Hadiah Nobel Sastra
Perdebatan mengenai ketentuan dalam penilaian karya-karya sastra masih mengemuka ketika Yukiguni ditetapkan sebagai pemenang. Seringkali, terjadi batasan dalam hal “continental literatures” atau karya-karya sastra dari belahan benua dan negara tertentu sehingga menghilangkan karakter “The Literature of The Whole World”. Bagaimanapun, bila hal itu sampai terjadi maka dikhawatirkan Hadiah Nobel Sastra akan dipolitisasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja.
Dari sisi linguistik, yang menjadi satu kriteria penilaian Nobel Prize for Literature, Snow Country yang judul aslinya ini Yukiguni memang layak mendapat tempat kehormatan. Hadiah Nobel Sastra tahun 1968 yang diberikan pada Yasunari Kawabata menggambarkan pengecualian dalam beberapa kesulitan atau hambatan untuk melakukan penilaian terhadap karya sastra yang berbahasa Non-Eropa. Perlu 7 tahun dan empat orang ahli linguistik internasional untuk melakukan penilaian terhadap Yukiguni. Demi untuk mencapai “a global distribution” hal itu perlu dilakukan pada ukuran-ukuran yang memperkuat kompetensi dalam penilaian sastra secara internasional.
Sekedar Bacaan
"Aku Ini Binatang Jalang”, Chairil Anwar, Gramedia Pustaka Utama, 2005
“Aku Kesepian Sayang, Datanglah Menjelang Kematian”, Seno Gumira Ajidarma, Gramedia Pustaka Utama, 2004
“Linguae”, Seno Gumira Ajidarma, Gramedia Pustaka Utama, 2007
“Snow Country”, Yasunari Kawabata, Gagasmedia, 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H