Pemandangan beragam yang membuat tak bosan. Jika beruntung sepanjang perjalanan di daerah dekat sawah bisa melihat burung kuntul putih dan blekok sawah yang bergerombol di kanan-kiri kereta.
Untuk sepur yang sekali perjalanan habis Rp 4.000, fasilitas di dalamnya sudah oke. Ada AC yang dingin, tempat meyipan barang di atas, dan kursi yang nyaman untuk duduk. Lantas tinggal duduk manis dan menikmati pemandangan selama perjalanan.
Beli tiketnya juga gampang. Dulu sih cuma bisa dibeli go show di stasiun keberangkatan tetapi sekarang juga bisa dibeli di aplikasi KAI Access.Â
Kalau saya sih sekarang suka beli daring lewat aplikasi yang praktis dan enak. Tinggal pencet ini itu, bayar lewat e-wallet, dan langsung dapat tiket.
Penumpang kereta ini tak melulu orang yang ingin ke Stasiun Purwosari untuk melanjutkan perjalanan naik kereta.Â
Ada kalanya anak-anak PAUD bersama orang tua mereka memenuhi gerbong. Ketika saya tanya kenapa naik kereta ini jawabnya selain untuk jalan-jalan juga mengajarkan anak-anak mengenai transportasi umum seperti kereta.
Terkadang ada juga orang yang naik sepur ini sebatas coba-coba saja. Bosan dengan rutinitas yang monoton dan berakhir iseng mencoba Batara Kresna PP alias pulang-pergi.Â
Katanya ini bisa dikatakan sebagai refreshing karena suntuk, apalagi memang benar pemandangan sepanjang perjalanan menghibur mata dan biayanya juga murah.
Railbus Batara Kresna akan selalu menjadi kereta yang berkesan bagi saya. Tak sebatas moda transportasi saja karena kereta ini berhasil menghidupkan rel di tempat saya tinggal yang bertahun-tahun mati setelah dibangunnya Waduk Gajah Mungkur.Â
Ada kesan lain dan entah mengapa membekas bagi warga Kota Gaplek tentang kereta ini.