Sayangnya dulu, akses informasi untuk masuk perguruan tinggi masih minim. Mereka, setahu saya memilih ke SMK dan SMA dan setelah itu bekerja. Beruntung mereka mendapatkan pekerjaan yang baik. Dan menjadi sosok-sosok yang mandiri.Â
Anak-anak Mpo Lepit setahu saya juga tidak kebanyakan tingkah. Mereka hidup rukun bersama-bersama. Bahkan hingga kini. Mpo Lepit sendiri sudah cukup lama berpulang. Tapi anak-anaknya berhasil menjadi sosok yang baik hati. Demikian dengan cucu-cucunya.
Saya tak tahu apa tirakat Mpo Lepit hingga berhasil mendidik anak-anak yang luar biasa. Anak-anak yang tidak menyusahkan ibunya. Meskipun saya yakin Mpo Lepit pasti memiliki keterbatasan mendidik anak-anaknya. Sudah pasti tidak ada bekal parenting ala kekinian. Tapi yang jelas ia sangat sukses memerankan diri sebagai orangtua yang berhasil.
Tentu ada banyak orang seperti Mpo Lepit. Di tengah ragam keterbatasan yang dimiliki, mereka berhasil mendidik anak-anaknya. Ada yang harus berpisah dengan anak karena harus menjadi pekerja migran, asisten rumah tangga, pedagang keliling. Ada buruh yang bekerja pagi hingga malam atau malam hingga pagi. Mereka tentu tidak punya kemewahan pilihan untuk membacakan buku atau mendongeng sebelum tidur. Atau memberi motivasi berbuih. Atau memberi kesempatan anak untuk les ragam mata pelajaran, seni, olahraga yang mendukung anak-anak mendulang sukses di masa depan. Mereka terus berjuang. Bisa jadi kesulitan-kesulitannya tidak pernah ditampakan, diceritakan kepada orang lain.Â
Pada mereka, para orangtua yang berjuang tangguh meski kepedihan demi kepedihan selalu meliputi saya haturkan hormat.
Juga untuk Mpo Lepit. Terima kasih atas kebaikan-kebaikannya. Al Fatihah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H