Jawa Timur mampu menurunkan angka kemiskinan hingga 2,35 persen atau sebanyak 684.530 orang.
Sementara DKI Jakarta dalam kurun waktu yang sama, angka kemiskinan di provinsi ini justru bertambah 0,97, atau sebanyak 126.340 orang.
Jika melihat data BPS pusat tersebut, upaya Ganjar dalam menurunkan angka kemiskinan rupanya justru yang paling berhasil dibanding pemimpin lain. Artinya kinerja serta program yang dijalankan Ganjar Pranowo benar-benar membuahkan hasil.
Tentu saja fakta itu hanya bisa dicerna oleh orang yang berakal sehat. Kalau sudah tidak suka atau benci hanya karena mendukung calon lain, data ilmiah tersebut tidak akan diakui, bahkan mungkin nggak bakal dianggap.
Kubu seberang akan terus menggunakan isu Jateng provinsi termiskin yang sebenarnya adalah hoax, sebagai alat untuk menyerang Ganjar. Karena memang sulit menemukan kelemahan Ganjar. Sehingga segala cara dipakai, termasuk menebar kebohongan.
Serangan itu selain bertujuan menjatuhkan kredibilitas Ganjar, tentu juga  dimaksudkan untuk menjunjung capres pilihan mereka yang sebenarnya justru tidak mampu menunjukkan hasil kinerjanya.
Situasi ini juga sama persis dengan ajakan pergi ke dukun ketimbang mempercayai seorang dokter. Jelas menyesatkan sekaligus membahayakan.
Sebab pada kenyataanya menurunkan angka kemiskinan juga butuh keahlian. Perlu strategi yang matang dan komitmen yang besar dari pemimpin. Dan lagi dibutuhkan tindakan konkrit. Bukan hanya soal keyakinan, bukan janji manis, apalagi dengan cara membakar kemenyan ataupun menebar kembang tujuh rupa.
Tapi ternyata Ganjar juga tidak ambil pusing dengan serangan yang dialamatkan kepadanya. Ia terus saja bekerja. Ia terus merampungkan program bedah rumah tak layak huni milik warganya, yang sampai sekarang sudah ada 1.041.894 unit rumah telah direnovasi.
Bisa jadi itulah cara Ganjar Pranowo menanggapi serangan. Ia tidak perlu berkata-kata, tapi lebih memilih menjawabnya dengan hasil kerja. Indah sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H