Mohon tunggu...
Nature

Mengenal Biota Laut: Bulu Seribu "Si Predator Karang"

16 Desember 2018   12:15 Diperbarui: 16 Desember 2018   13:06 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credits: Molly Timmers

Sebagian masyarakat mengira bulu seribu termasuk hewan hermafrodit, namun pada kenyataannya jenis kelamin Si "Predator" Karang ini dapat dibedakan, loh. Bulu seribu melakukan fertilisasi secara eksternal. 

Pada saat pemijahan, bulu seribu dewasa akan melepaskan sperma dan telur secara bersamaan dan dapat menghasilkan telur sebanyak 4-65 juta. Mekanisme pelepasan secara bersamaan ini dipengaruhi oleh hormon, saat proses ini berlangsung akan dilepaskan juga feromon yang befungsi sebagai kemoatraktan sehingga merangsang bulu seribu disekitarnya untuk melepaskan gonad. Sementara itu, larva dari bulu seribu dapat menyebar pada jarak yang cukup jauh.

CARA MAKAN

Jenis makanan bulu seribu beragam bergantung pada fase hidupnya. Pada tingkat larva, makanan utama hewan ini yaitu fitolankton, setelah menjadi juvenil makanan utamanya menjadi coralline algae, sementara individu muda dan dewasa umumnya akan memakan polip yang hidup di dalam karang. Cara makan bulu seribu cukup unik, isi perut akan dikeluarkan terlebih dahulu melalui mulut, kemudian ususnya akan menutupi permukaan koloni karang sehingga pencernaan terjadi di luar tubuh bulu seribu. 

Saat berlangsung proses mencerna makanan, bulu seribu akan mengeluarkan enzim dari pyloric caeca yang dapat memecah lemak dan suatu zat kemoatraktan yang dapat merangsang bulu seribu lain untuk mendekat dan makan secara bersama. Bulu seribu muda hanya akan mencari makan pada malam hari untuk menghindar dari predator. Sementara itu, bulu seribu dewasa dapat makan pada siang maupun malam hari, individu jenis ini biasanya lebih memilih karang batu yang strukurnya mendatar, seperti genus Acropora dan Montipora.

Ledakan populasi jenis ini dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang yang berat. Seperti pada kasus ledakan populasi A. planci di Great Barrier Reef pada tahun 1960, hampir 60% terumbu karang di kawasan tersebut rusak parah. Jika kerusakan terjadi pada jenis karang massive akan membutuhkan waktu sampai 50 tahun untuk mengembaikannya ke kondisi semula, dengan asumsi tidak terdapat gangguan lain. Bulu seribu dewasa dapat bergerak dengan kecepatan 20 km per jam, dengan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari mencerna polip karang.

Daftar acuan:

Ault, L., J.M. Cardler, & C. Sussman. 2011. Acanthaster planci crown-of-thorns starfish.  diakses pada 15 Desember 2018, pk. 22.31 WIB.

Kayal, M., J. Vercelloni, T.L.D. Loma, P. Bosserelle, Y. Chancerelle, S. Geoffroy, C. Stievenart, F. Michonneau, L. Penin, S. Planes, & M. Adjeroud. 2012. Predator Crown-of-Thorns Starfish (Acanthaster planci) Outbreak, Mass Mortality of Corals, and Cascading Effects on Reef Fish and Benthic Communities. PLoS ONE 7(10): 1---9.

NOAA PIFSC. 2012. Crown-of-thorns Seastar (Acanthaster planci). . diakses pada 16 Desember, pk. 05.22 WIB.

Suharsono. 1991. BULU SERIBU (Acanthaster planci). Oseana 16(3): 1---7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun