Mohon tunggu...
Angglora Wanda Yulistiawati
Angglora Wanda Yulistiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Tertarik dengan isu sosial dan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Singapura sebagai Negara Kecil dalam Menangani Pandemi Covid-19

24 Mei 2024   22:32 Diperbarui: 24 Mei 2024   22:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 merupakan pandemi yang melanda dunia global sejak tahun 2019 lalu. Kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan,China dan kemudian mulai menyebar ke penjuru dunia. Singapura merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang terkena dampak dari virus corona ini. Penyebaran covid-19 di Singapura dimulai pertama kali pada Januari 2020 ketika turis dari China berkunjung ke Singapura.

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Singapura dalam rangka menangani kasus Covid-19 di negaranya. Kebijakan-kebijakan baru pun diberlakukan seperti pembatasan aktivitas masyarakat hingga pembatasan wilayah, demi memutus rantai penyebaran covid-19 di Singapura. Langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Singapura tak luput dari upaya mempertahankan kondisi ekonominya, yang telah mengalami resesi. Resesi ekonomi yang dialami Singapura sebagai akibat dari pandemi Covid-19 ini, dikatakan sebagai yang terburuk sepanjang sejarah perekonomiannya sejak tahun 1964 (Sim, 2020).

Singapura merupakan salah satu negara yang masuk dalam kategori small state atau negara kecil. Small state sendiri diartikan sebagai negara yang warga negaranya kurang dari 10 juta jiwa. Sebagai negara kecil, dalam hal mencegah penyebaran Covid-19  tetap tidak dapat dikatakan mudah. Namun dengan sikap pemerintahnya yang cepat tanggap, Singapura diakui secara internasional sebagai negara yang berhasil memutus rantai penyebaran Covid-19 di negaranya.

Strategi Singapura dalam Menangani Covid-19

Dalam lingkup Asia Tenggara, Singapura merupakan salah satu negara yang dikatakan terancam resesi ekonomi yang cukup parah pada masa pandemi Covid-19. Hal ini cukup mengejutkan karena seperti yang diketahu, bahwa Singapura merupakan negara dengan kondisi ekonomi yang stabil. Bahkan termasuk dalam negara maju di dunia. Melemahnya sektor bisnis hingga pariwisata pada masa pandemi, berperan besar dalam penurunan laju pertumbuhan ekonomi Singapura.

Tidak hanya bidang ekonomi, tentu pandemi Covid-19 ini juga berdampak pada sektor kesehatan. Dikarenakan sikap Pemerintah Singapura yang sigap, penanganan dalam sektor kesehatan dapat dikatakan tidak memiliki dampak yang begitu parah. Kebijakan seperti social distancing dan lockdown membuktikan bahwa Pemerintah Singapura telah secara efektif memutus rantai penyebaran Covid-19 di Singapura. Per tahun 2021, Singapura berhasil menempati posisi ketiga sebagai negara dengan tingkat kematian terendah di wilayah Asia Tenggara (World Health Organization, 2021).

Dalam rangka memulihkan kondisi ekonomi negaranya, Singapura menerapkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dalam kebijakan fiskal, strategi yang ditempuh adalah dengan memberikan bantuan subsidi bagi para pelaku bisnis, bantuan transfer tunai bagi perekonomian rumah tangga, hingga berbagai jenis pelatihan ekonomi bagi pelaku bisnis (Monetary Authority of Singapore, 2020). Untuk kebijakan moneter, Pemerintah Singapura berfokus pada pengelolaan nilai tukar dolar Singapura terhadap mata uang dalam kegiatan perdagangan. Maka, Singapura menurunkan tingkat apresiasi dolar Singapura menjadi nol persen. Sehingga nilai tukar berada pada level paling rendah dan tetap stabil. Lalu, Singapura juga berfokus pada kelancaran fungsi pasar pendanaan jangka pendek agar tetap mampu menyediakan likuiditas.

Diplomasi yang Dilakukan Singapura dalam Menangani Covid-19

Sebagai upaya diplomasi, Langkah yang dilakukan oleh Singapura salah satunya adalah dengan bekerjasama dan berdialog dengan negara lain. karena Singapura merupakan bagian dari ASEAN, maka Singapura banyak melakukan pertemuan dengan negara anggota ASEAN terutama dalam hal menangani Covid-19. Dalam pertemuan tersebut, berhasil dibentuk ASEAN COVID-19 Respond Fund. Hal ini merupakan bentuk inisiasi negara anggota ASEAN yang bertujuan untuk mengatasi kelangkaan pasokan medis yang disebabkan oleh Covid-19 (The Jakarta Post, 2020). Selain itu, Singapura juga melakukan diplomasi secara bilateral yaitu dengan memberikan bantuan medis bagi negara anggota ASEAN seperti Filipina, Indonesia, Myanmar, dan Brunei Darussalam. Bantuan yang diberikan meliputi alat tes diagnostik, mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), Viral Transport Medium, Thermal Scanner, dan Personal Protective Equipment.

Dengan berfokus pada diplomasi bilateral dan multilateral, Singapura menegaskan solidaritas globalnya pada masa pandemi Covid-19. Hal ini terbukti dengan dialog dan inisiatifnya dalam penanganan Covid-19 serta bantuan yang diberikan oleh Singapura bagi negara anggota ASEAN. Oleh karena itu, Singapura dapat memperkuat posisinya dalam kancah internasional sebagai mitra yang dapat diandalkan bahkan dalam situasi kritis sekalipun.

Singapura Sebagai Negara Kecil

Meskipun posisinya sebagai negara kecil, Singapura mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap pendekatan diplomasinya terutama dalam menangani pandemi Covid-19. Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka Singapura cenderung bergantung pada tatanan internasional yang berbasis pada kerjasama multilateral. Hal ini dibuktikan dengan keterlibatan aktif Singapura dalam organisasi internasional seperti WHO dan ASEAN. Hal tersebut dilakukan demi menjaga kepentingan nasional negaranya terutama sebagai negara kecil.

Negara-negara kecil juga cenderung bergantung pada penggunaan soft power dalam diplomasinya. Dalam kasus Singapura, negara ini menggunakan layanan kesehatan berkualitas yang dimilikinya sebagai alat diplomasi dalam upaya penanganan Covid-19.  Berbeda dengan negara besar yang cenderung menggunakan kekuatan militer dan ekonominya.

Meskipun negara kecil, Singapura mencoba membuktikan solidaritasnya sebagai alat diplomasi. Dalam kasus Covid-19 sendiri, hal ini ditunjukan oleh pemberian bantuan kesehatan oleh Singapura kepada negara-negara di sekitarnya. Hal ini secara otomatis memperkuat citra Singapura sebagai negara yang dapat diandalkan bahkan dalam krisis global, meskipun termasuk dalam negara kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun