Mohon tunggu...
Anggita Meylinda (FISIP UMJ)
Anggita Meylinda (FISIP UMJ) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - UMJ

Nama : Anggita Meylinda, NPM : 22010200004, Prodi : Administrasi Publik, Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Tantangan Identitas Nasional dalam Upaya Membangun Bangsa dan Karakter di Era Globalisasi

3 Januari 2023   18:20 Diperbarui: 3 Januari 2023   18:23 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiap negeri yang merdeka serta berdaulat telah bisa ditentukan berupaya mempunyai identitas nasional supaya negeri tersebut bisa diketahui oleh negara dan bangsa lain, serta bisa dibedakan dengan bangsa lain karena kinerja identitas nasional sanggup melindungi eksistensi serta kelangsungan hidup negara dan bangsa. 

Negara dan bangsa mempunyai kewibawaan serta kehormatan selaku bangsa yang sejajar dengan bangsa lain dan hendak menyatukan bangsa yang bersangkutan. Eksistensi sesuatu bangsa pada masa globalisasi ini menemukan tantangan yang sangat kokoh, paling utama sebab pengaruh kekuasaan internasional. 

Bagi Berger dalam The Capitalis Revolution, masa globalisasi berusia ini pandangan hidup kapitalislah yang hendak memahami dunia. Kapitalisme sudah mengganti warga satu per satu serta jadi sistem internasional yang memastikan nasib ekonomi sebagian besar bangsa- bangsa di dunia, serta secara tidak langsung pula nasib sosial, politik, serta kebudayaan,( Latra, 2017).

Suasana serta keadaan ini menghadapkan kita pada sesuatu keprihatinan serta sekalian pula mengundang kita buat turut bertanggung jawab atas mosaik Indonesia yang retak bukan selaku ukiran melainkan membelah serta meretas jahitan busana tanah air, tercabik - cabik dalam kehancuran yang melenyapkan keindahannya. 

Kehalusan budi, sopan santun dalam perilaku serta perbuatan, kerukunan, toleransi serta solidaritas sosial, idealisme serta sebagainya sudah lenyap hanyut dilanda oleh derasnya arus modernisasi serta globalisasi yang penuh paradoks. Bermacam lembaga kocar - kacir seluruhnya dalam malfungsi serta disfungsi. 

Keyakinan antar sesama baik vertikal ataupun horisontal sudah sirna dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan serta dipertanyakan eksistensinya.

Krisis multidimensi yang lagi menyerang warga kita menyadarkan kita seluruh kalau pelestarian budaya selaku upaya buat meningkatkan Identitas nasional kita sudah ditegaskan selaku komitmen konstitusional sebagaimana diformulasikan oleh para pendiri negeri kita dalam Pembukaan UUD 1945 yang intinya merupakan memajukan kebudayaan Indonesia. 

Dengan demikian secara konstitusional pengembangan kebudayaan buat membina serta meningkatkan identitas nasional kita sudah diberi bawah serta arahnya.

Tantangan Identitas Nasional

Banyak beberapa permasalahan serta peristiwa dalam kehidupan tiap hari menimpa dinamika kehidupan serta tantangan terpaut identitas nasional yang sempat kita amati selaku berikut:

1.Pancasila belum jadi perilaku serta sikap tiap hari (membuang sampah sembarangan, tidak disiplin).

2.Lunturnya nilai- nilai luhur dalam aplikasi kehidupan berbangsa serta bernegara (kesantunan, kepedulian).

3.Rasa nasionalisme serta patriotisme yang luntur serta memudar( menghargai serta menyayangi buaya asing).

4.Lebih bangga memakai bahasa asing daripada bahasa Indonesia.

5.Lebih mengapresiasi lagu - lagu asing daripada mengapresiasi lagu nasional ataupun lagu wilayah sendiri.

6.Lunturnya semangat nasionalisme dalam menjunjung nama bangsa serta negeri.

Disadari kalau rendahnya uraian serta menyusutnya pemahaman masyarakat negeri dalam berlagak serta berperilaku memakai nilai - nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa serta bernegara spesialnya pada masa reformasi bagaikan terletak dalam sesi disintegrasi sebab tidak terdapat nilai - nilai yang jadi pegangan bersama. 

Oleh sebab itu butuh terdapatnya pendukung dalam tingkatkan pemahaman terhadap nilai- nilai luhur yang bisa dijadikan pegangan dalam bermasyarakat. Menguasai serta paham nilai - nilai pancasila semenjak dini dalam kehidupan sekolah sangat menolong dalam tingkatkan pemahaman dalam mewujudkan nilai - nilai pancasila. Kita butuh menguasai secara penuh kalau pancasila selaku pedoman hidup bangsa sehingga kita bisa merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.

Tantangan terpaut memudarnya rasa nasionalisme serta patriotisme butuh menemukan atensi. Bangsa indonesia butuh mengupayakan strategi buat alihkan kecintaan terhadap bangsa asing supaya bisa berganti jadi bangsa sendiri. 

Perihal tersebut butuh terdapatnya upaya dari generasi baru buat mendesak bangsa indonesia buat membuat prestasi yang tidak bisa terbuat oleh bangsa lain. Mendesak warga kita buat bangga memakai produk bangsa sendiri. Seluruh faktor resmi identitas nasional, baik langsung ataupun secara tidak langsung diterapkan, butuh dimengerti, diamalkan serta diperlakukan cocok dengan peraturan serta perundangan yang berlaku. 

Permasalahannya terletak pada sepanjang mana warga kita menguasai serta menyadari dirinya selaku masyarakat negeri yang baik yang beridentitas selaku masyarakat negeri indonesia dengan pancasila selaku pedomannya. Oleh sebab itu, masyarakat negeri yang baik hendak berupaya belajar secara berkepanjangan buat jadi masyarakat negeri yang baik serta cerdas.

Masalah ini dapat diatasi lewat revitalisasi Pancasila selaku bentuk pemberdayaan bukti diri nasional, hingga bukti diri nasional dalam alur rasional - akademik tidak saja segi tekstual melainkan pula segi konstekstualnya dieksplorasikan selaku rujukan kritik sosial terhadap bermacam penyimpangan yang menyerang warga kita berusia ini. 

Buat membentuk jati diri hingga nilai - nilai yang terdapat tersebut wajib digali dahulu misalnya nilai - nilai agama yang tiba dari Tuhan serta nilai - nilai yang 

lain misalnya gotong royong, persatuan kesatuan, silih menghargai menghormati, yang perihal ini sangat berarti dalam menguatkan rasa nasionalisme bangsa. Dengan silih paham antara satu dengan yang lain hingga secara langsung hendak memperlihatkan jati diri bangsa kita yang kesimpulannya mewujudkan bukti diri nasional kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun