Mohon tunggu...
Maria Vernanda Anggita S
Maria Vernanda Anggita S Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Hallelluya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hindari Perut Buncit

12 Februari 2020   15:31 Diperbarui: 17 Februari 2020   17:07 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : hellosehat.com

Sudah banyak sekali orang-orang yang memiliki perut buncit dan bisa dilihat di mana saja. Bahkan ada yang memiliki perut seperti orang hamil padahal tidak.

Mengapa bisa begitu?

Perut buncit ini adalah tanda adanya lemak yang terus menumpuk dalam tubuh. Perut buncit ini memiliki penyebab yang bermacam-macam. Penyebabnya bisa saja karena adanya kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, bahkan stres pun bisa membuat perut buncit.

Memang perut buncit menandakan adanya penumpukkan lemak, namun tidak hanya sampai situ saja. Lemak yang menumpuk dalam tubuh ini membuat naiknya risiko terkena penyakit. Penyakit itu seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes tipe-2, asma, kanker payudara, kanker usus besar, dan juga demensia. Dilansir dari CNNIndonesia.com.

Lalu yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari atau menjauhi beberapa risiko terkena penyakit itu. Caranya adalah hindari apa yang menyebabkan perut buncit itu sendiri. Berikut adalah hal-hal yang harus dihindari, dikutip dari Medical News Today.

Pola makan yang buruk

Seperti yang sudah diketahui, makanan dan minuman yang serba manis bisa menyebabkan kenaikan pada berat badan. Selain itu makanan dan minuman manis ini bisa juga menyebabkan lambatnya proses metabolism dalam tubuh dan juga bisa membuat sulit seseorang untuk membakar lemak-lemak dalam tubuhnya. Oleh sebab itu, mengapa perut bisa menjadi buncit.

Dengan menjalani proses diet yang tinggi karbohidrat dan rendah protein pun juga bisa berpengaruh dalam berat badan. Memang makanan yang mengandung protein membuat seseorang tidak mudah lapar. Jika makanan yang dikonsumsi tidak mengandung protein maka akan lebih banyak makan snack.

Makanan cepat saji pun juga menjadi makanan yang harus dihindari karena memiliki kandungan lemak trans yang berlebihan sehingga membuat berat badan tubuh tidak bisa dikontrol. Peradangan dan obesitas memang dikarenakan adanya lemak trans dalam tubuh.

Terlalu banyak mengonsumsi alkohol

Hal ini seharusnya sudah tidak perlu diingatkan lagi. Karena memang sudah seharusnya diketahui oleh masyarakat luas bahwa mengonsumsi minuman beralkohol tidak baik untuk kesehatan tubuh. Mengonsumsi alkohol yang over hanya akan membuat tubuh terkena berbagai penyakit. Diantaranya adalah penyakit hati dan juga peradangan.

Mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan bisa membuat berat badan bertambah, dan biasanya terlihat dibagian perut. Hal ini sudah dilakukan penelitian lewat studi pada tahun 2015 dan sudah disebarkan melalui jurnal Current Obesity Reports.

Kurang olahraga

Kegiatan olahraga pasti sudah diketahui oleh semua orang bahwa ini menyehatkan. Orang yang mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan tidak melakukan kegiatan olahraga atau melakukan pembakaran lemak pasti juga akan berpengaruh pada berat badan. Maka berat badan akan terus naik. Lemak yang berlebih dalam tubuh, terutama lemak yang terlihat berlebihan di bagian perut akan susah dihilangkan jika gaya hidup yang diterapkan adalah gaya hidup yang mageran, yang tidak aktif.

Stres

Stres yang dialami masih bisa diobati dengan hormon kortisol yang ada dalam tubuh. Hormon kortisol yang ada pada tubuh bertugas untuk membantu proses metabolisme dalam tubuh. Jika stres itu datang, maka akibatnya adalah hormon kortisol ini akan dilepaskan oleh tubuh.

Sudah menjadi hal yang biasa ketika orang mengalami stres berat pasti akan lari ke makanan. Ia pasti akan terus makan tanpa henti. Entah makan makanan berat ataupun snack. Hal ini menyebabkan kelebihan kalori yang terlihat pada bagian perut.

Gen

Memang dimana-mana gen ini memiliki pengaruh yang besar, seperti pada perilaku, proses metabolism, dan risiko mengalami obesitas. Sudah ada beberapa bukti bahwa memang faktor gen ini bisa menentukan bentuk tubuh. Perut buncit pun bisa disebabkan karena gen. 

Pola tidur yang buruk

Jika kualitas tidur sangat buruk, maka bukan tidak mungkin lagi bisa menyebabkan berat badan meningkat terus menerus. Dan lagi lagi lemak yang dihasilkan akan terlihat pada bagian perut. Pola makan yang tidak sehat pun bisa juga disebabkan karena pola tidur yang buruk.

Secara tidak disadari jika pada malam hari sekitar pukul dua pagi belum juga tidur, pasti akan merasa lapar, dan akhirnya  makan. Ini lah yang disebut bahwa pola tidur yang buruk juga akan menyebabkan pola makan yang tidak sehat.

Merokok

Memang merokok ini bukan faktor penyebab buncitnya perut. Namun, merokok ini menjadi salah satu faktor risiko perut buncit. Hal ini sudah dipastikan juga oleh para peneliti. Penting untuk diketahui bahwa seorang perokok akan memiliki lemak yang lebih banyak di bagian perut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Kebenaran ini sudah dibuktikan melalui studi yang sudah dipublikasikan di jurnal Plos One.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun