Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tukang Sampah

2 Januari 2020   01:28 Diperbarui: 2 Januari 2020   01:23 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di depan rumahnya, ada sekitar sepuluh orang warga setempat yang berkumpul. Sabar meminta istrinya untuk tidak membukakan pintu sebelum dia berhasil menelpon Mandor Jarwo yang sejak tadi masih berbunyi tulalit.

Sabar membuka-buka buku alamat kecil lusuh berulang-ulang. Mencari barangkali saja ada nomor lain Mandor sampah itu. Entah sudah berapa kali dia membolak-balikkan buku berujuran kartu pos yang bersampul plastik hitam itu. Tak ada.

Dengan telepon android lamanya dia cocokkan lagi satu-satunya nomor milik Mandor Jarwo. Lalu ditekannya lagi nomor itu dan hanya ada jawaban suara perempuan yang renyah: nomor yang anda tuju sedang di luar area.

"Gimana Pak?" tanya istrinya.

"Di luar area."

"Itu artinya telepon dimatikan."

"Sontoloyo, asu, bajingan," kutuk Sabar.

"Huss," kata istrinya menenangkan suaminya, "jangan bicara begitu."

"Dasar mandor tak tahu diri, giliran ada masalah kabur," tambah Sabar menekan lagi nomor itu tanpa putus asa.

Istrinya mengintip dari balik jendela. Tetangga-tetangganya yang sedang berdemo di depan rumahnya adalah orang-orang kaya dan penting. Bu Martini, anggota DPRD; Pak Rehan, wakil camat; Pak Joko, pengusaha tambang; Pak Tarno, pengurus majlis taklim. Juga ibu-ibu kaya yang tinggal di kawasan itu. Mereka paling getol protesnya.

Sabar adalah pemungut sampah kota. Beberapa hari ini, para pengumpul sampah melakukan protes mogok kerja. Masalah berawal ketika mandor mengatakan bahwa mulai bulan ini pengambilan sampah dilakukan setiap hari, termasuk hari minggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun