Mohon tunggu...
anggi raysa
anggi raysa Mohon Tunggu... Mahasiswa - semoga suka

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Proses Perkembangan Anak Siswa SD

14 Januari 2022   07:50 Diperbarui: 14 Januari 2022   07:56 3961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan dasar merupakan pendidikan formal pertama yang dilalui anak. Pendidikan Dasar ibarat gerbang utama pendidikan anak untuk menapakai masa depan. Melalui tahapan ini banyak hal yang diperoleh anak-anak, seperti pendidikan akademis, kognitif, sosial, moral dan juga emosi. 

Pembelajaran ini nantinya akan menjadi landasan pendidikan sebagaimana yang ditumbuhkan dengan cara ataupun metode yang sesuai melalui proses belajar mengajar yang berkesinambungan. Pendidikan dasar ini nantinya akan menjadi langkah awal anak-anak untuk diteruskan ke jenjang selanjutnya.

Siswa Sekolah Dasar adalah individu unik yang memiliki karakterisitik khas dan spesifik. Hal ini karena pada dasarnya setiap siswa adalah individu yang sedang berkembang. 

Perkembangan siswa akan dinamis sepanjang hidup dimulai dari lahir hingga akhir hayat. Pendidikan maupun pembelajaran yang dominan akan memeberikan kontribusi dalam membantu mengarahkan perkembangan siswa agar menjadi kreatif dan optimal. Tujuannya, agar setiap siswa memiliki irama serta kecepatan perkembangan yang berbeda.

Perkembangan siswa adalah salah satu aspek penting dalam proses belajar. Semua aktivitas proses belajar harus bertumpu pada kebutuhan siswa dan menunjang dalam aspek masyarakat. 

Fase perkembangan yang dilalui siswa harus dipahami oleh sang guru, agar proses pembelajaran tidak mengalami hambatan psikologis yang berdampak tidak optimalnya proses belajar.

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku individu maupun kelompok dalam proses pendewasaan diri melalui pengajaran dan pelatihan. 

Adapun perkembangan merujuk pada proses menuju kesempurnaan yang tidak akan terulang berdasarkan pematangan, pertumbuhan dan pembelajaran. 

Pandangan psikologi menjabarkan bahwa perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kualitatif dan kuantitatif individu dalam perjalanan hidupnya. Mulai dari masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga dewasa.

Tahap perkembangan anak usia sekolah terdiri dari dua masa perkembangan, yakni masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Pada masa tersebut seorag guru harus memahami dan mempelajari aspek perkembangan peserta didiknya sebagai kompetensi seorang guru. 

Melalui hal tersebut dapat diantisipasi dengan berbagai upaya dengan cara memfasilitasi perkembangan peserta didik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 

Selain itu, antisipasi harus dilakukan untuk mencegah berbagai kendala maupun masalah yang akan menghambat perkembangan anak khususnya anak sekolah dasar. 

Semua anak memiliki aspek perkembangan dengan jumlah perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. 

Sebagai contoh, anak yang unggul dibidang akademik namun lemah dibidang nonakademik, kemudian unggul pada aspek kognitif namun lemah pada aspek sosial atau sebaliknya. Faktor yang mempengaruhi hal ini seperti faktor gen dan faktor lingkungan.

Anak usia 7 tahun, akan berada pada fase menyukai kegiatan menulis cerita serta menceritakan sebuah kisah terutama cerita khayalan seperti dongeng (Allen, 2010). Anak  sudah mampu menggunakan susunan bahasa dan kalimat orang dewasa. 

Pola yang digunakan disesuaikan dengan posisi geografis dan budaya anak. Anak pada usia ini telah mampu menggunakan kata keterangan dan kata-kata yang bersifat deskriptif. 

Pada masa ini, anak juga telah mampup menggunakan gestur tubuh dalam proses percakapan. Siswa pada masa ini akan mampu mengkritik hasil kaya sendiri seperti "Gambar yang dibuat Andi lebih bagus daripada yang aku buat". 

Pada masa ini anak juga sudah mampu membesar-besarkan suatu permasalahan, seperti "Kemarin aku membeli boneka yang sebesar lemari". Anak juga mampu menjelaskan suatu kejadian berdasarkan kebutuhannya dan kemampuannya dalam menceritakan pengalaman yang mereka lalui secara rinci. 

Anak juga telah mampu memahami kalimat perintah dan menjalankan perintah tersebut. Mereka juga mampu menulis pesan singkat dan catatan yang diberikan kepada temannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pebriana (2017), yang menyatakan bahwa  anak berusia 7 tahun sudah mampu saling menulis pesan singkat kepada teman sebayanya.

Usia 8 tahun anak sudah memiliki kemampuan menceritakan cerita lucu dan memberikan teka-teki  kepada lawan bicara (Allen, 2010). Kemampuannya dalam memahami dan elkasankan perintah dapat dilakukan dalam beberapa tahap. Biasanya anak usia 8 tahun juga meminta lawan bicaranya untuk mengulang kembali perintah yang belum dimengerti. 

Anak pada usia ini juga memiliki ekmampuan membaca dan memahami isi bacaan. Anak telah mampu menulis dan mengirim  surat secara deskriptif, imajinatif dan mendetail. Anak akan mampu melakukan pengulangan terhadap kosakata popular dan bermakna negatif. Anak usia 8 tahun juga mampu menyampaikan pujian maupun kritikan kepada orang lain. 

Pada masa ini anak-anak juga mampu menyesuaikan tulisan dengan aturan tata kalimat yang baik. Anak pada masa ini juga tertarik dengan bahasa-bahasa isyarat atau kode atau lebih popular dengan kata rahasia. 

Selain kemampuan di atas, anak usia 8 tahun juga telah mampu berkomunikasi dengan orang dewasa secara baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ardini (2012), yang menyatakan bahwa anak usia 8 tahun sudah mampu untuk berkomunikasi secara lancer dengan orang dewasa.

Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (middle childhood). Pada masa inilah anak- anak disebut sedang berada di usia matang untuk belajar. 

Hal ini karena, anak-anak usia ini memilki keinginan untuk menguasai kecakapan-kecapakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah. Hal ini sebagai salah satu tanda permulaan periode sekolah. Periode sekolah ditandai dengan anak tidak lagi bersikap egosentris terhadap keluarga, melainkan akan timbul sikap objektif dan empiris. 

Jadi dapat disimpilkan bahwa telah terbentuk sikap intelektualitas pada anak usia 6-12 tahun. Lara Fridani (2009), menyatakan bahwa masa usia sekolah sering disebut sebagai masa intelektual atau dikenal dengan masa keserasian sekolah. Pada masa-masa ini, anak telah mampu menggunakan dua indra secara bersamaan, seperti menjadi pendengar yang baik sekaligus  melakukan proses yang didengar. 

Anak juga telah mampu memahami makna tersirat dari setiap pesan yang disampaikan. Pada fase ini anak juga telah mampu memahami kosa kata yang bersifat sarkasme serta. Pada usia ini anak juga telah mampu memahami berbagai bentuk dan pola gaya bahasa yang disesuaikan dengan lingkungannya.

Pemahaman tentang anak adalah suatu awal keberhasilan dalam pendidikan. Dunia anak merupakan dunia bermain, dimana saat mereka bermain anak-anak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. 

Maslichatoen mengungkapkan bahwa "bermain adalah tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak Usia Sekolah Dasar, melalui kegiatan bermain, anak akan dapat mencapai tujuan berupa kebutuhan dan tuntutan perkembangan dimensi dari kreativitas, motorik, bahasa, emosi, sosial, kognitif, nilai dan sikap hidup".

Kemudian fase perkembangan anak akan sesuai dengan tugas perkembangan anak. Oleh karenanya, guru sebagai salah satu penggerak pendidikan harus mampu menjadi fasilisator agar perkembangan anak SD padat sepenuhnya terpenuhi dan mampu memberikan inovasi dalam  pembelajaran agar terus berkembang dari masa ke masa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun