Mohon tunggu...
Anggi Sri Wahyuni
Anggi Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mengagumi tiap kalimat dan jatuh cinta pada setiap kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengukir Ilmu di Negeri Terpencil

16 Mei 2024   09:57 Diperbarui: 16 Mei 2024   10:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di suatu desa terpencil, di mana gemuruh

kota tak pernah menghampiri,

Anak-anak tumbuh dalam kesejukan alam,

di bawah langit yang biru.

Di sana, tak ada bangunan megah berdiri tinggi,

 Namun di setiap sudutnya,

Baca juga: Langit Pagi

ada nafas kehidupan yang merayap.

Mereka adalah pelajar

tanpa bangku dan tulisan di papan hitam,

Baca juga: Serpihan Impian

Namun mereka tak pernah kekurangan hasrat untuk belajar.

 Dari mentari pagi hingga senja meredup,

Mereka menjelajahi dunia dengan mata dan hati yang terbuka.

Pendidikan di sini tak berdinding, tak memiliki aturan yang kaku,

Namun setiap langkah diambil dengan tekun dan penuh semangat.

Mereka belajar dari suara angin yang berbisik di hamparan sawah,

 Dan dari riak air yang mengalir di sungai kecil yang meliuk-liuk.

Meski jarak memisahkan mereka dari pusat pengetahuan,

Namun semangat mereka tetap menyala, tak pernah pudar.

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang membangun masa depan,

 Di negeri terpencil yang menjadi tempat mereka mengukir ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun