasa.

Taraaa.. Disinilah saya, Fisikly saya bukan anak-anak lagi, saya juga sudah mendapatkan hak-hak orang dewasa yang saya impikan tadi (horeeeee, keinginan saya terkabul). Namun, saat ini saya memiliki pertanyaan baru yaitu "mengapa hidup terasa sulit?" dan.. andai saja saya seorang anak kecil >,<.

Ternyata banyak hal yang saya sebagai anak kecil tidak melihatnya. Yang saat ini baru saya mengerti, bahwasanya semakin banyak hak yang saya dapatkan semakin banyak pula kewajiban yang harus saya pertanggung jawabkan. Secara internal diri sendiri pada postingan sebelum ini saya mendapatkan jawaban oleh orang dewasa bahwa hidup remaja terasa sangat sulit karena pada masa ini ia mendapatkan perangkat baru dengan fungsi yang lebih canggih sehingga seorang remaja memerlukan penyesuaian, belajar, mengerti dan mengamati lagi apa yang ada pada HP baru tersebut agar semua fungsinya berjalan dengan baik dan dapat mempermudah mencapai tujuan kita.

Karena momen yang baru pertama kali itulah rasa sulit dan takut akan terasa sangat. Padahal ketika kita sudah sering menggunakan HP tersebut, rasa sulit dan takut jika ada kesalahan akan terasa lebih mudah.

Ternyata tidak hanya dari kita punya perangkat baru. Ada yang namanya modal dan tuntutan pada HP tersebut. Untuk bisa mendapatkan HP tersebut maka kita harus memiliki uang untuk membelinya. Kalo dikontekskan kepada manusia maka modal kita dikatakan manusia dewasa adalah kita telah melewati banyak hari yang membutuhkan makan, tempat tinggal, kasih sayang, rasa aman, pendidikan, dll yang itu juga butuh waktu hingga kita bisa mendapatkan hak-hak tersebut.

Mengapa anak SMA boleh pergi ke toko buku sendirian sedangkan aku(saat masih kecil) tidak boleh keluar dari kompleks tanpa ditemani orangtua? karena ketika ada orang yang berniat jahat anak SMA lebih bisa menjaga dirinya dibanding aku yang masih SD(pendek, penakut, dan tak berdaya). keyakinan "jika ada orang yang berniat jahat anak SMA akan lebih mampu menjaga diri" ini dibangun dengan modal pendidikan orangtua, dikasih makan sehingga tubuhnya besar dan kuat, pendidikan sekolah, pengertian, kasih sayang, pengalaman.

Berbeda dengan anak kecil yang tubuhnya masih kecil karena kuantitas makannya masih lebih sedikit dibanding orang dewasa, anak kecil yang masih baru mengumpulkan data (belum mahir menghubung-hubungkan data), anak kecil yang belum memiliki banyak realitas contoh sebagai modal untuk menyimpulkan mana situasi yang aman dan mana yang berbahaya.

Akibat dari modal yang dikeluarkan adalah pasti adanya tuntutan agar HP yang baru dibeli tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Semakin tinggi modalnya maka semakin tinggi pula tuntutan yang akan didapatkannya. analogikan HP yang hanya bisa telfon dan sms adalah kita saat kecil dan HP android sekarang adalah kita sebagai orang dewasa/ HP android baru sebagai kita para remaja.

Ketika kita masih kecil/ HP jadul maka lingkungan hanya menuntut HP tersebut agar bisa menelfon dan sms, tidak merasa rugi atau kecewa ketika ternyata HP tersebut tidak bisa untuk mendengarkan musik dan mengambil gambar. Tapi berbeda saat kita membeli HP android yang secara modal lebih besar dibanding HP jadul, maka tuntutan lingkungan terhadap HP android itu akan lebih besar sebagai mana mestinya.

konkritnya kita dari awal sudah tahu bahwasanya HP android itu punya potensi bisa mengambil gambar, mendengarkan musik, internetan, dll. Maka kita harus berusaha mencari tahu, belajar dan memahami agar harapan kita untuk dapat menggunakan fasilitas tersebut tercapai.

Tuntutan tersebut ternyata tidak hanya datang dari dalam diri kita sebagai yang memiliki android baru. Karena orang lain juga memiliki pengetahuan tentang potensi HP tersebut, maka ketika HP tersebut tidak berjalan sebagai mana mestinya maka akan ada suara-suara "padahal punya android, tapi kok internetan masih minjem android orang lain". Kalo didunia nyata bisikan-bisikan tersebut saya analogikan seperti "udah gedek kok akalnya gak digunain". Bisikan ini ingin menunjukkan kamu tuh punya potensi, kok malah gak dipakek sih? tuntutan ini akan berbeda ketika kita masih kecil, karena lingkungan juga sudah mengetahui batasan potensi anak kecil itu seperti apa.

Nah, teman-teman.. Dari uraian saya diatas saya hendak menyampaikan mengapa disaat remaja saya memiliki kosa kata "andai saya masih kecil/ mengapa hidup sangat sulit". Menurut saya itu dikarenakan adanya perubahan fisik dan sikis yang terjadi akibat modal yang ada pada kita semakin besar baik materil maupun non materil(pendidikan, kasih sayang, perlindungan).

Perubahan fisik dan psikis ini juga merubah potensi yang ada pada diri seseorang dalam melakukan berbagai hal yang dapat dibaca oleh lingkungan dan pada akhirnya ada tuntutan dari lingkungan agar manusia yang dimodali ini berperilaku sebagaimana mestinya dan mengeluarkan potensi yang ada. Padahal kita sebagai remaja/ baru memegang android tersebut masih dalam tahapan pengenalan, mencari tahu, belajar dan memahami bagaimana cara memfungsikannya, masih lemot dan lamban padahal lingkungan.

Maka dari itu pengenalan, pembiasaan dan pembelajaran sangat dibutuhkan untuk kita sebagai seorang remaja yang ingin berguna sebagaimana fungsinya. Jika difikir-fikir lagi, anak kecil modalnya lebih sedikit dibanding orang dewasa. Sehingga sangat wajar kewajiban dan haknya menjadi sedikit. Berbeda dengan manusia remaja yang menginginkan hak-hak orang dewasa Maka jika ingin mendapatkan hak-hak manusia dewasa, penuhilah sunatullah menjadi orang dewasa.

sekian dari saya, bila ada salah kata tolong dimaafkan dan diberitahu letak kesalahannya. Karena saya sadar bahwa saya bukan makhluk sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan..
wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun