Mohon tunggu...
Anggitha Rozinah Adani
Anggitha Rozinah Adani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

life is continuing, life is continuing...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Pelajar dalam Menuntut Ilmu Perspektif Kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim

3 Januari 2021   16:46 Diperbarui: 3 Januari 2021   18:21 1816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepuluh, meninggalkan pergaulan yang tidak baik, dan memutuskan urusan-urusan yang menyibukkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat untuk diri sendiri. Carilah pergaulan yang berisikan orang-orang yang shaleh, kuat agamanya, takut kepada Allah, bersih hatinya, dan banyak berbuat kebaikan. Apabila kita bergaul dengan orang seperti itu maka kita akan terbawa menjadi baik, dan apabila kita melakukann kesalahan atau lupa, maka teman kita mengingatkannya.

Sepuluh etika tersebut diharapkan mampu diterapkan oleh para pelajar terhadap dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari, agar dalam proses menuntut ilmu, ilmu yang dipelajari dapat diterima dan dipahami dengan baik.

Selanjutnya pada bab ketiga kitab Adabul 'Alim wal Muta'allim membahas bagaimana etika pelajar terhadap gurunya. Guru merupakan orang tua murid di sekolah, apabila di rumahnya ia harus menghargai orang tuanya, maka di sekolah seorang pelajar harus menghargai dan menghormati gurunya. Ada dua belas macam etika seorang pelajar terhadap gurunya, yaitu:

Pertama, berfikir dengan matang kemudian melakukan sholat istikharah, kepada siapa ia harus mengambil ilmu dan mencari bagusnya budi pekerti dari dirinya.

Seorang pelajar hendaklah memilih guru yang sesuai dengan bidangnya, memiliki sifat kasih sayang, memiliki etika, dapat menjaga martabat seorang guru, dan memiliki metode pengajaran yang bagus dan dapat dipahami. Sebagian ulama salaf meriwayatkan: "ilmu ini adalah agama, maka perhatikanklah dari siapa kalian mengambil atau belajar agama kalian".

Kedua, harus bersungguh-sungguh dalam mencari seorang guru, guru yang dicari yang mempunyai perhatian khusus terhadap ilmu syari'at dan ahli dalam mata pelajaran yang ia ajarkan, bukan yang mengambil ilmu hanya sebatas makna yang tersurat dalam sebuah teks saja.

Ketiga, mendengarkan nasehat-nasehat dan aturan-aturan dari gurunya, selagi hal itu berupa ajaran yang baik. Hendaknya hubungan seorang guru dengan muridnya seperti seorang dokter spesialis dengan pasiennya.

Ia selalu meminta resep yang sesuai dengan anjuran dan berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh ridhonya dan bersungguh-sungguh memberikan penghormatan kepadanya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara melayaninya.

Seorang pelajar yang merendahkan diri di hadapan gurunya itu merupaka suatu kemulyaan, ketundukannay kepada gurunya merupakan suatu kebanggan dan tawadhu' dihadapan gurunya merupakan keterangkatan derajatnya.

#kuliah #ngaji #kitabkuning #pai #unismabekasi #Islam #Indonesia #studinaskah_par1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun