Mohon tunggu...
NK Anggita Cahya
NK Anggita Cahya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa program studi Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Realisasi Panca Sradha Dalam Kehidupan Sehari-hari

28 Maret 2023   11:30 Diperbarui: 14 Mei 2023   21:18 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Karmaphala

Karma Phala adalah keyakinan tentang kebenaran adanya karma phala atau hasil perbuatan. Setiap perbuatan baik (susila) atau perbuatan buruk (asusila) yang kita lakukan pastinya nanti akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita perbuat, perbuatan baik yang kita tanam maka hasil yang kita petik pun adalah hasil yang baik pula begitu juga sebaliknya. Karma phala inilah yang akan membawa roh kita setelah meninggal akan mendapatkan tempat yang bagaimana. Sang Hyang Yamadipati sebagai Dewa Dharma tentunya akan mengadili setiap manusia sesuai dengan perbuatannya selama masih hidup di dunia, apakah akan mendapat sorga atau neraka.

Karma Phala diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

Sancita Karma Phala yaitu phala dari perbuatan kita yang terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih-benih yang menentukan kehidupan kita yang sekarang

Prarabda Karma Phala yaitu phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya

Kriyamana Karma Phala yaitu hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan dating

4. Punarbhawa (samsara)

Punarbhawa terdiri dari dua kata,yaitu kata Punar yang artinya kembali,dan kata Bhawa yang artinya lahir. Jadi Punarbhawa artinya lahir kembali,atau lahir berulang-ulang .Atma bersifat abadi ia tidak bisa mati ataupun hancur. Yang mati dan hancur adalah tubuh kasarnya saja. Atma akan dilahirkan kembali dengan mengambil wujud baru sebagai mahluk hidup baru. Bisa lahir sebagai manusia atau mahluk lainnya tergantung karmanya (perbuatannya) dikehidupannya yang lalu.

Kelahiran ini disebabkan oleh karma di masa kelahiran yang lampau. Jangka pembatasan dari samsara tergantung dari perbuatan baik kita di masa lampau (atita), yang akan datang (nagata) dan yang sekarang (wartamana). Adapun Punarbhawa tersebut merupakan suatu penderitaan yang diakibatkan oleh karma wesana dari kehidupan kita yang silih berganti. Tetapi janganlah memandang punarbhawa tersebut adalah negatif, karena melalui punarbhawa lah kita akan memperbaiki diri demi tercapainya tujuan kesempunaan hidup yang kita inginkan

5. Moksa 

Moksa adalah keyakinan tentang kebenaran adanya moksa. Moksa berasal dari Bahasa sansekerta dari kata Muc yang berarti membebaskan, mengeluarkan, melepaskan. Dari urat kata itu kemudian menjadi Mukta/Moksa yang berarti kelepasan atau kebebasan. Jadi yang dimaksudkan dengan Moksa adalah: terlepasnya Atma dari pengaruh maya dan terbebas dari ikatan Subha dan Asubha Karma, sehingga Atma dapat menyatu dengan Ida sang Hyang Widhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun