Cara lain biasanya untuk mendapatkan keturan yang memiliki keunggulan lebih adalah polinasi atau kawin silang. Kawin silang antar bunga anggrek menjadi opsi untuk mendapat dua atau lebih keunggulan dalam satu tanaman. Dari sana lahir tanaman anggrek hibrida baru yang tentu memiliki beragam keunggulan yang diturunkan dari kedua induknya.Â
Sebagai contoh tanaman anggrek A memiliki bunga warna merah cerah namun jumlah tangkai bunga sedikit disilang dengan tanaman anggrek B yang memiliki warna putih dengan jumlah bunga banyak. Diharapkan dari kawin silang keduanya dilahirkan tanaman anggrek C yang memiliki bunga merah cerah, putih atau pink (perpaduan warna merah dan putih) dengan jumlah tangkai dan bunga banyak.
Hasil persilangan anggrek ini yang kian hari semakin di buru. Bahkan  ketika Presiden Joko Widodo berkunjung ke Singapura tahun 2015 lalu. Singapore Botanical Garden mendaftarkan hibrida baru antara Dendrobium Christabella X Haldis Morterud dengan nama Dendrobium Iriana Jokowi. Penamaan ini sebagai penghargaan kunjungan Kepala negara dan ibu negara ke Singapura dan mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Sebenarnya bukan hanya sekali itu saja Singapura berdiplomasi melalui bunga anggrek, juga dibeberapa kunjungan negara lain. Misal Dendrobium Michiko pada 1970 untuk penghargaan kunjungan princess Michiko dari Jepang, juga dendrobium Margaret Thatcher pada 1986 untuk Perdana Menteri Inggris tersebut.
Pembudidaya anggrek dalam negeri sebenarnya juga tidak mau kalah dalam merakit dan mendaftarkan hibrida baru. Bisa dicari dan ditemukan yang banyak beredar di pasar anggrek Indonesia diantaranya dendrobium Indonesia Raya, dendrobium Indonesia Emas, dendrobium Indonesia Damai, dendrobium Indonesia Merdeka.Â
Bahkan pembudidaya anggrek asal Kota Batu Jawa Timur Dedek Setisa Santoso juga mendaftarkan anggrek hibirda ke Royal Horticultura Society (organisasi internasional untuk pendaftaran hibrida baru) untuk mengenang beberapa peristiwa. Seperti dendrobium Palu Bangkit dan Lombok Bangkit pada 2018 lalu yang terekna gempa dan tsunami. Juga dendrobium Kick Covid-19 pada awal pandemi.
Sebagai tanaman hias yang memiliki daya tarik berbagai sisi, anggrek sudah selayaknya dikembangkan. Baik dalam sisi perlindungan keberadaan habitatnya di alam, kajian budidaya dan akademisi serta dalam segi ekonomi. Bagaimanapun anggrek adalah puspa pesona bangsa dan kewajiban bersama mempertahankan eksistensinya.
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H