Filsafat Pendidikan Eksistensialisme merupakan sebuah aliran modern yang berpandangan bahwa hakekat manusia merupakan eksistensi dari manusia itu sendiri. Hakekat manusia yakni apa yang menguasai manusia secara menyeluruh, disini manusia dipandang bukan dari zat (ruh) tetapi dari segi eksistensi manusia di dunia ini.
Tokoh-tokoh dan pemikirannya
- Jean Paul
Paul merupakan pengembang filsafat eksistensialisme. Beliau mengatakan bahwa eksistensi lebih terdahulu ada dibandingkan dengan estensi. Yang artinya bahwa manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dulu, dan esensinya akan muncul ketika manusia telah mati. Dengan kata lain manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih merupakan hasil kalkulasi dari komitmennya pada masa lalu.Â
- Kierkegoard
Pemikirannya adalah tentang sebuah kritik formalitas agama di Denmark. Karyanya yaitu membahas masalah agama seperti hakekat iman, lembaga gereja Kristen, etika, dan teori-teori theologi Kristen, serta emosi perasaan individu ketika berhadapan dengan pilihan eksistensialnya.
- Martin Buber
Martin adalah seorang tokoh filsuf yang terkenal dengan filosofi dialog nya. Pemikiran ini mengembangkan hubungan pemahaman dan metode dialog perjumpaan.
- Karl Jasper
Pemikirannya yaitu tentang situasi batas, yaitu terdapat empat sebab antara lain
Kematian
Penderitaan
Perjuangan, dan
Kesalahan.Â
Keempat hal tersebutlah yang menentukan berkembang atau tidaknya Eksistensialisme dalam diri seseorang.
- Heidegger
Menurut pendapat beliau Manus adalah bahwa kita telah ada dalam dunia, dan dunia adalah sebuah karakter dari apa yang ada pada dunia itu sendiri.
- Gabriel Marcel
Beliau adalah tokoh filsafat eksistensialisme yang pertama di negara Perancis. Ia melepaskan diri dari figur seperti Jeans Paul serta memilih istilah filsafat eksistensialisme atau neokrateanisme untuk mendefinisikan sebuah pemikiran yang sangat menonjol dalam menolak filsafat sebagai sistem. Sehingga sulit untuk memahaminya, baik isi maupun penguraiannya. Ia mencapai puncak pemikirannya pada era perang dunia ke-2. Beliau juga mengatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian melainkan harus bersama manusia lainnya, akan tetapi manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat otonom.
- Paul Tillich
Tillich adalah seorang esensialisme Kristen yang memusatkan perhatiannya kepada hakekat keberadaan. Beliau berpendapat bahwa kecemasan dan ketidak beradaan itu in heren, didalam pengalaman yang dilalui itu sendiri. Secara sederhana, orang takut akan ketidak beradaan orang itu sendiri yakni sebuah kematian yang berlawanan dengan esensi, namun juga tergantung pada eksistensi atau keberadaan. Eksistensi bersifat fanaz sementara esensi itu kekal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H