Mohon tunggu...
Anggia putri ramadhani
Anggia putri ramadhani Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Terakhir Agalia Alshava

23 Januari 2024   01:05 Diperbarui: 23 Januari 2024   13:55 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemeran drama :

Agalia berperan menjadi peran utama dari drama Bunga terakhir Agalia Alshava

Adhikari berperan menjadi papa dari Agalia

Ishana berperan menjadi mama dari Agalia

Daniswara berperan menjadi teman laki laki Agalia

BAB I

Pagi itu, embun di rumahku tak terasa menyegarkan sama sekali. Perkenalkan, namaku Agalia Anastasya. Aku lahir hari keluarga yang sederhana Mama ku bernama Ishana Papa ku bernama Andhikari, aku besar di Palembang sumatra selatan, tepatnya di kecamatan Plaju, Pagi ini aku harus menerima kenyataan terberat dalam hidupku, tentang keluargaku yang tidak utuh lagi.

Mama  : (Menghampiriku yang baru turun dari tangga) "Kamu mau ikut mama atau papa?"

Agalia  : "Papa sama mama mau pisah?" (Tidak percaya)

Papa    : "Iya, Nak." (Dingin)

Agalia  : "Aku nggak bisa milih, Mah. Pa." (Bingung)

Mama  : "Kalau begitu, kamu ikut mama saja." (Tegas)

 Papa   : "Ya sudah, kalau gitu. Yera, kamu ikut mamamu. Untuk kebutuhanmu, akan tetap papa penuhi." (Sambil keluar dari rumah yang sudah kami tempati bertahun-tahun)

Dadaku terasa sangat sesak. Rasanya seperti dunianya runtuh dalam semalam. Sebenarnya, aku sudah mulai merasakan perubahan sikap mamah dan papah akhir-akhir ini. Tapi, aku lebih memilih untuk diam, sampai akhirnya mereka mengatakan hal itu padaku.

 Agalia : "Papa sama mama kenapa bisa pisah, Mah?" (Suara bergemetar)

Mama  : "Papamu selingkuh, Nak. Mamamu sudah nggak kuat." (Menangis)

Agalia  : "Ma, papah jahat banget, ya?" (Marah)

Mama  : "Lebih dari jahat." (Sakit hati)

Agalia  : "Mama, jangan nangis. Masih ada aku di sini, Ma." (Menghibur)

Mama  : "Sini, peluk mamamu, Nak." (Memelukku erat)

Aku tinggal bersama ibuku yang bernama  Ishana , Gadis malang itu tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, karena orang tuanya berpisah. Kini, aku dan ibuku tinggal di rumah nenekku.

BAB II

Lima tahun kemudian, Agalia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cerdas. Ia kuliah di salah satu universitas ternama di Palembang, yaitu Universitas sriwijaya Agalia mengambil  jurusan sastra. Ia bercita-cita menjadi penulis yang sukses seperti ibunya, yang kini sudah menjadi editor di sebuah majalah wanita. Agalia dan ibunya sudah pindah dari rumah neneknya ke sebuah Apartemen kecil di pusat kota, karena Agalia juga yang sudah memasuki Universitas. Kini Agalia tidak pernah lagi berhubungan dengan papanya yang bernama Andhikari, yang sudah menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak.

Agalia memiliki seorang sahabat yang bernama Daniswara. Daniswara adalah kakak kelasnya sejak SMA, dan juga kuliah di universitas yang sama, dan Daniswara juga mengambil kuliah jurusan sastra yang sama dengan Agalia. Daniswara adalah seorang cowok yang ganteng, pintar, dan baik hati. Ia selalu ada untuk Agalia, baik di saat senang maupun sedih. Daniswara diam-diam menyukai Agalia, tapi ia tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya, karena ia takut merusak persahabatan mereka.

Suatu hari, Agalia mendapat tugas dari dosen sastranya untuk membuat naskah drama yang akan dipentaskan di acara Dies Natalis universitas sriwijaya, Agalia sangat antusias dengan tugas itu, karena ia memang suka menulis. Ia pun meminta bantuan Daniswara untuk menjadi partner kerjanya, karena ia tahu Daniswara adalah kakak tingkatnya kini  yang sudah terlebih dahulu  untuk  membuat naskah drama untuk acara Dies Natalis Universitas .

Agalia        : (Menelepon Daniswara ) "Halo, kak Danis . Kamu lagi apa?"

Daniswara : (Mendengar suara Agalia, hatinya berdebar) "Halo, Lia . Aku lagi di kampus, baru selesai kelas. Kamu gimana?"

Agalia        : "Aku juga baru pulang dari kampus. Eh, kak.  aku  boleh minta tolong ga?."

Daniswara  : "Boleh, Apa tuh? Ada apa?"

Agalia       : "Aku kan dapet tugas dari dosen sastra untuk bikin naskah drama. Kamu mau nggak jadi partner kerjaku?"

Daniswara : (Senang mendengar permintaan Agalia, tapi berusaha bersikap biasa saja) "Oh, naskah drama ya? Boleh lah, aku mau kok. Emangnya kapan deadline-nya?"

Agalia     : "Dua minggu lagi. Naskah dramanya harus minimal 2000 kata, dan harus ada dialog. Genrenya bebas, tapi aku pengen bikin yang romantis drama. Gimana?"

Daniswara : "Romantis drama? Wah, cocok banget buat kamu yang suka baca novel-novel cinta. Aku sih nggak masalah, asal kamu yang jadi sutradaranya."

Agalia     : "Hahaha, makasih ya, Kak Danis . Kamu emang sahabat terbaikku. Ayo, kita mulai kerjain sekarang. Kamu bisa datang ke apartemenku nggak?. Nanti ada mamah ku juga, nanti aku siapin pisang goreng kesukaan kamu "

Daniswara : " Waaah ayoo, bisa kok, aku sekarang langsung kesana ya. Tunggu aku sebentar."

Agalia         : "Oke, sampai ketemu ya. Bye."

Daniswara   : "Bye."

Daniswara pun segera berangkat menuju apartemen Agalia, dengan membawa laptop dan buku-buku referensi. Ia berharap bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekatkan diri dengan Agalia , dan mungkin juga mengungkapkan perasaannya. Ia tidak tahu bahwa nasib akan membawanya ke arah yang berbeda.

Setelah bekerja keras selama dua minggu, dalam perjalanan nya membuat naskah drama ternyata Agalia dan Daniswara samasama memiliki perasaan yang sama sejak lama, dan Agalia pun sedang mencoba untuk daftar beasiswa untuk kuliah di Universitas luar negri dan pada akhirnya Agalia pun keterima untuk kuliah di Georgetown University, Amerika, dalam perjalanan nya bersama Daniswara selama dua minggu membuat naskah drama dan kehidupan mereka berdua yang tidak bisa ditebak yang ternyata saling jatuh cinta sejak lama dan Agalia yang keterima beasiswa di Luar negri . Dan pada akhirnya Agalia dan Daniswara berhasil menyelesaikan naskah drama mereka. Naskah drama itu berjudul Bunga terakhir Agalia Alshava , yang terinspirasi dari nama dan kisah hidup Agalia sendiri. Naskah drama itu menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Agalia , yang hidupnya berubah setelah orang tuanya bercerai. Ia  kenal  dengan seorang laki laki  yang bernama Daniswara , yang menjadi sahabat dan cinta sejatinya. Namun, hubungan mereka diuji oleh keadaan, ketika Agalia  mendapat beasiswa untuk kuliah di luar negeri, sedangkan Daniswara harus tinggal di Indonesia untuk merawat ibunya yang sakit. Agalia pun harus memilih antara cinta dan cita-citanya.

Agalia dan Daniswara sangat bangga dengan hasil karya mereka. Mereka pun mempersiapkan diri untuk mementaskan naskah drama itu di acara Dies Natalis universitas. Agalia menjadi pemeran utama, sedangkan Daniswara menjadi pemeran pendukung. Mereka juga dibantu oleh teman-teman mereka yang lain untuk mengurus hal-hal teknis, seperti kostum, properti, musik, dan pencahayaan.

Hari H pun tiba. Agalia dan Daniswara bersiap-siap di belakang panggung, sambil menunggu giliran mereka tampil. Mereka berdua merasa gugup, tapi juga bersemangat.

Agalia       : (Memegang tangan Daniswara ) "Kak Danis , aku deg-degan banget. Gimana kalau kita salah ngomong, atau jatuh, atau ditertawain orang?"

Daniswara : (Menyeka keringat di dahinya) "Tenang aja, Lia. Kita udah latihan banyak kok. Lagian, naskah drama kita bagus banget. Pasti orang-orang suka. Kamu jangan takut, aku ada di samping kamu."

Agalia       : (Memandang Daniswara dengan penuh rasa terima kasih) "Makasih ya, Kamu emang sahabat terbaikku. Tapi, kamu juga lebih dari itu. Kamu adalah cinta sejatiku."

Daniswara : "Lia, kamu juga cinta sejatiku. Aku kita mau selalu bareng bareng bagaimanapun keadaannya nanti."

Agalia         : (Menarik Daniswara ke pelukannya) "Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku mau kita selalu bersama."

Daniswara : (Memeluk Agalia dengan erat) "Aku sayang kamu, Lia."

Agalia       : "Aku juga sayang kamu, Kak Danis."

Mereka pun berpelukan, tanpa menyadari bahwa panggung sudah siap untuk mereka. Tiba-tiba, terdengar suara pengeras suara yang memanggil nama mereka.

Pengeras suara: "Sekarang, kita akan menyaksikan naskah drama yang dibuat oleh Agalia Alshava dan Daniswara , dengan judul Bunga terakhir Agalia Alshava. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk mereka!"

Agalia dan Daniswara terkejut, dan segera melepaskan pelukan mereka. Mereka melihat ke arah panggung, dan melihat banyak orang yang sudah menunggu mereka. Mereka pun bergegas menuju panggung, sambil memegang tangan satu sama lain. Mereka berdiri di depan penonton, yang sudah bersiap-siap untuk menyaksikan drama mereka. Mereka berusaha menenangkan diri, dan mengingat naskah yang sudah mereka hafal.

Naskah drama itu berlangsung dengan lancar. Agalia dan Daniswara berhasil memerankan karakter mereka dengan baik, dan menunjukkan chemistry yang kuat. Penonton terbawa emosi dengan cerita yang romantis dan realistis. Mereka tertawa, menangis, dan bersorak-sorai bersama.

BAB III

Pada Beberapa bulan kemudian tibalah hari dimana Agalia akan pergi melanjutkan kuliahnya di Amerika, Daniswara ikut mengantarkan Agalia kebandara, sesampainya dibandara tempat mereka akan berpisah. Agalia akan terbang ke Amerika, tempat ia akan melanjutkan kuliahnya. Daniswara sudah mengantar Agalia sampai ke pintu masuk, dan memberikan hadiah terakhirnya.

Daniswara : (Memberikan sebuah bunga mawar merah kepada Agalia) "Lia, ini untuk kamu. Bunga terakhirku. Bunga terakhir Daniswara."

Agalia     : (Menerima bunga itu, dan menatap dengan haru) "Kak, terima kasih sudah mendukungku. Terima kasih sudah membuat hidupku berwarna. Terima kasih sudah menjadi sahabat dan cinta sejatiku. Aku bahagia bersamamu."

Daniswara : (Memeluk Agalia dengan erat, dan menangis) "Lia, aku juga bahagia bersamamu. Aku juga mendukungmu. Aku juga mencintaimu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku nggak bisa hidup tanpamu."

Agalia       : (Melepaskan pelukan, dan tersenyum) "Kak, kamu harus kuat. Kamu harus terus hidup. Kamu harus mengejar mimpi-mimpimu. Kamu harus bahagia. Aku akan selalu ada di hatimu. Aku akan selalu menunggumu. Aku akan selalu mencintaimu."

Daniswara :  "Aku juga akan selalu mencintaimu, Lia."

Agalia berlari menuju pintu masuk. Ia menoleh sekali lagi, dan melambaikan tangannya kepada Daniswara. Daniswara pun melambaikan tangannya balik, dan tersenyum. Ia tahu bahwa ini bukan akhir dari kisah cinta mereka, tapi awal dari kisah cinta yang baru. Kisah cinta mereka yang abadi.

Karena ada cita cita dan cinta yang harus mereka kejar, dan mereka menjalani hidup kembali dengan seharusnya, dengan hal hal yang seharusnya mereka lakukan, hingga mereka akan bertemu lagi disuatu saat nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun