Mohon tunggu...
Anggia putri ramadhani
Anggia putri ramadhani Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Terakhir Agalia Alshava

23 Januari 2024   01:05 Diperbarui: 23 Januari 2024   13:55 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agalia  : "Aku nggak bisa milih, Mah. Pa." (Bingung)

Mama  : "Kalau begitu, kamu ikut mama saja." (Tegas)

 Papa   : "Ya sudah, kalau gitu. Yera, kamu ikut mamamu. Untuk kebutuhanmu, akan tetap papa penuhi." (Sambil keluar dari rumah yang sudah kami tempati bertahun-tahun)

Dadaku terasa sangat sesak. Rasanya seperti dunianya runtuh dalam semalam. Sebenarnya, aku sudah mulai merasakan perubahan sikap mamah dan papah akhir-akhir ini. Tapi, aku lebih memilih untuk diam, sampai akhirnya mereka mengatakan hal itu padaku.

 Agalia : "Papa sama mama kenapa bisa pisah, Mah?" (Suara bergemetar)

Mama  : "Papamu selingkuh, Nak. Mamamu sudah nggak kuat." (Menangis)

Agalia  : "Ma, papah jahat banget, ya?" (Marah)

Mama  : "Lebih dari jahat." (Sakit hati)

Agalia  : "Mama, jangan nangis. Masih ada aku di sini, Ma." (Menghibur)

Mama  : "Sini, peluk mamamu, Nak." (Memelukku erat)

Aku tinggal bersama ibuku yang bernama  Ishana , Gadis malang itu tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, karena orang tuanya berpisah. Kini, aku dan ibuku tinggal di rumah nenekku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun