Mohon tunggu...
Anggita Maharani
Anggita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Defisit Anggaran, Solusi ataukah Penghambat Perekonomian Negara?

29 Maret 2023   20:49 Diperbarui: 29 Maret 2023   20:53 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2021, Indonesia mengalami defisit anggaran dalam APBN sebesar 956,5 triliun rupiah atau sekitar 5,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi defisit anggaran ini, di antaranya adalah melakukan restrukturisasi utang, memperkuat penerimaan negara, serta meninjau kembali program-program anggaran yang tidak efektif.
Namun, di sisi lain, terdapat juga kritik terhadap penanganan defisit anggaran oleh pemerintah, terutama terkait dengan pengeluaran yang dianggap tidak efektif dan kurang transparan. Beberapa kalangan juga menyoroti kurangnya upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan negara melalui reformasi perpajakan.

Pada tahun 2022, pemerintah Indonesia menargetkan defisit anggaran sebesar 4,67 persen dari PDB dengan total anggaran sebesar 2.808,2 triliun rupiah. Langkah-langkah penghematan anggaran dan peningkatan penerimaan negara masih menjadi fokus utama dalam mengatasi defisit anggaran.

Namun, situasi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19 dan meningkatnya harga komoditas dunia menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia dalam mencapai target defisit anggaran yang lebih rendah pada tahun 2022.

Defisit anggaran APBN dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi negara Indonesia, di antaranya:

*Stimulus Ekonomi: Defisit anggaran APBN dapat digunakan sebagai instrumen kebijakan fiskal untuk memberikan stimulus ekonomi dalam situasi krisis seperti pandemi Covid-19. Peningkatan belanja pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi tingkat pengangguran.
*Investasi Infrastruktur: Defisit anggaran APBN dapat digunakan untuk membiayai investasi dalam proyek-proyek infrastruktur yang penting bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.
*Meningkatkan Kesejahteraan Sosial: Defisit anggaran APBN dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan mengalokasikan dana untuk sektor kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Dampak negatif:

*Peningkatan Utang: Defisit anggaran APBN dapat menyebabkan peningkatan utang pemerintah yang berdampak pada peningkatan beban bunga dan pengurangan anggaran untuk program-program penting lainnya.
*Inflasi: Defisit anggaran APBN dapat memicu inflasi jika pemerintah mencetak uang untuk membiayai pengeluaran tambahan. Hal ini dapat menimbulkan tekanan pada harga-harga barang dan jasa, yang pada akhirnya merugikan konsumen.
*Ketidakstabilan Ekonomi: Defisit anggaran APBN yang terus menerus dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan merugikan daya saing negara di pasar internasional.

Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa solusi dalam menangani defisit anggaran APBN dari tahun ke tahun, di antaranya:
1.Meningkatkan penerimaan negara melalui reformasi perpajakan Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi perpajakan untuk meningkatkan penerimaan negara, di antaranya dengan mengefektifkan sistem perpajakan dan mengejar potensi pajak yang belum terkumpul. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara dan mengurangi defisit anggaran.
2.Meninjau kembali program-program anggaran yang tidak efektif Pemerintah Indonesia telah meninjau kembali program-program anggaran yang tidak efektif dan mengurangi anggaran yang tidak penting. Hal ini dilakukan untuk menghemat anggaran dan mengurangi defisit anggaran.
3.Mengoptimalkan penggunaan dana negara Pemerintah Indonesia telah mengoptimalkan penggunaan dana negara dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan anggaran. Hal ini dilakukan untuk mengurangi defisit anggaran dan memaksimalkan manfaat dari anggaran yang tersedia.
4.Meningkatkan pendapatan dari sektor non-migas Pemerintah Indonesia juga telah berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor non-migas, seperti sektor pertanian, pariwisata, dan industri manufaktur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan meningkatkan penerimaan negara.
5.Memperkuat kerja sama internasional Pemerintah Indonesia juga telah memperkuat kerja sama internasional dalam meningkatkan penerimaan negara, seperti kerja sama dalam penghindaran pajak ganda dan pencegahan penghindaran pajak.

Pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam mengelola defisit anggaran APBN untuk mengoptimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. Perlu ada upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dan penghematan anggaran, sekaligus memprioritaskan pengeluaran pada program-program yang efektif dan berdampak positif bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun