Tuan mengikhlaskan, puan pun pergi.Â
Seketika puan mengayunkan kedua kakinya beranjak dari tuan, mata Lelaki itu mengikuti kemana puan pergi. Puan berjalan kaki menuju arah yang jauh dari sudut mata Lelaki itu. Hingga puan pun hilang dari pandangannya.Â
Lelaki itu memutar balikkan pandangannya kembali pada tuan. Tuan masih tetap di tempat yang sama, namun, tuan kini sedang memainkan gadgetnya, entah apa yang sedang dimainkan tuan, membalas pesan, bermain game, atau menghubungi puan untuk menanyakan kabar, meski belum jauh.Â
Tuan belum beranjak, Lelaki itu masih terus disana. Memperhatikan tuan sampai tuan beranjak dan pergi dari pandangannya. Lelaki itu membiarkan itu, berbeda ketika saat puan pergi, mata Lelaki itu tak mengikuti arah tuan pergi.Â
Ketika semua yang ia perhatikan menghilang, Lelaki itu melamun. Satu yang ia belum sadari ketika itu, ia berada di masa lalu. Mesin waktu menggiringnya kesana, tapi ia seolah terhanyut dan tak sadar itu. Beberapa waktu tatapannya kosong, Lelaki itu tersadar, ketika ada segerombolan anak laki-laki seumurannya yang menarik tangannya untuk pergi ke suatu tempat.Â
Kemana ? Lelaki itu pun tak mengerti.