Mohon tunggu...
Anggita Eka L
Anggita Eka L Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bijak Atasi Perilaku Konsumtif

24 Juni 2018   00:18 Diperbarui: 24 Juni 2018   09:31 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kalian merasa tertarik melihat barang yang ditawarkan di media online ?

Pernahkah kalian merasa tertarik ingin membeli sesuatu barang padahal barang itu tidak kamu perlukan ?

Perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, tetapi membeli barang hanya semata-mata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak memerlukan produk tersebut. 

Konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa. Apabila konsumen menghabiskan barang secara berlebihan dan meninggalkan pola produksi maka hal tersebut tergolong perilaku konsumtif.

Di era modern,  penggunaan internet dari waktu ke waktu semakin dibutuhkan oleh manusia pada generasi muda khususnya mahasiswi. Online shop atau belanja via internet adalah suatu proses pembelian barang dan jasa dari mereka yang menjual melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau pembeli secara langsung. 

Mahasiswi adalah bagian masyarakat yang dekat dengan persoalan akses informasi dan dunia internet terutama online shop. Pola konsumsi mahasiswi, khususnya produk fashion akhir-akhir ini mengalami peningkatan. Mahasiswi tertarik mengkonsumsi produk fashion karena untuk mengikuti trend anak muda jaman sekarang. 

Pola konsumsi yang tinggi ini cenderung konsumtif. Mahasiswi berpersepsi bahwa mereka akan diterima dalam lingkungan teman-temannya jika mereka mengikuti gaya hidup teman-temannya yang saat ini sedang gencarnya online shopping dalam memenuhi kebutuhan hidup. 

Bagi mahasiswi penampilan merupakan cara mereka menunjukan jati diri, cara berkomunikasi dan juga menunjukkan mereka pantas berada dalam suatu kelompok tertentu.

Menurut Lina & Rosyid (1997) aspek-aspek perilaku konsumtif antara lain :

-Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)

Aspek ini menunjukkan bahwa seseorang berperilaku membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba / keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional. Impulsive buying memiliki beberapa karakteristik yaitu :

Spontanitas

Kekuatan, kompulsi, intensitas

Kegairahan dan stimulasi

Ketidakpedulian akan akibat.

-Pemborosan

Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang mengahambur-hamburkan banyak dana tanpa disadari adanya kebutuhan yang jelas. Boros adalah membelanjakan sesuatu tidak pada tempatnya ataupun melebihi ukuran yang semestinya. 

Contohnya : berbelanja pakaian yang dibutuhkan untuk kepentingan kerja, sekolah atau acara resmi tidak dikatakan boros namun jika membeli batas missal butuh pakaian hanya satu namun membeli tiga hal inilah yang dikatakan boros.

-Mencari kesenangan (Non Rational Buying)

Suatu perilaku dimana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan. Salah satu yang dicari adalah kenyamanan fisik dimana para mahasiswi dalam hal ini dilatar belakangi oleh sifat mahasiswi yang akan merasa senang senang dan nyaman ketika dia memakai barang yang dapat membuatnya lain daripada yang lain dan membuatnya merasa trendy.

Pola hidup konsumtif memang tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup modern saat ini. Hal ini tentu didukung oleh teknologi yang yang canggih yang memudahkan daya beli. Perilaku hidup konsumtif ini memberikan kenikmatan secara fisik maupun psikologis tetapi berdampak buruk terhadap kesehatan finansial. Sebagai mahasiswi, saya ingin mengubah gaya hidup konsumtif dengan beberapa cara :

Menabung

Menabung adalah cara sederhana untuk mengurangi tingkat konsumtif dengan cara menyisihkan sebagian uang ditabung. Hal dapat terealisasi apabila kita menyadari pentingnya menabung.

Membuat Anggaran Pembelanjaan

Anggaran belanja merupakan salah satu alat untuk mengatur aliran dana. Dalam konteks ini tentu saja yang menjadi focus utama adalah perencanaan pengeluaran. Kebutuhan bisa mencangkup bulanan atau harian. Setiap pengeluaran harus diatur dengan pos-pos yang jelas. Jangan sampai pengeluaran kalian lebih besar dari pemasukan.

Prioritaskan Kebutuhan

Kebutuhan tidak sama dengan keinginan dan keperluan. Sederhananya, butuh selalu perlu, sedangkan perlu tidak selalu butuh. Jadi kebutuhan memiliki derajat yang lebih tinggi dari pada keperluan atau hanya sekedar keinginan. Untuk beranjak dari perilaku konsumtif, kita harus prioritaskan kebutuhan.

Hindari Pemakaian Kartu Kredit

Kartu kredit adalah kartu setan yang mudah sekali membujuk serta merayu pemakaianya untuk berperilaku konsumtif. Dengan kelebihan yang banyak dimiliki kartu kredit memungkinkan pemakainya bersifat konsumtif. Sebaiknya hindari pemakaiannya apabila kalian tidak bijak menggunakannya.

Hindari Stalking Online Shop Di Media Sosial

Pada saat tidak ada kesibukan atau keadaan bosan, biasanya kita suka aktif memainkan gadget dan membuka social media khususnya yang sedang trend saat ini adalah Instagram. Bagi para mahasiswi atau para ladies sebaiknya kalian unfoll online shop yang merajarela di Intagram karena akan menjadi boomerang bagi diri sendiri apabila tidak bijak membelinya.

Uninstall aplikasi online shop dari ponselmu

Kita akan merasa gatal apabila ada penawaran diskon besar-besaran dari aplikasi online shop di ponsel pribadi, karena penasaran mau tidak mau pasti kalian akan tetap membukanya untuk sekedar melihat. Sebelum kalian tergiur akan nikmatnya diskon dan membeli barang yang tidak perlu sebaiknya uninstall saja aplikasi di ponselmu.

Jangan Mudah Terpengaruh Endorse Selebgram

Rasanya semua yang dipakai oleh selebgram terlihat bagus dan cocok dengannya, tapi perlu diketahui itu semua belum tentu cocok dan pantas dipakai oleh kita. Misalnya saja produk kecantikan yang membuat wajah mulus di selebgram tapi setelah dipakai ternyata tidak cocok dengan kita.

Terimakasih, selamat membaca

Semoga bermanfaat dan dapat berbelanja dengan bijak ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun