Mohon tunggu...
Anggi Putri Maharani
Anggi Putri Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengupas Isi dan Keadaan Museum Purbakala Patiayam Kudus

5 Juni 2022   01:42 Diperbarui: 5 Juni 2022   01:54 3294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Museum Purbakala dengan satu gedung dan memiliki dua lantai (sabtu sore 4/6/2022)

Fosil yang ditemukan ini seperti fosil rahang bawah gajah purba (Stegodon), fosil rahang bawah stegodon ditemukan oleh Rakijan Mustofa pada hari Sabtu, 27 Juni 2009 di Bukit Gondorio, Pegunungan Patiayam, Jekulo Kudus. 

Yang kedua fosil gading gajah purba, fosil gading gajah purba ini ditemukan pada Formasi Slumit (Plestosen Bawah) yang terdiri dari lapisan batu pasir tuffa berwarna putih abu-abu dengan kisaran umur 750.000-1.5 juta tahun. 

Fosil-fosil fauna laut seperti moluska (Gastropoda dan bivalvia), ikan hiu (Lamnide dan Charcharhiniiidae), babi (Suidae) kuda sungai (Hippopotamidae) gajah (Elephantidae), kerbau-banteng (Bovidae), dan rusa Cervidae), dan ada juga tempurung atas kura-kura, tempurung atas penyu air tawar, lalu ada Fragmen fosil Scapula Stegodon sp. Dan juga dikenal sebagai tulang bahu, tulang belikat atau tulang yang menghubungkan tulang humerus (tulang lengan atas) dengan klavikula (tulang selangka). 

Ditemukan pada tahun 2013 di wilayah Selalang Tanjung Rejo, Jekulo Kudus. Selanjutnya ada Fragment Cranium Stegodon Sp. Ini merupakan bagian dari kepala gajah purba (Stegodon Sp. Fragment fosil ini ditemukan pada tanggal 29 Oktober 2014 oleh Bapak Ari Mustaqim yang lokasi penemuannya di ladang  umbi-umbian yang lapisan tanahnya termasuk Formasi Slumprit.

Museum itu dijaga oleh petugas dan diberikan perawatan yang sebaik mungkin karena museum purbakala itu menjadi saksi bisu warga Kudus, sehingga dengan adanya museum itu bisa menjadikan sarana pembelajaran khususnya bagi anak-anak menjalani jenjang pendidikan. Tujuannya adalah untuk mengetahui peninggalan-peninggalan kehidupan zaman purbakala. 

Museum Purbakala Patiayam ini menjadi objek dimana traveler bisa merasakan sensasi pergi ke masa pra-sejarah dan mengintip sekilas tentang kehidupan nenek moyang. Perlu anda ketahui juga, di pegunungan Patiayam terdapat sebuah goa yang bernama Goa Patiayam atau goa Goa Dalem. 

Nah untuk menuju goa, kita bisa datang dari desa Terban dan desa Gondoharum (RW 4, dusun Kaliwuluh) dengan mengendarai kendaraan motor lalu berjalan kaki soalnya jalannya nanjak menerjang hutan dan jalan setapak.

Meski dengan adanya Museum Purbakala yang menyimpan benda-benda dizaman purba tersebut , serta untuk masuk pun gratis tidak dipungut biaya. Ditempat lokasi disediakan kotak amal jika ingin mengisi seiklasnya, begitu juga masih sepi pengunjung sekitar 20 orang perhari terkadang kalau ada rombongan wisata sekolah juga ramai. 

Tempatnya bersih dan dilengkapi dengan ac sehigga pengunjung merasa nyaman, tempatnya dijaga dan dirawat oleh petugas penjaga Museum. Saya dan teman saya yang rumahnya dekat Museum Sabtu sore mengunjungi tempat tersebut sehingga saya bisa melihat dan mengamati peninggalan masa purba, dan menanyakan mengenai bagaimana kondisi keadaan Museum kepada petugas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun