Mohon tunggu...
Anggi Aulia Sitompul
Anggi Aulia Sitompul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berkarya melalui literasi

Sebaik-baik nya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain. Semangat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tips Pantau Perkembangan Bahasa Anak bagi Orangtua

15 Maret 2022   22:58 Diperbarui: 15 Maret 2022   23:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Welcome again...

Anak adalah salah satu karunia terbesar bagi keluarga, agama, bangsa, negara yang diberikan oleh Tuhan sebagai amanah, dan rahmat-Nya. Anak adalah penerus cita-cita bagi kemajuan berbangsa. Bahkan dalam negara, anak memiliki hak asasi yang diatur dalam undang-undang dasar 1945. 

Banyak orang tua yang mengharapkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya juga sangat penting bagi keberlangsungan hidupnya sebagai makhluk sosial. Untuk mewujudkan hal itu, dalam hal ini tidak hanya peran guru yang digunakan. Namun, peran besar dari orang tua sangat dibutuhkan. 

Anak yang tumbuh sesuai dengan usianya akan terlihat beda dengan anak yang mengalami keterhambatan baik itu dalam hal perkembangan maupun pertumbuhannya. 

Salah satu keinginan orang tua adalah memiliki anak yang bagus dalam hal perkembangan bahasanya agar sang anak lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebayanya, dan lingkungan sekitarnya. Tanpa pemberian stimulus dan pemahaman orang tua terhadap perkembangan bahasa ini akan sedikit memperhambat perkembangan anak. 

Singkatnya, orang tua yang paham dan tau perubahan setiap tahapnya pasti lebih mudah mengamatinya pada sang anak, dan jika ada keterhambatan orang tua juga akan lebih mudah mengatasinya. 

Kali ini kita akan bahas perkembangan bahasa reseptif, yaitu kemampuan yang dimiliki anak dalam memahami informasi baik itu berupa simbol, gambar dalam berbahasanya. Simbol disini contohnya; suara, gerakan (isyarat), simbol huruf dan lainnya.

Para ibu harus tau, bayi sebenarnya sudah terlebih dahulu tahu bagaimana cara berkomunikasi. Hanya saja mereka tidak dapat mengeluarkan kata-kata. Nah, komunikasi bayi disini dapat kita saksikan saat bayi menangis, kebanyakan orang mungkin hanya menganggap itu hal berisik yang mengganggu. 

Padahal, tangisan tersebut merupakan salah satu cara bayi tersebut berkomunikasi dengan orang di sekitarnya dan tangisan itu juga dapat berupa kode bahwa bayi memerlukan atau membutuhkan sesuatu dari kita yang sudah dewasa. Saat mereka melihat wajah kita, bayi juga sebenarnya sedang mempelajari cara berkomunikasi. Namun, hal ini kerap tidak kita sadari. 

Perkembangan bahasa pada anak memang berbeda, anak tidak menunjukkan perubahan secara langsung dengan mengeluarkan kata-kata begitu saja. Pada anak ada tahapan-tahapan yang dilalui untuk mencapai perubahan yang sempurna. Berikut ini pembahasan tentang perkembangan bayi dalam memahami bahasa berdasarkan usia:

  • Usia 0 -- 12 bulan; pada tahap ini anak usia yang masih 0-3 bulan anak hanya menangis sebagai tanda bahwa ia menginginkan sesuatu, kadang anak juga mengeluarkan suara seperti "aahh". 

  • Selanjutnya,  sudah mampu merespon suara yang sudah familiar di telinganya seperti tertawa, memainkan air liurnya, perkembangan selanjutnya anak sudah mampu menggerakkan tubuhnya sebagai tanda pengekspresian kepada lawan bicaranya. 

  • Anak juga dapat melafalkan kata singkat seperti "mama". Selanjutnya, anak sudah mulai mampu mengulang konsonan dan paham perintah verbal.

  • Usia 1 -- 3 tahun; cara bicara anak sudah berkembang dibanding usia sebelumnya. anak mulai mampu memahami kata-kata tunggal dan sederhana walaupun belum begitu jelas seperti "sakit" menjadi "tatit", kemudian anak akan memproduksi kata itu seperti saat kita bilang tepuk tangan maka anak akan ikut bertepuk tangan. anak juga dapat memperkenalkan bagian tubuhnya seperti menunjuk hidung, mulut dan lainnya. 

  • Semakin bertambah usianya anak mampu mengingat nama ayah dan ibunya, nama-nama binatang, dan hal menarik lainnya. Pada usia ini, jika anak merasa lapar atau menginginkan sesuatu dia juga sudah bisa mengatakan kalimat sederhana seperti "ma, mau makan", banyak bertanya nama-nama hewan dan benda yang baru ia temukan, dan akan memiliki banyak kosa kata baru yang sering ia dengar sehari-hari.

  • Usia 3 -- 5 tahun; cara berbicara anak pada usia ini sudah semakin jelas dan dapat dipahami orang sekitarnya. Mereka mampu menyampaikan maksud tersendiri dan mengutarakan keinginannya. Anak juga sudah lancar berbicara dan memiliki kosa kata banyak dan akan terus berkembang seiring bertambahnya usia beliau. 

  • Jika kita bertanya pada anak usia ini juga mereka mampu menjawab walaupun hanya dengan kalimat sederhana. Misalnya kita bertanya "kenapa pakai celana pendek?" anak akan menjaawab "iya, panas". Anak usia ini juga sudah bisa mengarang cerita sederhana yang terlintas di pikirannya.

Nah, melalui pemahaman orang tua mengenai perkembangan bahasa pada sang buah hati maka akan lebih mudah menyesuaikan dengan perkembangan apa yang seharusnya sudah anak lewati. 

Jika terjadi hambatan, orang tua juga akan lebih sigap mencari jalan keluarnya. Karena beberapa cara meningkatkan kemampuan reseptif bahasa anak dengan cara melatih anak seperti kontak mata langsung, mengulangi kata-kata yang diucapkan, memperkenalkan urutan perintah kita, dan menyederhanakan bahasa agar anak paham.

Jika terjadi gangguan reseptif bahasa pada anak, maka akan terjadi beberapa dampak seperti:

  • Tidak mau melakukan interaksi sosial
  • Gangguan pada literasinya
  • Anak tidak memahami secara utuh apa yang dikatakan orang lain.

Sedangkan ciri-ciri anak yang mengalami permasalahan reseptif seperti:

  • Mengalami kesulitan dalam mendengarkan bahasa
  • Sulit bersosialisasi dengan teman seumurannya
  • Sulit menyimak apa yang kita katakan
  • Tidak mengikuti intruksi seperti anak sebayanya
  • Saat diberi pertanyaan, ia akan memberi jawaban yang tidak masuk akal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun