Mohon tunggu...
Sobar Harahap
Sobar Harahap Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebenaran harus disampaikan

Love your story

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDI Nolak Ganjar? Hanya Gimmick

11 April 2022   12:50 Diperbarui: 11 April 2022   13:27 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: IG Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo menjadi salah satu kandikat kuat yang diperhitungkan untuk menggantikan kepemimpinan Jokowi. Namanya tidak pernah bergeser berada di tiga besar lembaga survei kredibel tanah air.

Indikator Politik Indonesia pada Senin 4 April 2022 merilis, dari ketujuh nama tokoh capres yang disodorkan, responden terbanyak melabuhkan pilihannya pada sosok Ganjar, disusul Prabowo dan Anies Baswedan.

Ganjar memperoleh suara 27,6 persen, bersaing ketat dengan Prabowo Subianto yang memperoleh dukungan 27,4. Sedangkan Anies Baswedan mengantongi 22,0 persen.

Ketiganya cukup populer dan punya basis pendukung yang kuat. Kita pun dituntut lebih jeli untuk melihat siapa sosok yang paling layak memimpin negara besar ini.

Kepopuleran saja memang bukan ukuran mutlak untuk dijadikan patokan. Ada beberapa faktor yang justru amat penting, yaitu model kepemimpinan, termasuk cara komunikasi.

Ridwan Kamil adalah sosok populer, instagramnya punya 15,2 juta pengikut, paling banyak dari ketiga tokoh tersebut. Dia juga termasuk sosok pemimpin yang mengikuti perkembangan tren, wira-wiri di media, namun nyatanya di pasar capres dia kurang begitu laku.

Memang pemilu masih dua tahun lagi. Tapi mempelajari kandidat tidak harus menunggu-nunggu momen tertentu, sebab baik dan buruk kebijakan yang mereka buat kelak akan kita rasakan juga.

Ganjar Pranowo banyak diakui memiliki komunikasi yang paling baik diantara ketiganya. Dia lugas, tegas dan langsung mengarah ke persoalan. Ketegasannya juga tidak tumpul ke atas.

Lihatlah saat Ganjar menyentil Kementerian Perdagangan terkait permasalahan minyak goreng. Bahkan dia langsung mendatangi salah satu BUMN perdagangan dan logistik, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) karena keterlambatan pasokan minyak untuk Jateng.

Minyak goreng yang dijanjikan akan tiba ke Jateng tanggal 3 April itu molor. Bahkan saat Ganjar sidak ke lokasi, tangki minyak masih kosong. Disitulah nada bicara Ganjar mulai tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun