konkritnya kita dari awal sudah tahu bahwasanya HP android itu punya potensi bisa mengambil gambar, mendengarkan musik, internetan, dll. Maka kita harus berusaha mencari tahu, belajar dan memahami agar harapan kita untuk dapat menggunakan fasilitas tersebut tercapai.
Tuntutan tersebut ternyata tidak hanya datang dari dalam diri kita sebagai yang memiliki android baru. Karena orang lain juga memiliki pengetahuan tentang potensi HP tersebut, maka ketika HP tersebut tidak berjalan sebagai mana mestinya maka akan ada suara-suara "padahal punya android, tapi kok internetan masih minjem android orang lain". Kalo didunia nyata bisikan-bisikan tersebut saya analogikan seperti "udah gedek kok akalnya gak digunain". Bisikan ini ingin menunjukkan kamu tuh punya potensi, kok malah gak dipakek sih? tuntutan ini akan berbeda ketika kita masih kecil, karena lingkungan juga sudah mengetahui batasan potensi anak kecil itu seperti apa.
Nah, teman-teman.. Dari uraian saya diatas saya hendak menyampaikan mengapa disaat remaja saya memiliki kosa kata "andai saya masih kecil/ mengapa hidup sangat sulit". Menurut saya itu dikarenakan adanya perubahan fisik dan sikis yang terjadi akibat modal yang ada pada kita semakin besar baik materil maupun non materil(pendidikan, kasih sayang, perlindungan).
Perubahan fisik dan psikis ini juga merubah potensi yang ada pada diri seseorang dalam melakukan berbagai hal yang dapat dibaca oleh lingkungan dan pada akhirnya ada tuntutan dari lingkungan agar manusia yang dimodali ini berperilaku sebagaimana mestinya dan mengeluarkan potensi yang ada. Padahal kita sebagai remaja/ baru memegang android tersebut masih dalam tahapan pengenalan, mencari tahu, belajar dan memahami bagaimana cara memfungsikannya, masih lemot dan lamban padahal lingkungan.
Maka dari itu pengenalan, pembiasaan dan pembelajaran sangat dibutuhkan untuk kita sebagai seorang remaja yang ingin berguna sebagaimana fungsinya. Jika difikir-fikir lagi, anak kecil modalnya lebih sedikit dibanding orang dewasa. Sehingga sangat wajar kewajiban dan haknya menjadi sedikit. Berbeda dengan manusia remaja yang menginginkan hak-hak orang dewasa Maka jika ingin mendapatkan hak-hak manusia dewasa, penuhilah sunatullah menjadi orang dewasa.
sekian dari saya, bila ada salah kata tolong dimaafkan dan diberitahu letak kesalahannya. Karena saya sadar bahwa saya bukan makhluk sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan..
wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H