Pada Selasa (15/08/2023), mahasiswa KKN Kolaboratif 055 Seputih melakukan pendampingan pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi. Pembuatan pupuk kompos tersebut dilakukan di salah satu dusun di Desa Seputih yaitu Dusun Tetelan. Pembuatan pupuk dilakukan di dusun Tetelan karena Dusun tersebut warganya banyak yang beternak sapi. Pembuatan kompos didampingi oleh Kepala Dusun Tetelan dan Ketua RT setempat. Praktek pembuatan pupuk dilakukan di salah satu kandang sapi milik warga setempat.
Proses pembuatan pupuk kompos kotoran sapi dilakukan dengan alat dan bahan sebagai berikut.
Bahan :
Kotoran sapiÂ
Sekam padi
EM4
Air cucian beras
Air gula
Alat yang diperlukan :
Cangkul 1 buah untuk mengaduk bahan kompos dan melakukan pembalikan.
Botol buah untuk mengambil air dan mengencerkan gula
Ember untuk mengemas kompos.
Cara pembuatan :
Bahan kompos disiapkan kotoran sapi dibawah dan sekam padi di atasnya.
Taburkan cairan EM4 dan air cucian beras secara merata.
Gula diencerkan dan disiramkan merata di atas adukan.
Aduk bahan kompos sampai rata.
Atur kelembaban 60% dengan ciri bila digenggam tidak pecah, tidak ada tetesan air dan tangan tidak basah.
Apabila kurang lembab ditambah air secukupnya.
Bahan yang sudah diaduk dimasukkan ke dalam ember.
Pembalikan dilakukan setiap minggu.
Pengecekan proses pengomposan dilakukan pada hari ketiga, apabila terasa panas, maka terjadi proses pengomposan.
Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu.
Setelah 3 minggu kompos sudah jadi ditandai dengan bahan kompos tidak panas dan tidak bau.
Ciri-ciri kompos sudah jadi dan baik adalah:
Warna kompos coklat kehitaman
Aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti bau tanah atau bau humus hutan
Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpal. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.
Pendampingan pupuk kompos kotoran sapi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengubah limbah menjadi berkah. Masyarakat desa yang memiliki sapi dapat mengelola kotoran yang ada menjadi pupuk yang dapat dimanfaatkan secara pribadi ataupun dijual. Masyarakat dapat membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Pupuk dapat digunakan untuk menyuburkan tanah sawah warga desa. Apabila produksi pupuk dalam jumlah yang banyak, warga juga dapat menjualnya kepada kios-kios tanaman ataupun menjualnya secara online.
Editor: Moh.zandy abigail, Hilalaiyatu Darojah